Happy reading
Jangan lupa vote ya~
•••
Waktu kini menunjukkan pukul 16.17 wib.Seseorang gadis berjalan ditrotoar dengan pandangan kosong.Hasna,ya gadis itu ialah Hasna.Ia baru saja keluar dari masjid setelah melaksakan shalat Ashar,hingga.."HASNA"teriak seseorang memanggil Hasna,namun tak dihiraukan oleh Hasna yang terus berjalan
Orang yang memanggil tadi berlari kecil mengahmpiri Hasna,saat sudah dekat,tangannya menepuk pundak Hasna.
Hasna tersentak,ia menoleh kesamping tepat pada orang yang menepuk pundaknya,dan itu adalah Laras,yang saat ini tengah menatapnya.
Tadi,saat Laras keluar dari minimaket,matanya menatap seseorang yang mirip dengan Hasna.Awalnya ia kira hanya mirip mungkin,tapi setelah lama menatapnya ia langsung tersadar bahwa itu memang Hasna.Dan tanpa fikir panjang ia langsung menghampiri Hasna.
"E-eh Laras"ujar Hasna sedikit gugup
Larah menatap Hasna binggung,kenapa gugup coba"Kamu kenapa na?"
Hasna hendak menjawab,namun terhenti saat Laras kembali bertanya..
"Kamu mau kemana?kok bawa koper?"tanya Laras saat matanya melirik koper disebelah Hasna
Hasna mengulum bibirnya,matanya menatap keaah lain,menghindari tatapan Laras"A-aku mau l-liburan,ya,liburan"jawab Hasna gugup
Laras yang mendengar itu tak percaya,ia menatap Hasna dengan tatapan mengintimidasi"Liburan?"Hasna mengangguk
"Tatap mata aku na"pinta Laras
Bukannya menatap mata Laras,Hasna malah semakin membuang pandangannya enggan menatap mata Laras.
Laras menghela nafas pelan"Aku tau kamu bohong na"ujar Laras,tanggannya terangkat memegang kedua bahu Hasna
"Jujur sama aku,kamu kenapa?"
"Aku sahabat kamu loh na"lanjut Laras lagi
Hasna menghela nafas pelan,perlahan matanya membalas tatapan Laras.Hasna menatap Laras dengan mata yang berkaca-kaca.Dan hal itu tentu membuat Laras panik.
"Kamu kenapa na?aku salah ngomong ya?"tanya Laras
Hasna menggeleng"A-aku mau c-cerai sama Abidzar"
Ucapan Hasna mampu membuat Laras terdiam
apa ini karna perempuan itu?
Pertanyaan itu tiba-tiba muncul dikepalanya
Ia kembali menatap Hasna yang sudah menangis,ia menarik Hasna lalu memeluknya erat.Matanya terpejam bersamaan dengan air mata yang menetes membasahi pipinya.Hatinya sakit melihat keadaan Hasna seperti ini.
Hasna sudah ia anggap saudaranya,Hasna itu sahabat sekaligus orang yang paling mengerti tentang dirinya.
Laras melerai pelukannya,tangannya menghapus jejak air mata Hasna kemudian menghapus jejak air mata dipipinya"Kita kerumah aku dulu ya"Hasna mengangguk pelan sebagai jawaban
Mereka pun mulai melangkah menuju kerumh Laras.
•••
Saat ini Hasna sudah berada dirumah Laras,tepatnya dikamar milik Laras.Ia duduk dikasur dengan punggung yang menyender pada kepala ranjang dengan pandangan yang menatap kosong kedepan.
Ceklek
Pintu terbuka,Laras melangkah memasuki kamar dengan tangan yang membawa gelas minuman.Ia mendekati ranjang,menyimpan gelas itu diatas nakas,lalu duduk tepi kasur,tepat disamping Hasna.
Tangannya terangkat mengelus pundak Hasna membuat Hasna menatapnya"Bisa cerita?"tanya Laras pelan
Hasna mengangguk pelan,pandangannya kembali kearah depan.
Hasna menghela nafas pelan,setelah itu ia mulai menceritakan semuanya pada Laras secara rinci.Air matanya kembali menetes membasahi pipinya.Bahkan Laras pun ikut menangis mendengar cerita Hasna,ia menggeser sedikit badannya mendekati Hasna,lalu menarik Hasna kedalam pelukannya.
"A-aku cape Ras"ujar Hasna pelan,tangannya terangkat membalas pelukan Laras dengan erat.
Laras yang mendengar itu semakin mengeratkan pelukannya.
Setelah tenang,mereka melerai pelukannya.
Laras menatap dalam mata Hasna,ia dapat melihat tatapan sedih,kecewa,dan marah,dalam mata Hasna.
Tangan Laras terulur mengambil gelas minuman diatas nakas,lalu menyodorkannya pada Hasna"Minum dulu Na"
Hasna mengangguk,ia meminum air itu dengan bantuan Laras yang memegang gelasnya.Setelah itu Laras kembali menyimpan gelas itu keatas nakas.
Laras menatap Hasna"Aku gak nyangka Abidzar setega itu sama kamu"ujarnya
Sungguh,ia sangat tidak menyangka Abidzar bisa melakukan hal itu pada Hasna.Padahal,Abidzar yang ia tahu itu jarang dekat dengan yang namanya perempuan,dia sangat menjaga jarak dengan perempuan,tapi ini?bahkan Abidzar sering pergi berdua dengan perempuan itu,padahal Abidzar pasti tahu,kalau dia dan perempuan itu bukan mahram.
"Kamu kuat na,yang sabar ya"ujar Laras mengelus bahu Hasna
"Kamu yakin bakal pindah dari sini?"Hasna mengangguk sebagai jawaban
Laras yang mendengar itu menghela nafas,ia ingin melarang Hasna untuk pergi,tapi jika Hasna tetap disini,itu sama saja menambah luka lagi untuk Hasna.
"Emang kamu mau pindah kemana?"tanya Laras
"Jakarta"
-Tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband young Ustadz |END
Teen FictionEND |revisi ••• [Budayakan follow sebelum membaca] ⚠️DIBEBERAPA PART MASIH TERDAPAT BEBERAPA TULISAN YANG BELUM DIREVISI⚠️ _______ Ini tentang sepasang sahabat kecil yang dipisahkan dengan alasan pendidikan.Hingga akhirnya Tuhan kembali mempertemuka...