"Eps. 04"

187 37 5
                                    

"Lepasin tanganmu," tiba-tiba seorang pria mengenggam lengan Jaehyun sama eratnya dengan genggaman pria itu ke Sejeong.

"Dia kesakitan, apa kau tak melihatnya? Hentikan sikap pengecutmu itu dan lepasin dia" teriak Doyoung keras sehingga mereka menjadi pusat perhatian.

Ggrr~

Jaehyun terpaksa menurut, atau dia bisa diamuk massa karena menyakiti wanita di tempat ramai. Sejeong langsung bersembunyi di belakang pria itu.

"Woahh~ sejak kapan kau ikut campur urusan orang. Doyoung'ssi?" Ledek Jaehyun.

Aku akan terus ikut campur jika melihat pria pengecut sepertimu yang hanya bisa melawan wanita lemah,"

"Lemah kau bilang? Hei~ dia menamparku tadi pagi, kau pikir dia lemah? Kau lupa dia siapa? Dia ratu drama, saat ini dia juga sedang berakting," cibir Jaehyun.

"Itu urusanku. Aku yang akan menilai sikap Sejeong, jadi lebih baik kau pergi" usir Doyoung kasar.

Klang~

Klontang~

Suara dari tukang yang sedang memperbaiki tiang rambu lalu lintas itu tiba-tiba membuat Sejeong panik. Suara itu lagi-lagi menghadirkan kamuflase kejadian di mana Jaehyun menyeret tongkat besi, alat yang entah berapa kali menghantam tubuhnya.

"Ti...tidak, jangan mendekat!" Racau Sejeong sembari menutup telinganya. Melihat itu, Doyoung bingung dan panik begitu juga Jaehyun.

"Apa yang terjadi padanya?" Batin Doyoung yang dapat merasakan rasa trauma dan ketakutan dari tubuh yang gemetar hebat itu.

Jaehyun menyadari hal itu lebih dulu, "pak, tolong berhenti sebentar!" Pintanya, Sejeong akhirnya tenang namun kakinya tak bisa menumpu tubuhnya lagi lalu terkulai lemas di lantai. "sial, lagi-lagi aku kehilangan kendali" batinnya.

"Kalau seperti ini, aku dan tubuh Kim Sejeong bisa mati karena rasa trauma akibat insiden itu" Doyeon tampak cemas dengan kondisi psikologis Sejeong dan tentu saja, dia yang akan menanggungnya.

"Apa kejadian itu membuatnya trauma?" Tebak Jaehyun merasa bersalah.

Doyoung lalu berjongkok kemudian menggendong Sejeong, "Eh? Apa yang kau lakukan?"

"Kau mau tetap disini atau membiarkanku mengantarmu pulang?" Doyoung malah mengajukan pilihan.

"Ta...tapi tetap saja, ini berlebihan!" Bisik Sejeong.

"Terus, apa kau ingin Jaehyun yang mengantarmu?"

"Ti...tidak, aku lebih baik bersamamu" Sejeong akhirnya menerima tawaran Doyoung sembari melingkarkan ke dua tangannya di leher pria yang bersikap manis dan baik padanya hari ini.

"Hyaa~ apa-apaan mereka? Cih," umpat Jaehyun pergi ke arah yang berlawanan.

"Kau sepertinya takut pada Jaehyun," kini Sejeong berpindah posisi ke punggung Doyoung.

Sejeong hanya diam, pikirannya sedang kusut. Dia harus mencari cara untuk mengatasi traumanya itu agar tidak terlihat lemah di depan Jaehyun.

"Bagaimana bisa perasaan cintamu padanya berubah jadi rasa takut? Apa kau..."

"Doyoung'ssi, jika seandainya kau menyakiti Jaehyun dan Naeun tak terima hal itu kemudian balas dendam dengan cara membunuhmu, apa yang akan kau lakukan?"

"Eh? Naeun tak mungkin melakukan hal seperti itu, dia bahkan tak bisa menyakiti seekor semut. Apalagi membunuh manusia," kata Doyoung.

"Kim Sejeong juga mungkin berpikir bahwa Jaehyun tak mungkin menyakitinya, dasar wanita bodoh! Jaehyun tak mungkin menyakiti wanita yang dia cintai dan kau bukan wanita itu" gumam Sejeong pelan menyenderkan kepalanya di bahu Doyoung.

Suddenly, I Became a Antagonist (The End✓✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang