Mau menyerah?

0 0 0
                                    

Sepekan sudah Adhrian Pramono, sang casanova tinggal di rumah dekat kediaman Aira. Selama sepekan juga, dia tidak ke kelap malam dan menemui gadis-gadisnya untuk bersenang-senang lantaran khawatir bangun kesiangan dan tidak bisa salat jamaah ke masjid.

"Ini benar-benar gila. Syarat ini benar-benar tidak masuk akal," ucap Ardhian mengeram frustasi.

Menurutnya, kenapa dia harus ke masjid sepagi buta itu hanya untuk menjawab seruan adzan? dingin, orang lain masih asyik tidur, dan yang pasti membuatnya tak bisa bersenang-senang sejenak.

"Kenapa anda tidak menego nona Aira saja tuan?" tanya Seto yang sebenarnya juga jadi ikut salat ke masjid tiap pagi. Dia adalah orang pertama yang harus bangun pagi.

"Benar katamu. Ayo kita ke rumah gadis sialan itu," ucap Ardhan sengit.

Dia dan Seto berjalan keluar rumah yang posisinya berada tepat di depan rumah Aira.

Pintu depan rumah Aira terdengar diketuk saat mereka bersiap sarapan. Aira sebagai anak termuda sadar diri dan bangkit membuka pintu.

"Hai," ucap Adhrian tanpa ekspresi.
"Assalamu'alaikum," balas Aira menyidir.
"Wa'alaikumsalam" balas Adhrian dan Seto hampir berbarengan.

"Ada apa?"
"Siapa Ai?" tanya mama.
Aira menyingkir dan membuka pintu lebar. Tampaklah Adhrian dan seto.

"Kebetulan banget kita lagi mau sarapan. ikut yuk!" ajak mama.

tak ada penolakan dan mereka ikut masuk. begitu pun dengan Aira
Mereka mengobrol hal-hal kecil mulanya, sampai...

"Mm... Sebelumnya saya mau memberikan penawaran pada Aira," ucap Adhrian.
Aira berhenti mengunyah dan melihat Adhrian.
"Bagaimana kalau ke masjid berjamaah salat subuhnya hnya 2 pekan saja, selebihnya saya ganti dengan memberi bantuan anak yatim?" tawar Adhrian sesuai usul Seto.

Aira tidak segera menjawab, dia justru tersenyum dan mengelap ujung bibirnya dengan tisue. lantas berbalik melihat papa.
"Apakah selama sepekan dia terlambat ke masjid, Pa? sekali saja?"

"Mm... setahu papa, dia selalu di belakang imam saat salat dan tidak pernah tertinggal jamaah," jawab papa menjawab apa adanya.

Ada rasa bangga dalam hati Adhrian. Dia yakin Aira akan memberinya keringanan.

"Anda mau hanya dua pekan?" tanya aira kini menghadap ke arah Adhrian. Adhrian mengangguk semangat.
"Boleh," jawab Aira membuat Adhrian berbinar, tetapi seluruh keluarganya mengerut. termasuk Seto.

"Terima kasih nona. saya tahu anda orang yang manusiawi," ucap Adhrian sambil tersenyum.

"Tapi, silakan anda menikah dengan wanita lain. Mungkin wanita kelab yang biasa anda sewa," ucap Aira tanpa tendeng aling-aling, membuat Adhrian tersedak oleh minumnya sendiri.

"Maksud anda?" tanya adhrian kini serius menatap Aira.

"Aah... sebaiknya kita habiskan dulu makanan kita," kata papa memengahi.

"Assalamu'alaikum.. Budhe.. Pakdheee...," terdengar suara dari luar. Suara siapa lagi yang seperti ini bila bukan Calla.

"Saya permisi ke depan," ucap Aira santai. Namun pandangan mata Adhrian tidak lepas darinya. Namun, Aira tidak peduli.

setelah beberapa menit berselang, muncul Aira kembali bersama seorang gadis berambut panjang berwarna kecokelatan. Cantik sekali dengan wajah lonjong memesona. Begitu pikir Seto. Namun tidak dengan Adhrian. Lelaki itu masih tetap menatap Aira dengan tajam.

"Jadi, anda tetap akan menolak saya padahal saya sudah 2 pekan berjuang nona?" tanya Adhrian lagi. sejak tadi dia tak berselera makan dan menunghu Aira.

"Anda tau, saya sangat kesulitan bangun subuh. Orang gila mana selama 40 hari harus kontinue bangun jam segitu? tidak pernah telat berada di belakang imama. Anda tak pernah hadir di masjid sehingga anda bisa berkata begitu mudah," ucap Adhrian lagi.

Aira tetap tersenyum. "Saya sudah memberi opsi bagi anda. jika anda siap, silakan selesaikan syarat saya. dan saya tidak akan ingkar janji. Namun bila anda tak sanggup, silakan mundur. Di luar sana, banyak wanita cantik. Bahkan 10 atau 100 kali lipat lebih cantik dari saya. Jadi mau menyerah?"

Calla masih belum mencerna maksud semua ini.

"Ada apa sih?" tanyanya bingung. membuat semua orang menoleh padanya, dan hanya dia tanggapi cengiran.

"Kalau memang anda segitu terobsesinya dengan keluarga Patimura. Kami juga memiliki keturunan perempuan lain, Calla, sepupu saya ini contohnya. dia bahkan lebih cantik dari saya. Anda bisa melamarnya dan minta syarat darinya,"lanjut Aira.

Calla syok, "kok bawa-bawa nama gue?"
"Cal, dia adhr..." belum sempat Aira melanjutkan kata, Adhrian sudah lebih dulu memotong.

"Saya hanya mau Aira Patimura, bukan wanita lainnya. menyerah? tidak ada dalam kamus saya. Baik, saya selesaikan syarat anda. Dan bila syarat itu terpenuhi, pastikan Anda tidak ingkar janji," lanjut Adhrian.
"Seorang muslim bisa dipegang kata-katanya," balas Aira.

"Kami permisi dulu," ucap Adhrian lantas pamit pergi keluar rumah.diikuti Seto.

"Ada apa sih?" tanga Calla yang masih penasaran.

"Udah siap-siap kan?" tanya Aira pada Calla.

"Mau kemana?" tanya mama.
"Ai izin ke papa mau ke Solo. Perusahaannya ada masalah," papa yang menjawab.
"Perusahaan?" tanya mama, Biand, Gendhis, dan Calla hampir bersamaan.

"Ya memang begitu," ucap Aira.
"Aira ambil barang dulu ya," lanjut Aira. lantas naik ke atas.

"Jadi maksudnya gimana pa?" tanya mama.

"Kalian tahu kan Aira punya tabungan 10T lebih? Dan nggak mungkin kan dia dapat segitu sendirian?"

"hah, 10T? seriusan itu uang bukan daun?" tanya Calla kaget. Pasalnya, dia yang lulus setahun setelah Aira dan lebih dulu diterima di perusahaan asing sebagai sekertaris saja gajinya nggak mungkin sampai 10T. Lah ini, Aira lho. Aira yang pengangguran dan hanya main komputer dan tinggal di kampung. Iya lah dia tahu Aira banyak duit dari desain dan aplikasi yang dia buat. tetapi, kalau 10 T, itu beneran duit?

"Ya, dan itu ternyata Aira punya tim dan karyawan di Solo. Karyawannya sudah 300 orang. Dari 300 orang itu, ada yang fokus ke produc apa sih namanya, pokoknya buat smart home dan cari kerjasama dengan beberapa perusahaan kontraktor. sebagian lagi fokus di pembuatan aplikasi, ada juga yang fokus di aplikasinya itu sendiri."

"Tahu salah satu platform jual beli yang trending saat ini? itu buatan Aira dan timnya. pengelolanya juga tim Aira," lanjut papa.

Semua menganga.

"Itu hanya yang di Solo. Belum yang di China. Dia di sana kerjasama dengan satu perusahaan yang bergerak di bidang smart home itu tadi. produk-produk aira sekarang banyak dijual di platform miliknya dan beberapa platform lain," lanjut papa.

"Lah, tapi kan air kan selalu di rumah, pa?" tanya mama mewakilkan semuanya.

"Itulah Aira, Mah. Dia hanya memilih karyawan berdasarkan kebiasaan salat subuhnya, dan kata Aira mereka tetap kompak. Aira selalu komunikasi dengan mereka setiap hari lewat produk buatannya juga."

"Makanya dia minta Adhrian buat salat subuh berjamaan tak ketinggalan selama 40 hari biar dia bisa percaya dengan lelaki itu," ucap papa.

"Semudah itu?" tanya biand.
"Yakin mudah? salat subuh ke masjid tanpa telat dan harus di belakang imam 40 hari," tanya papa retoris.

Biand hanya meringis. pasalnya, dia selalu telat ke masjid. bahkan tak jarang dia absen salat subuh di masjid.

"Iya juga sih," balasnya.

Calla dan semuanya hanya diam. Nggak tahu lagi harus bilang apa, sebab ini yang mereka bicarakan Aira yang lulusan bahasa inggris itu. Kok bisa sih?

"Pada ngapain sih?" tanya Aira yang sudah turun ke bawah.

Calla melihat penamlilan Aira. Rasa-rasanya, kok tidak ada kelihatan potongan milyader ya yang melekat di sepupunya itu. Tapi, kok yang dia dengar ceritanya tadi memang Aira yang ini.

Aira Pilih Siapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang