Yang Mendewasakan Kita

34 20 33
                                    

Assalamualaikum reader setia Kaisya.
Aku lanjut lagi ya hehe. Semoga sukaa.
Jangan lupa vote dan komennya yaa.
Love you all ❤️

Semakin bertambah usia, belum tentu kita semakin dewasa.


Malam pun tiba, kali ini sedikit gerimis. Tidak ada bintang yang menghiasi langit, yang ada langit gelap karena tertutup awan hampir sepenuhnya.

"Makasih ya Kirana, hati-hati di jalan. Semoga urusan kita semua selalu dilancarkan oleh Allah SWT ya."

"Aamiin, pasti Kaisya. In syaa Allah selalu ada jalan untuk orang yang sabar."

Kirana memang wanita yang baik. Aku sedikit tau tentang semua masalahnya. Rumit memang, tapi aku yakin dia pasti bisa dan dia kuat.

"Assalamualaikum, Kaisya di luar."

"Walaikumsalam, Masya Allah. Ini Kaisya? Cantik sekali, benar apa kata Bagas."

Jawab seorang wanita yang umurnya tidak jauh dari Ibu ku. Bi Ira, wanita yang sudah melahirkan cinta pertamaku, yaitu Bagas.

"Ih apaan sih Ibu, daripada menggoda begitu. Mending kita masuk aja ke dalam. Mumpung makanannya sudah siap kan?" Jawab Bagas mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya, yuk sayang kita masuk." Ajak Bi Ira.

"Iya Bi Ira. Oh ya Kirana mana?" Tanyaku sambil melihat di sekeliling ruangan yang cukup luas itu. Terdapat beberapa pajangan dan hiasan. Terpajang rapi juga beberapa foto keluarga, bahkan ada beberapa fotoku saat kecil bersama Kirana dan Bagas. Ih jadi malu, ternyata mereka mengkoleksi foto-foto kami.

"Oh Kirana masih di atas, abis bantuin Bibi dia langsung pamitan ngerjain tugas sebentar katanya." Jawab Bi Ira sambil membenarkan piring yang sebenarnya sudah rapi.

"Ya Allah, gara-gara Icha kesini jadi repot ya semua. Maafin Icha Bi."

"Eh enggak kok sayang. Memang setiap hari kami seperti ini."

"Iya kak Icha, santai aja. Kirana malah seneng banget kakak mampir ke sini." Kata seorang wanita yang berkulit putih dengan berbalut kerudung pink itu. Iya, itulah Kirana. Adik yang paling Bagas sayangi.

"Ya Allah Kirana, kamu udah besar banget. Cantik pula. Udah kelas berapa sekarang?" Kataku kagum kepada Kirana.

"Ih, kaka bisa aja. Kak Icha juga cantik banget. Apalagi pakai kerudung coklat muda seperti itu. Aku kelas 2 SMA kak. Akhir bulan ini aku ujian kenaikan kelas. Jadi harus ekstra belajar. Hehe." Jawab Icha memperjelas.

"Kak Icha doain ya, semoga semuanya lancar. Kamu pasti bisa, Kirana kan anak yang pintar." Pujiku kepada Kirana.

"Ah, sudah kak Icha. Jangan memujiku terlalu begitu. Nanti aku jadi sombong." Jawab Kirana merendah.

Aku kagum dengan keluarga ini. Sederhana tapi sangat sempurna. Saling menjaga dan menyayangi. Andai saja Ayah, Ibu dan kedua adikku masih ada. Astaghfirullah, sebagai seorang muslim aku tidak boleh berandai-andai.

"Ya sudah ayo kita makan, mumpung makanannya masih hangat." Sela Bi Ira

"Oh iya ayo." Jawab kami bersamaan

Hijab dan Masa Laluku (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang