Wonwoo berlari di koridor rumah sakit, menghampiri Jisoo di ruang ICU setelah tadi di kabari oleh Jihoon. Dari kejauhan dia melihat ada Jihoon, Sunyoung dan Jun yang duduk di depan koridor ICU. Wajah mereka begitu khawatir. Jihoon langsung berdiri saat melihat Wonwoo datang, menyambutnya.
"Sorry... macet banget... hah... gimana papinya Kak Jisoo??"
Wonwoo mengatur napasnya, sambil duduk di kursi tunggu. Jun memberikannya air minum untuk menenangkannya.
"Kak Jisoo di dalem sama Vernon, Won. Mas Mingyu mana?" tanya Jihoon lagi.
Wonwoo baru sadar, Mingyu tidak ada disana. Pria itu menggeleng, "kita gak janjian bareng. Gue pikir dia bakal kesini sama kalian.."
Tidak lama Wonwoo menjawab, Mingyu terlihat datang dari kejauhan. Ada sekelebat pandangan ragu dari Sunyoung dan Jihoon yang tiba-tiba bertatapan, tapi Wonwoo tidak begitu memperhatikan.
"Sayang! Jisoo mana?" sapanya sambil mengatur napas, merangkul bahu Wonwoo.
"Sama Vernon. Di dalem."
Ada nada bicara Sunyoung yang di tahan yang jujur, saat itu membuta Mingyu dan Sunyoung bertatapan dengan tajam. Tapi kemudian dialihkan dengan pintu koridor ICU yang terbuka, memperlihatkan Jisoo dan Vernon yang keluar dari sana. Mereka langsung mengerumuni Jisoo yang kaget karena semua teman-temannya disana.
"Jisoo kenapa lo gak bilang sih kalo bokap lo lagi sakit gini? Kenapa diem aja, Soo, padahal bisa dapet support dari kantor loh??"
kenapa lo kuat nyimpen rahasia begini sendirian astaga.. nanti kalo lo butuh bantuan gimanaaa?"
Jisoo tidak menjawab apapun. Dia hanya bisa menangis di pelukan Wonwoo. Keberadaan teman-temannya disana benar-benar membantu Jisoo di saat yang tidak terduga. Walaupun mereka hanya disana, mendengarkannya bercerita.
Jisoo menceritakan awal dari Papinya masuk rumah sakit sampai telepon tadi di kantor. Jisoo bercerita betapa dia hancur saat dia tidak tahu harus menghubungi siapa. Sampai kemudian ada Seungcheol dan Vernon. Bahkan Vernon yang bersedia datang lebih dulu untuk mewakili Jisoo. Namun dari pandangan buramnya, Jisoo tidak melihat ada Seungcheol. Dia tidak tau ada apa dengan Seungcheol akhir-akhir ini sampai dia tidak menghubungi sama sekali, setelah dia sakit waktu itu.
"Bokap harus operasi minggu depan. Nunggu jadwal dulu karena dokternya lagi workshop di Roma. Gue bingung banget, gue gak mau kehilangan bokap, tapi operasi sama dokter yang sama beberapa tahun lalu mesti nunggu sampe minggu depan.."
Mingyu bertolak pinggang. "Tapi lo udah booking jadwal operasinya kan?"
Jisoo menggeleng, "Harus bayar 50 juta, Gyu. Gue gak ada uang segitu.."
Semuanya langsung menggigit bibir ketika Jisoo mengucapkan itu di hadapan Mingyu. Ketika itu, Mingyu merogoh dompetnya dari jas, kemudian minta Wonwoo memegangi ponselnya. Dibukanya dompet berlogo Chanel itu, kemudian dikeluarkannya kartu platinum milik corporate.
"Kalo lo bilang sama gue, kita bisa pake kartu kantor. Gak perlu nunggu lo ada dana juga, Soo. Sekarang dimana ruang administrasinya? Kita daftarin bokap lo buat operasi minggu depan."
Vernon kemudian merebut map kertas berisi data keluarga Jisoo, "Sama gue, kita daftar di depan. Gue tau tempatnya."
Mingyu kemudian mengangguk, berbalik berjalan dengan Vernon. Wonwoo duduk kembali sambil membantu memapah Jisoo di sebelahnya. Ada Jihoon yang juga menggenggam jemari Jisoo dengan ekspresi sedih.
"Kak, lo gak bilang Seokmin ya?..." tanya Wonwoo setelah beberapa saat tidak ada suara. Jisoo mengangguk.
"Gue gak sanggup bilang ke Seokmin, Won.." pandangan Jisoo melayang ke arah pintu koridor ICU, memandang dengan nanar. "Waktu kemarin, Seokmin lagi ngurusin elo yang abis sakit. Terus, dia juga balik lagi buat dinas. Setiap malam kita teleponan, hampir setiap kali itu Seokmin ngeluh soal kerjaan, soal jauh dari lo sama Leechan. Ceritanya Seokmin buat gue terdengar berat, Won.. jadi gue gak mau nambahin beban dia lagi. Atau jadiin ini salah satu alasan biar dia bisa balik kesini, walaupun gue bisa ngelakuin itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Minwon FWB 2.0 ; Abditory
FanficSequel of Minwon FWB ; A Guide for The Lost by @tetehcarat on twitter