Empat hari sejak kecelakaan yang menimpa Jake, sekarang ia sudah boleh pulang dan bahkan sudah melepas gipsnya.
Jake sedang tidur siang di kamarnya dan kemudian ia menerima panggilan telpon yang tanpa ia lihat namanya tapi langsung diangkat begitu saja.
"Jake ini aku. Aku sudah ada di depan rumahmu"
Gaeul!
Jake bergegas memastikan, ia meloncat dari ranjangnya tepat setelah Gaeul mengatakan ada di depan rumahnya.
"Apa? Tunggu, kau bilang ada dimana?"
"Aku di depan rumahmu, mobilku tidak bisa masuk, rumah sebesar ini tidak ada satpam!" keluh Gaeul.
Jake berjalan ke jendela dengan kamarnya, membuka tirai dan mendapati mobil warna merah ada di luar gerbang.
Ia lalu keluar dari kamarnya, dari lantai atas ia melihat kedua satpam dan kedua pelayannya sedang makan siang di dapur. Pantas saja mereka tidak dengar ada tamu.
"Aku akan turun, tunggu disana"
Gaeul membuka kaca mobilnya. Ia masih menunggu Jake yang tentu membutuhkan waktu untuk sampai padanya, mengingat ia baru saja sembuh dan rumahnya yang sebesar ini.
"Aku harus belajar dari ibu" gumam Gaeul.
Gerbang tiba-tiba terbuka. Muncullah Jake dari dalam sana. Gaeul merapikan pakaiannya dan turun dari mobil.
"Aku tidak tau kau mau datang" kata Jake sambil tersenyum senang. Senang melihat orang yang disukainya datang.
"Kau sudah bisa berjalan normal?" tanya Gaeul, melihat kaki Jake yang sudah tidak memakai gips.
"Sudah jauh lebih baik, hanya saja aku tidak boleh berlari untuk sebulan kedepan"
"Ck memangnya kau mau mengejar apa"
"Apalagi, orangnya ada di depanku"
Gaeul memutar bola matanya, tak habis kata Jake untuk menggodanya.
"Hari ini kita jadi pergi?"
"Maksudmu kencan? Ah, aku lupa. Maaf tapi aku belum menyiapkan apapun"
Gaeul melipat tangannya tak percaya akan pernyataan Jake yang sedikit membuatnya kecewa.
"Yaa aku sudah jauh-jauh datang kesini, tapi kau malah lupa. Bukankah ini sangat keterlaluan?!"
"Gaeul, sebenarnya ayah memintaku tinggal di rumah sampai pemeriksaan berikutnya"
Gaeul meluruskan kakinya, "Oh begitukah?"
"Jadi kalau kau mengajakku pergi hari ini, maaf sekali aku tidak bisa"
Gaeul menyipitkan matanya, "Kenapa kata-katamu seolah aku yang mengajakmu berkencan?"
Jake memiringkan kepalanya dan tersenyum kecil, "Entahlah, bukan begitu?"
"Jangan lupa kalau aku menerima tawaranmu untuk kencan hanya karena kita akan akan menjadi saudara kedepannya. Aku tau kau menyukaiku, jadi aku memberimu kesempatan berkencan denganku sekali seumur hidupmu"
Jake tertawa mendengar penjelasan Gaeul yang tampak sangat percaya diri. Ia bahkan memegangi perutnya karena merasa geli. Tangan Jake meraih rambut Gaeul.
"Yaa kau mau apa..?" Gaeul berusaha menghindar.
"Kau sangat cantik, aku tidak tega membiarkanmu pulang"
"Jangan memujiku, itu tidak mempan!" ujar Gaeul tegas. Ia menjaga jarak dengan Jake.
Jake tiba-tiba kepikiran ide sebagai pengganti kencan mereka yang gagal.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER [END ✔️]
FanfictionBagaimana jika laki-laki yang pernah tidur denganmu tiba-tiba jadi saudaramu? 14-03-22 🥇 Rank 1 in enhypen 03-03-22 🥇 Rank 1 in jaeyun 04-03-22 🥇 Rank 1 in jakeenhypen