1. First Impression

55 4 0
                                    

Riri, Jiko dan Juana tengah berjalan santai dilorong sekolah sambil mengemut permen kaki. Ini hari pertama mereka menjadi kelas dua belas.

Mereka sebenarnya bukan siswa ambis, namun mereka juga bukan siswa nakal. Ya normalnya pelajar sajalah. Mereka juga bukan siswa aktif tapi mereka ikut satu organisasi masing-masing.

"Kalo udah lulus kita bisa ngemut permen kaki sambil jalan di Lorong Sekolah lagi nggak ya?" Gumam Juana.

Jiko dan Riri sontak menoleh kearah Juana lalu menggeleng kompak. "Ya tidak."

"Maksud gue tuh gue pengen merenung karena nanti kalau kita sudah lulus kita nggak akan bisa kayak gini lagi loh." Kesal Juana.

"Ya terus?" Tanya Riri dan Jiko kompak tanpa rasa bersalah.

Juana berhenti melangkah. Ia menatap Jiko dan Riri kesal. "GUE SEBENARNYA CAPEK PUNYA TEMEN KAYAK KALIAN TAPI KALO NGGAK TEMANAN SAMA KALIAN GUE NGGAK PUNYA TEMAN SELAIN KALIAN!"

"Tabah aja Neng."

"Pasrah aja udah."

Juana mengusap wajahnya pasrah. Ya Tuhan, semoga dikehidupan pararel dirinya punya teman waras.

Announcement.

Bagi seluruh siswa kelas dua belas diharap mendatangi Aula sekarang juga. Sekali lagi, bagi seluruh siswa kelas dua belas diharap mendatangi Aula sekarang juga.

Riri, Jiko dan Juana bertatapan satu sama lain ketika pengumuman itu menggema diseluruh Sekolah.

"Kenapa nih? Siapa yang buat onar nih? Ngaku lo Ji, nyabu kan lo?" Tanya Riri.

Jiko mendorong kepala Riri. "Enak aja lo! Dipikir gue lelaki apaan? Juana kali make up dipager belakang Sekolah."

"Emang gue cewek apaan?" Sahut Juana.

Riri berdecak pelan. Tidak akan ada habisnya perdebatan ini, jadi ia segera menarik lengan kedua temannya dan mereka berlarian menuju Aula.

*****

Keadaan Aula sangat ramai dan penuh. Semua orang berdesak-desakkan masuk kedalam untuk berebut kursi paling belakang karena takut ada yang membuat ulah dan yang duduk didepan yang kena imbas-nya!

Jiko dan Juana sudah ikut berdesakkan. Walaupun bau ketek satu sama lain terasa sedapnya namun ini semua demi kursi paling belakang!

Berbeda dengan Riri, gadis itu terdiam santai didekat pintu Ruangan. Menunggu semua orang masuk dahulu, ia malas ikut berdesak-desakkan.

Riri bernyanyi Lullaby - Sleeping At Last sambil menunggu semua siswa masuk kedalam.

"Masuk."

Riri menoleh, lelaki dengan jas berwarna hitam kebanggaan anak Osis bicara kearahnya.

"Iya ini mau masuk." Jawab Riri santai.

Lekaki tersebut mengangguk lalu menunduk dan tersenyum sebelum meninggalkan Riri di Luar Ruangan.

Riri melotot kaget. Demi apapun ini mungkin terdengar seperti bahasa dangdut atau alay stadium akhir tapi..

Senyumnya sangat manis! Riri tidak bohong!

Jiko tiba-tiba menarik lengan Riri kencang. "Lo ngapain Koala bodoh cuma berdiri doang? Nggak kebagian kursi nanti! Ini anak kalo bego-nya kambuh kaya orang edan."

"Santai sih Ji."

"Santai pala Koala lo!"

Riri mendengus. "Jangan bawa-bawa Ciong!"

Ciong = Nama Koala peliharaan Riri.

Akhirnya Riri, Jiko dan Juana duduk dikursi paling belakang sesuai dengan kemauan mereka. Berkat jurus lari Jiko dan Juana.

Rinjani And Universe (RAU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang