Dosen Killer (Satzu) 🔞 End

28

Flashback

Sana POV.

"Oppa aku mencintai orang lain" kata ku  saat mereka tiba di parkiran mobil kampus.

Jin menatap ku tajam,pada akhirnya sana berani mengatakan nya,tapi aku sejujurnya tidak tega menatap wajah mantan ku itu.

"Apa maksudmu? Hey tatap aku" paksa jin merangkup wajah ku diantara jemarinya.

"Apa maksudmu?" Kata jin menatap ku dengan galak.

" Lepaskan,kau dengar kan yang aku bilang,aku mencintai orang lain,aku ingin kita putus,aku akan menikah dengan nya,aku sudah bilang pada appa soal ini"

Jin terlihat bingung.

"Mencintai orang lain? tidak sana kau masih marah karena aku meninggalkan mu kemarin itu,sana aku minta maaf,aku tidak bisa hidup tanpa mu,kau tahu rasanya kemarin hidup ku tanpa mu,aku hampir gila karena merindukan pelukan ciuman mu" kata jin memeluk nya dengan erat.

Aku berusaha melepas kan pelukan nya.

"Aku sudah tidak mencintai mu Oppa,aku mencintai orang lain,bukan kah kau ingin aku bahagia? Aku bahagia dengan nya biar kan kami bersama"

"Tidak kau milik ku,hanya milikku,kau tidak akan ku serahkan,kau hanya merindukan ku kan dia hanya sebuah pelarian" jin memaksan mencium memaksa meraba seluruh tubuhku dengan brutal,dan sana memberontak.

"Tidak Oppa,hentikan kau melukai ku,hentikan Oppa aaarghh tolooong!!!"

**#$*#***

Sebuah bangku menghantam kaca depan mobil sport milik Jin dan Tzuyu berdiri di depan mobil tersebut terengah-engah.

****

Back to aunthor POV

Setelah mendengar jeritan sana dan melihat apa yang terjadi Tzuyu langsung mengambil bangku di depan elevator dan menghantam bangku itu di kaca depan mobil milik jin.

Di sana jin dan sana terkejut melihat apa yang baru saja terjadi.

Sana langsung keluar kearah Tzuyu,jin menatap keduanya berpelukan dan lalu ikut turun.

"Apa apaan ini?" Tanya nya marah.

Wajah Tzuyu merah saking marahnya dan sana menangis di pundaknya.

"Kalian?" Tanya jin menatap mereka berdua,dan dia akhirnya mengerti.

"Kalian sakit!" Kata Jin murka.

"Aku akan melaporkan ini pada polisi,kau dengar sana,aku akan melaporkan dia pada polisi,dia akan mendekam di penjara,kalian tidak akan bisa bersama kalian dengar,kau akan mendekam di penjara" kata Jin.

Sana menarik Tzuyu menjauh sebelum tzuyu melakukan sesuatu lagi,jin tidak akan melukai wanita tapi dia tapi Tzuyu dia tidak yakin.

"Ayo pergi,Tzuyu ayo pergi" tarik sana padanya sekuat tenaga dan membawanya sejauh mungkin dari jin.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau sampai brutal begitu?" Sana.

"Memangnya apa yang harus aku lakukan? Dia hampir memperkosa mu,aku harus diam begitu?" Jawab Tzuyu marah padanya.

"Dan kenapa kau tadi tidak menjawab telepon ku sih,kenapa tidak langsung keluar dari mobil itu?" Tzuyu.

"Aku tadi bicara padanya soal hubungan kita, kenapa kau membentak ku sih,kau lihat apa yang kau lakukan? Dia akan melaporkan mu ke pihak berwenang!" Sana.

"Lalu kau mau aku berbuat apa? Dia saja? Dia mau memperkosa mu sana,aku harus diam saja,"Tzuyu.

" Yah tapi tak perlu merusak barang begitu" sana.

"Kita bisa melaporkan balik,dia mau memperkosa mu,aku tidak tahan dia menyentuhmu seperti itu,untung saja dia di mobil,aku bisa saja membunuhnya" Tzuyu.

Sana menarik wajah Tzuyu dan mencium nya ciuman luar biasa basah dan bernafsu sampai keduanya kehabisan nafas.

"Tenang lah" pinta sana.

"Kau milikku kan 'cup' milik ku 'cup' dia memeluk sana menciumi bibi leher dan diatas dadanya.

"Aku milik mu Tzu,milik mu sepenuhnya nya,tapi hati hatilah,aku takut,aku tidak mau kehingan mu,aku akan mati tanpa mu,ku mohon hati hati" sana.

Terdengar suara mobil polisi dan sana mulai panik.

"Tzu kau sebaiknya pergi,mungkin jin benar benar melaporkan mu,pergilah cari Mingyu Oppa sekarang" kata sana mendorongnya menjauh.

Tzuyu mengangguk mencium sana sekilas di bibirnya dan berlari ke belakang sekolah sambil menekan tombol di ponselnya Mecari kontak kakaknya itu.

'Yeoboseo'suara mingyu terdengar.

'Oppa aku dapat masalah,bisa kau jemput aku,aku sedang di cari polisi' Tzuyu.

'apa? Polisi?' tanya minyu suara terdengar panik.

'kirim lokasi mu,akan Oppa jemput sekarang' mingyu.

TBC 160 vote for next chapter