9. ABJ - Perjodohan

3 1 0
                                    

Ini menyakitkan, sungguh...

(Alinea, akhir tahun 2022)

...

Tanpa membahas apapun denganku, keluargaku memutuskan untuk menjodohkanku dengan anak teman bisnis Papa.

Di awal tahun 2022 ini bahkan aku tak membayangkan masih adanya sistem perjodohan dan terjadi, padaku.

Keluarga Mahendra dikenal sebagai keluarga terpandang. Papaku pensiunan angkatan udara. Ibuku seorang aparatur sipil negara sedari muda. Tak heran banyak keluarga lain yang ingin menjadi besan.

Aku, Alinea Hanna Mahendra putri sulung dari dua bersaudara. Adikku Aletta Hanny Mahendra. Dan ya, adikku lebih unggul secara fisik dan aku mendapatkan keunggulan secara otak saja yang tak terlihat.

Perjodohan itu terjadi begitu saja. Baru setahun aku menikmati masa kerja dan berproduktif kabar ini mengusik ketenanganku. Namun, apa bisa dikata hormat kepada orang tualah yang memutuskan aku untuk menerima.

Hari itu menjadi hari pertama aku akan bertemu dengan calonku. Informasi dari papa dia juga seorang tentara yang mengabdi pada negara sebagai angkatan darat.

Namanya, Alvaro Ganiza Herman putra tunggal teman papa, om Herman.

Aku tahu hari ini aku akan bertemu dengan laki-laki itu. Namun ternyata ibuku yang lebih antusias ketimbang diriku.

Bayangkan saja sedari pagi ibuku telah di kamarku sibuk memilih pakaian pantas dan riasan untuk diriku. Entah tak percaya atau ingin sekedar membantu. Biasanya ia akan memanggil Aletta.

Dan ya tepat sekali.

"Alettaaaaa! Cepat sini bantu kakakmu untuk berdandan!" teriak ibuku.

"Sudahlah bu, aku bisa sendiri."

"Tidak tidak. Biar hasilnya sempurna biarkan adikmu yang mendandanimu," elaknya.

Aku hanya bisa menghembuskan napas kasar sebagai pelampiasan rasa malasku pada ibu kandungku sendiri.

"Apa apaa? Ada apa ini?" Aletta baru saja sampai di kamarku dengan hebohnya.

"Kenapa kalian yang heboh sedang yang ingin pergi saja biasa saja?" kataku.

"Kamu harus berdandan cantik agar Varo tertarik sama kamu Nak," ujar ibu.

"Soal tertarik tidak tertarik itu urusan aku dan dia. Tolong kalian ke luar, aku ingin bersiap sendiri dan berdandan sesuai dengan diriku sendiri."

"Yaudah bu biarkan. Dia ingin berdandan biasa seperti biasanya dia bekerja. Kita ke luar saja. Lihat saja hasilnya seperti apa," kata Aletta.

Ketidakpercayaan mereka akan diriku selalu membuatku sesak. Ibu mau pun adikku selalu mengatur penampilan diriku dan selalu menganggap pilihan dan usahaku untuk berdandan hasilnya biasa saja.

...

Akhirnya aku sampai di tempat pertemuanku dengan Alvaro. Aku belum pernah bertemu dengannya lagi sejak kami TK dulu.

Di meja yang telah ibu sebutkan telah duduk di sana seorang laki-laki dan itu pasti Alvaro.

Aku berjalan pelan dan sebisa mungkin tak membuatnya sadar dengan kehadiranku. Namun, tidak sengaja aku menyenggol lengan pengunjung lain.

"Maaf," kataku pelan.

"Hati-hati kalau jalan!" sungut si Mbak.

Aku Bertemu JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang