Suasana sore hari ini tidak terlalu spesial, hanya ada suara kicauan burung - burung kecil, suara samar tawa para anak - anak yang sedang bermain, serta suara beberapa pedagang yang ada di sekitaran taman bermain ini.
Ini adalah kali pertamaku dan Donghyun bertemu sejak dirinya berangkat ke kota untuk menggapai mimpinya menjadi seorang idola.
Hal yang lucu awalnya, dia adalah seorang anak dari keluarga yang semuanya memiliki prestasi akademis yang bagus serta menggeluti dunia bisnis di berbagai bidang, mulai dari perkebunan sampai kesehatan, namun si anak bungsu malah memilih menjadi seorang penyanyi yang tampil di panggung.
"Ras.."
Aku meliriknya sekilas, ia berada tepat di sampingku sekarang. Kami sedang duduk di ayunan yang ada di taman ini, persis seperti dulu sewaktu kami masih kecil.
"Udah lama ya..."
"Ya, udah lama."
"Ras, kamu inget gak sih, waktu kecil kita suka main disini setiap pulang sekolah sampe sore."
Oh, tentu saja aku ingat Kim Donghyun.
"Kamu selalu nantang aku buat lomba lari dari sekolah ke taman ini," Donghyun tersenyum. "dan itu cuma buat ngerebutin ayunan di sebelah kanan, yang kata kamu lebih nyaman."
Aku terkekeh pelan, memang lucu jika mengingatnya kembali.
"Dan, kamu selalu kalah kan?"
Tawa Donghyun menjadi lepas sekarang.
"Gak masalah kok, sengaja."
Aku mengangkat sebelah alisku, aneh.
"Lagian aku lebih suka di sisi kiri kamu."
"Kenapa?"
Donghyun tersenyum, memandang mataku sejenak.
"Biar tangan kanan aku bisa mengenggam tangan kiri kamu." Donghyun meraih tangan kiriku seperti yang ia katakan. "Kayak gini."
Tanpa peduli dengan detak jantungku yang berdetak tak karuan, ia mengeratkan genggamannya dan tersenyum lebar ke arahku.
Kim Donghyun, kau terlalu bahaya untuk jantungku.
KAMU SEDANG MEMBACA
What if... #AB6IX
FanfictionHanya sekumpulan skenario singkat jika Woong, Donghyun, Woojin dan Daehwi berada dalam duniamu.