Nadiova Bintang Ardhana

66 7 0
                                    

Ruu duduk di bangku panjang halte, ia menunggu Bus Mini yang akan mengantarnya ke Sekolah. Hari ini adalah hari pertamanya sebagai seorang siswa SMA, karenanya Ruu sengaja bangun pagi agar tak terlambat. Walau begitu, anak itu tak bisa menahan untuk tidak menguap berkali-kali karena rasa kantuk yang terus memberatkan matanya.

Sebuah motor besar hitam metalic melintas melewati Halte tempat Ruu berada. Itu Bintang, Nadiova Bintang Ardhana, teman masa kecil Ruu yang dulu selalu bersamanya. Rumah mereka yang berdekatan membuat mereka jadi bersahabat. Bukan hanya Ruu ataupun Bintang, orang tua keduanya pun jadi dekat. Ruu bahkan memanggil bundanya Bintang dengan sebutan Bunda, meskipun tak berlaku pada ayah Bintang yang masih Ruu panggil om Yudi.

Bintang merupakan kakak kelasnya di sekolah, dia juga aktif di keanggotaan OSIS, oleh karenanya Ruu jadi sering bertemu dengan cowok itu baik di sengaja ataupun tidak. Bahkan tiga hari selama MPLS, Ruu selalu diantar Bintang karena Bunda yang menyuruhnya.

Bintang masih sama, dia dingin, cuek, judes, ada saja komentar pedas yang cowok dingin itu lontarkan pada Ruu yang kadang sampai menyakiti hati. Karena itu hari ini Ruu akan membiasakan diri menaiki angkutan umum untuk pergi ke sekolah. Ruu tidak ingin terus merepotkan Bintang dan membuat anak itu menggerutu tiap kali harus mengantarnya.



**



Ruu melangkah kecil memasuki gerbang sekolah, rambut sebahunya ia biarkan tergerai dengan poni rata yang hampir menjangkau matanya. Seragam putih abu-abu terpasang manis lengkap dengan tas ransel hitam di punggung. Kedua tangannya sibuk memainkan tali tas ransel, matanya berbinar melihat siswa-siswi sejak tadi terus memenuhi jalan bergerak memasuki Lobi sekolah. Ruu tersenyum lebar, ia masih tak percaya jika dirinya kini adalah siswi SMA.

Ruu menghentikan langkah, menyipitkan mata melihat seseorang yang terlihat tidak asing berada tak jauh darinya. Nadiova Bintang, si sosok tampan yang lagi-lagi membuat jantungnya berdebar tak karuan. Cowok itu masih berada di Parkiran, duduk di atas motor besarnya dengan tangan yang sibuk memainkan ponsel.

Ruu mengulum bibir, ada rasa ingin menghampiri cowok tampan itu, namun niatnya ia urungkan mengingat bagaimana mereka sempat bertengkar karena ia ngotot ingin berangkat sendiri hari ini.

Ruu menghela nafas, mengalihkan pandang kemudian beranjak. Tapi tiba-tiba saja seseorang melesat ke depannya dan membuat gadis itu termundur kecil merasa kaget.

Ruu mengangkat alis merasa tak mengenal cewek cantik dengan jepit rambut bunga yang baru saja memunculkan diri di depannya itu.

“Ketemu juga lo. Ayo ikut!” kata cewek itu lalu tanpa izin meraih tangan Ruu kemudian menyeretnya pergi.

Ruu melongo kaget dan terseok-seok mengikuti tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.



Di halaman belakang gedung UKS, dua orang lainnya telah menunggu. Salah satu anak berambut panjang dan memakai bandana berwarna pink, dia bersandar di dinding dengan salah satu kaki terangkat pada sebuah kursi rusak yang tergeletak di sana, tangannya sibuk memainkan ponsel. Sementara yang satunya adalah cewek tinggi kurus berkuncir kuda yang tengah memakan permen lolipop, cewek itu ikut memperhatikan layar ponsel yang dimainkan si rambut panjang sambil sesekali mengomentari chat yang tertulis di sana.

Ruu didorong oleh cewek yang tadi menyeretnya pergi ke depan dua lainnya yang telah berada di sana lebih dulu, membuat mereka mengalihkan fokus kini menyadari kedatangan seseorang yang sudah mereka tunggu. Mereka menyeringai puas kini mulai mendekati Ruu.

“Lihat, siapa yang datang,” kata cewek si rambut panjang. Ia tertawa sinis lalu maju mendorong bahu Ruu dengan kasar hingga gadis itu termundur kecil. “Gila! Fans fanatik juga nggak ada yang kayak elo kali. Berani banget lo deket-deket Bintang!”

It's OkayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang