Sudah 10 menit gadis berstatus sepupu kandungnya ini hanya duduk diam sambil memperhatikannya lamat. Tak bersuara, dan hanya menghela napas berkali-kali. Sedangkan gadis yang duduk di depannya, hanya menutup mata sembari bibirnga bergerak mengulang-ulang sesuatu yang dia telah hafalkan.
"Ai...," kata pertama setelah berdiam lama. Namun yang dipanggil sepertunya masih asyik sendiri dengan dunianya.
"Aira!" ucap gadis bernama lengkap Calla Patimura itu.
Aira menghentikan kegiatan asyiknya. tak lama, dia menoleh pada sang sepupu.
"Iya?"
"Kan, loe kok nggak berubah sih. ini gue jauh-jauh datang dari Jakarta buat jemput loe ke desa loh. Kok loe nggak ngajakin gue ngobrol atau bagaimana gitu sih!" sungut Calla pada sabg sepupu.
Diomeli begitu, Aira justru terkekeh geli.
"maaf maaf, aku pikir kamu masih capek. Jadi aku pikir kamu mau istirahat di kamar usai aku menyilakan kamu buat istirahat."
"Dan loe langsung ninggalin gue dengan aktivitas loe lagi? sedih banget tau nggak sih gue," sungut Calla.
"Iya iya.. jadi, kamu mau bagaimana sekarang biar nggak sedih?" tanya Aira."gue laper tau. Dari Jakarta sampai sini gue belum makan. Keluar, yuk. Cari makan," ajak Calla.
"Jadi kamu lapar? Ya sudah, duduk dulu di sini, ya. Aku buatin kamu makanan," ucap Aira sembari berdiri. Namun segera Calla menahan.
" Ih... Aku lapar banget. kita makan di luara saja yuk," kata Calla lagi.
"Yakin?" tanya Aira memastikan lagi. Dia pasti sudah paham dengan maksud Aira bukan? harusnya, saat perjalanan ke sini, Calla dapat melihat bahwa hanya ada pemantang sawah dan ladang yang bisa dia temui. Kalaupun ada rumah, tentu hanya rumah tetangga-tetangganya saja yang hanya ada 10 rumah. itu pun tidak ada yang jualan makanan. Kalau misal memaksa untuk beli makan di luar, tentu mereka harus naik kendaraan 30 menit untuk dapat makana sesuai ekspektasi calla. kurang dari itu, makanan khas daerah yang Aira yakin Calla tak akan sanggup menelannya. dia ingat sekali itu 5 tahun lalu, setahun sebelum nenek keduanya meninggal. Calla pernah makan di salah satu warung. Namun dia minta kembali pulang dan makan masakan nenek gegara tempat makannya tidak sesuai ekspektasi.
Calla kembali berpikir. Buru-buru dia merubah keinginannya, "Yaudah deh, loe yang masak saja," ucapnya.
Calla sendiri tidak tahu kenapa dia harus ke sini, menjemput sepupunya yang memang lebih suka tinggal dengan nenek mereka di kampung kecil. bahkan, setelah sang nenek meninggal, Aira tetap ingin tinggal di sini. Ya, meskipun sebenarnya Aira adalah gadis aneh menurutnya.
Dia gadis zaman batu yang kerjaannya adalah pekerjaan orang zaman modern. Lihatlah rumah sederhana ini, lalu lihat kampun ini yang jauh dari pusat desa bahkan. Namun, hey hey hey... di dalam rumah ini kau akan menemukan satu buah komputer berlayar normal dan sebuah komputer berlayar besar seukuran lebih dari 21 inc. ah, dia tidak tahu berapa ukurannya. Yang jelas layarnya besar. dan yang dia tahu, komputer layar bedar itu belum ada saat nenek mereka meninggal. kala itu baru ada satu komputer berlayar sedang."hanya kerjaan sederhana,kok," begitu kata Aira ketika Calla tanya. Padahal, kalau kata Bang Biand, kakak dari Aira atau Mbak Ganes, kakak Calla. Aira ini adalah frelance desain dan sejak 2 tahun lalu dia sudah mulai aktif ngoding membuat aplikasi-aplikasi begitu. Dia sendiri tak paham. Namun, melihat beberapa pernak pernik rumah ini yang cukup modern seperti pintu otomatis, lampu otomatis, pembersih sandal otimatis, dan beberapa alat otomatis lainnya, Calla mulai berpikir bahwa gadis zaman batu yang merangkap jadi sepupunya itu adalah orang yang banyak duit.
Calla masih asyik mengamati setiap sisi rumah mendiang neneknya ini. Calla tau bahwa setelah neneknya berpulang, Aira tinggal di sini bersama Mbok Ratri dan Pak Sum. Keduanya orang tak punya rumah yang dipekerjakan eyang mereka dulu. Keduanya juga memiliki anak yang sekarang bekerja di pusat kota sebagai tukang tambal ban dan penjaga kasir.
"Ai. gue heran sama abang loe, ngapain sih gue yang disuruh jemput loe ke sini? kenapa nggak dia aja?" gerutu Calla.
"Nggak apa-apa. Biar kamu bisa refresing aja," balas Aira santai sambil cekatan memasak. Tak lama, mulutnta kembali komat kamit.Calla memperhatikan itu. "Ai. Loe enggak sedang baca jampi-jampi kan? sedari tadi loe kayak komat kamit gitu," tutur Calla.
Aira terkekeh. "Jompa jampi? aku sedang baca zikir sambil sesekali murojaah Alquran Cal," jawab Aira tenang."Eh seriusan. Sejak tadi loe pegang Alquran dan lupain gue selama 10 menit, dan saat loe masak loe tetep komat kamit ngapalin? wah... Kecanduan banget loe ya," ucap Calla santai.
sejenak, Aira menghentikan gerakannya. kemudian melihat calla. dia teraenyum.
"Alhamdulillah, semoga aku selalu kecanduan terus ya, Cal. semoga kamu juga."Calla hanya melongo. bagaimana bisa hoe? ah ya sudah lah. Sejak Aira memilih menjadi satu-satunta cucu yang tingga bersama nenek, sejak saat itu Aira berubah. dia menjadi sedikit tidak asyik. Tidak mudah diprovokasi atau balik mengejek saat dia diejek. Calla jadi merasa kehilangan Aira, teman geludnya dulu. Padah, jika dibandingkan Calla, Aira itu dulu lebih sinting. Di SMAnya saja, Aira menjadi gadis tomboy dan tak segan untuk menjatuhkan lawannya. FYI, Aira adalah pemegang sabuk hitam dan dia juga pemanah yang handal. Calla selalu di dekat Aira, dan itu membuat gadis penakut itu terasa aman.
Saat masa-masa kuliah pun, Aira adalah gadis pemberani. Dia mengambil jurusan pendidikan pendidikan bahasa inggris. Dia pernah dikirim menjadi mahasiswa pertukaran ke Jepang. Pernah juga mewakili kampus dalam acara debat di Singapur. Jangan anggap remeh gadis berkulit langsat itu, mereka langsung kicep saat akhirnya sanggahan demi sanggahan yang logis dan berdasar keluar dari mulut Aira. Namun oh namun... 7 tahun lalu usai lulus kuliah yang hanya ditamatkan dalam kurun waktu 3 tahun 8 bulan, Aira justru memilih bersama nenek. tinggal di sini, merawat nenek yang sakit. dan setelah nenek tiada, dia tetap mau 'ndekem' di desa. Kadung nyaman katanya.
'lalu hey, buat apa ijazah Sarjana pendidikan loe wahai gadis zaman batu kalau loe justru berkhianat pada jurusan yang loe ambil dan semua capaian loe dulu?' Calla menggeleng
"Cal. makanan sudah siap nih. makan dulu yuk!" ajak Aira. Calla mendekat dan wallaaaa... dia berasa di restoran mevvah tengah kampung. Dalam 15 menit, Aira bisa masak udang asam manis, jamur crispy, brokoli crispi, dan ca kangkungnya. Jangan lupa, plating makanannya sungguh tak kalah dari restoran mewah.
Calla siap makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aira Pilih Siapa?
HumorAira Fatimah. Dia bagaikan sekuntum bunga yang cantik. Dia tak perlu tebar pesona pada sang kumbang agar datang, tetapi kumbang justru yang menghampirinya. Dia tak perlu mencari cara agar disebut cantik. Sebab cantik telah melekat dalam dirinya. Dia...