Karena Yeri mendapat peringkat satu pararel di sekolah nya, Ia meminta ke delapan kakak sepupu nya untuk liburan bareng ke sebuah desa yang pernah di rekomendasikan oleh teman nya.
Namun, liburan yang seharus nya menyenangkan berubah menjadi sebuah...
"Bener Yer ini tempat nya?" Tanya Jisoo sambil menatap pemandangan di depan nya.
Fyi, mereka baru saja sampai ke tempat tujuan setelah menempuh 2 jam perjalanan dengan mobil. Nama Desa ini pun cukup unik, yaitu Desa Halott.
Yeri mengangguk membenarkan, "Iya ini tempat nya, percis banget sama yang di ceritain Sinbi."
"Yaudah, ayo bantuin turunin barang barang nya dulu trus kita cari penginapan." Ujar Irene yang sudah menggendong tas nya.
Mereka menurut dan mulai mengeluarkan barang barang nya, sementara Jennie dan Seulgi pergi untuk parkir mobil di tempat parkir mobil yang tak jauh dari desa.
Sebenar nya, ini belum masuk ke dalam desa namun papan nama desa sudah berdiri tegak di sini. Untuk menuju desa nya sendiri mereka harus berjalan kaki melewati jalan setapak juga pemandangan yang menyejukan.
Kiri kanan yang di penuhi oleh pepohonan rindang, juga lampu lampu yang terpasang apik di setiap barisan pohon. Tak jauh dari sana terlihat aliran sungai yang amat jernih membuat siapa saja ingin kesana untuk menikmati nya.
Jalanan nya cukup terjal dan licin mengharuskan mereka untuk berhati hati. Seperti hal nya dengan Rosè yang hampir saja terjatuh.
"Lo gapapa kan? Ada yang sakit?" Tanya Wendy khawatir di balas dengan gelengan kepala oleh Rosè.
"Santai aja Kak, gue gapapa kok. Cuma jalan nya emang licin ya banyak lumut lumut gitu." Balas nya.
Jalan nya memang terbuat dari semen yang sudah berlumut yang di buat menanjak yang mengakibatkan jalanan itu licin.
"Yang lain hati hati, pelan pelan jalan nya." Ucap Wendy memperingatkan.
Setelah menempuh perjalanan 20 menit, akhirnya mereka sampai di Desa Halott. Mereka mulai mencari penginapan untuk beberapa hari kedepan.
"Mbak, pesan kamar untuk sembilan orang ada?" Tanya Irene ramah pada resepsionis penginapan.
Resepsionis ini menggunakan setelan bewarna biru putih, rambut yang di sanggul rapih, wajah yang lumayan cantik dengan kulit tan nya yang mempesona.
Wanita itu diam sejenak memperhatikan Irene dan yang lain nya dengan tatapan yang tak dapat di baca, sebelum tersenyum ramah.
"mohon maaf mbak untuk saat ini hanya tersisa dua kamar kosong, untuk kamar nya sendiri berisi maksimal lima orang, jadi sisa nya akan menempati kamar dengan jumlah empat orang. Bagaimana?" Jelas nya di sertai pertanyaan di akhirnya.
Irene berbalik menghadap Adik nya meminta persetujuan, yang di balas anggukan oleh mereka semua.
"Baik, kita ambil kamar nya."
"Untuk berapa hari?" Tanya nya lagi
"3 hari."
"Baik, ini kunci nya dengan nomor kamar 16 dan 17. Semoga kalian semua betah di sini." Wanita itu pun menyerahkan dua kunci kepada Irene lalu menyuruh seorang gadis muda untuk mengantarkan nya ke kamar pesanan nya.
Ternyata kamar bernomor 16 dan 17 berada di lantai dua, selama perjalan kesana pun hanya ada kesunyian dan suara langkah kaki mereka saja yang terdengar.
"Ini kamar kalian." Ujar nya setelah berhenti di sebuah kamar bernomor 16.
Wendy tersenyum, "Terimakasih hm.." ujar nya menggantung karena tidak tau nama gadis yang ada di depan nya.
Seolah mengerti gadis itu pun memberitahukan nama nya, "Sana, nama saya Sana."
"Terimakasih Sana." Ujar Wendy lagi.
Sana tersenyum namun hanya sebentar sebelum wajah nya kembali datar, "Oh iya, ada peraturan yang harus kalian taati di penginapan ini." Kata nya.
Joy mengerutkan alis nya bingung, "Maksud nya? Peraturan apa?"
"Setiap jam 12 malam ke atas kalian tidak boleh keluar kamar, lalu kalo kalian mendengar suara sesuatu atau apapun abaikan saja jangan mencoba untuk mencari tahu." Jawab nya dengan pandangan memperingatkan.
"Kenapa kita harus patuh sama peraturan itu?" Tanya Jennie dengan tangan bertumpu pada koper nya.
"Turuti saja," kalo masih ingin hidup." Balas Sana di sertai gumaman pelan di akhir kata nya sebelum pergi dari sana.
"Aneh banget." Cibir Lisa
"Tau, emang nya ada apaan sih sampe kita gak boleh keluar kamar di atas jam 12 malem." Timpal Yeri yang di balas gendikan bahu oleh yang lain.
"Jadi gimana nih pembagian kamar nya? Siapa yang mau berempat siapa yang mau berlima." Tanya Seulgi yang sedari tadi diam memperhatikan.
"Gimana kalo Kak Irene, Seulgi, Wendy, Joy sama Yeri satu kamar, sisa nya Rosè, Jennie, sama Lisa ikut aku." Usul Jisoo dengan wajah riang nya.
"Yaudah gitu aja biar cepet, gue udah gak kuat mau rebahan." Tanpa bantahan Seulgi mengangguk.
"Yaudah ayo masuk ke kamar masing masing, nanti malem baru kita keluar buat makan malem." Ujar Irene lalu masuk ke kamar nomor 17 diikuti rombongan nya, sisa nya masuk ke kamar nomor 16.
Hari memang sudah menjelang sore sekitar pukul 16.32 dan mereka memanfaatkan waktu untuk sekedar rebahan atau bahkan mandi.
Tbc
Semua yang ada di sini hanya karangan semata dan tidak ada sangkut paut nya dengan kehidupan asli para tokoh.
O T H E R S C A S T;
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SINBI AKILA WIRASTI (Yang ngerekomendasiin desa halott)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.