Fate 1st

442 28 5
                                    

[•]ready typo


Gemericik air hujan tak henti hentinya menjadi sebuah alunan mesra penghantar tidur di musim kali ini, entah apa alasanNya terlalu mengirimi lagu ini setiap harinya.

Seorang gadis cantik bergelung dengan selimut bulu angsa miliknya. Menguap, membuka mata, lalu menguap, lalu tidur lagi, hanya itu yang ia lakukan dari semalam tadi.

Rasa lapar yang menggerogotinya sejak pagi tadi,mengalahkan rasa malasnya untuj terus bermesraan dengan tempat tidur hangatnya.

"Kriiiuukkk...

"Aduhh...

Wanita itu mengaduh sembari memegangi perut kurusnya. " nampaknya yang Mulia perus tak sabar untuk kedatangan tamunya hari ini. Ia terkekeh merasa geli dengan pernyataan konyolnya sendiri.

"Tapi aku malas, ya ampun , bahkan aku berbaring di sini sudah ber abad qbad lamanya, tapi kenapa saat pagi tiba rasanya itu tidak cukup" . Ya berabad lamanya katanya, memang demikian adanya, lebih tepatnya 2300 tahun, hmmm... jangan khawatir kita memang sedang membicarakan se sosok gumiho cantik penunggu danau suci di puncak gunung Eden ,tak ayal memang hidupnya telah lama ia lalui.

Dengan malas ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke luar gua yang selama ini ia tempati, tepatnya gua yang di dalamnya terdapat sebuah danau kecil suci milik dewa agung yang dititipkan padanya untuk ia jaga dengan segenap kehidupnya.

Senandung kecil dan langkah ringan ia bawa, sesekali ekor nya yang muncul ketika perasaanya berlebihan itu meluap berayun ke sana kemari, jika kau melihatnya sekilas memang lucu, tapi jangan lupakan bahwa ia adalah mahluk yang bisa berubah sesuai keadaan.

Langkahnya ia bawa ke tepian lereng yang memang selalu menyediakan kebutuhanya, jangan tanya kenapa, karena ia pun masih makan seperti manusia pada umumnya , tapi hanya buah2an tolong garis bawahi, ya dia adalah vegetarian, bagina yang hidup harus tetap hidup, ya karena dia abadi juga sihh :')

Mata lentiknya menengadah ke atas guna melihat pohon apel abadinya yang setia berbuah setiap harinya , hanya demi untuk sang gumiho cantik.

Biklah Haneul , kau bisa!! tepukan keras ia layangkan pada bahunya sendiri, sang gadis yang lucu, menyemangati diri sendiri agar mampu memetik buah apar di bibir tebing hanya untuk menuntaskan rasa laparnya yang mengganggu hari ini.

Di pijaknya bebatuan yang berlumut itu, tanganya merentang memetik buah apel yang tengah matang di ujung dahan yang menukik sedikit ke arah bibir tebing. Naas entah apa yang terjadi, ia hilang fokus dan terpeleset hingga tubuhnya terguling ke lereng tebing..

DUG
DUG!
DUG...

.
.
.
KRINGGGGGGGG........
(anggap jam weker ya)

Mata cantik itu mengerjap, menyesuaikan cahaya yang ada di sebuah kamar temaram, namun dari celah-celah tirai mengintip mentari yang mulai tampak sinar hangatnya

Pemuda itu hanya menggeliat lemah hinggaaaaa....

"Ya ampunn!!!" Teriaknya.

"Sh*tt aku kesiangan"

Ia berlari menuju kamar mandi , melesat bagai angin.


------

Di sisi lain seorang pemuda sedang menunggangi kuda dengan kencang, bak orang ke setanan ia memacu kudanya agar lebih bisa berlari dengan kencang.

LEE JENO, seorang putra mahkota kerajaan Wang , sesuai namanya Raja dari segala kerajaan timur dinasti joseon , Kerajaan yang terbesar dan terkejam , tak heran banyak kerjaan -kerajaan kecil yang bahkan enggan berurusan dengan Kerajaan Wang itu.

Dan di sinilah ia berada , di sebuah gunung yang sangat teramat kramat untuk di datangi manusia, bukan karena menyeramkan melainkan sebaliknya. Ya... gunung yang terlalu suci dan agung , tidak untuk di jamah manusia manusia di jaman ini yang rela membunuh dan menyebar penderitaan hanya untuk kesenangan duniawi, yang sayangnya berlindung i balik kata 'demi kedamaian', masa bodoh. Terlalu naif...

Entah apa yang di fikirkannya, bisa bisanya pemuda itu malah masuk ke suatu tempat yang semua orang sudah tau ini sangat sangat tidak patut untuk di lakukan.

Ia menarik tali kekang kudanya dengan cepat kala melihat sebuah air terjun yang tidak terlalu besar di hadapanya, ia menyeringai dan segera turun dari kuda kesayanganya.

"Chaaa.. bongshik, minumlah aku akan ke sana sebentar" gumamnya pada seekor kuda, ya.. garis bawahi 'kuda'.

Putra mahkota dari Wang itu berjalan santai ke sebuah bebatuan besar di samping air terjun yang menjulang itu. Dan sesampainya di sana ia rebahkan tubuhnya di atas batu besar yang kering, matanya terpejam hampir terlelap, dengan di iringi suara air yang terjatuh dari ketinggian yang lumayan itu, seperti musik penenang. Hingga suara jeritan membangunkanya dengan tetiba.

"Aaaaaaa.........."

.
.
.
.

"Jen.. jenoooo" seseorang membangunkan temanya yang tertidur di sesi terakhir jam kuliahnya, saat dosen tua di depan sana membahas serangkaian pemahaman bisnis yang intinya itu2 saja .

Seperti tersedot ke ia menghenyak dan melotot bangun dengan memelototkan mata,ya ampunnn yang benar saja, ia tidak tidur semalam, hanya untuk membuat sebuah cord lagu untuk lagu terbaru band nya.

"Jaemin, bisakah kau berhenti!" Dinginya.

"Aku begadang semalaman"

Namun yang sangat mengganggu nya sebenarnya bukan hanya soal kekurangan tidurnya, melainkan mimpi aneh itu 'lagi'.







*oke gimana, lanjott???
Perlu di garis bawahi ya ini agaknya sedikit panjang di chapter berikutnya, ya di awal mungkin segini dulu, heheh gak nyampe 1000 word gak apapa ya, sudah menunjukan kemajuan wkwk, oke readers makasih udah baca, and jangan lupa kasih komen nya ya yang membangun, makasihh

"○" SALAM SAYANG
DARI
RENJUN WKWK

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang