2.1 : Hari Pertama Sekolah

394 75 4
                                    

Keesokan paginya, Chandra bangun lebih awal. Olahraga kecil kemudian mandi, setelah itu membereskan rumah. Setelah membereskan, dirinya pergi keluar untuk membeli sarapan. Dirinya hari ini sedang malas memasak dan ia sedang ingin makan nasi kuning yang kebetulan ada di dekat pos ronda.

"Bu nasi kuningnya 2 bungkus, pake perkedel sama sate ayam" pesan Chandra setelah sampai di sana.

"Bentar ya mas, ibu jualin ibu ini dulu. Sebentar ya" balas ibu itu. Chandra tersenyum lalu melihat-lihat sekitar. Karena baru pindah kemarin hingga dirinya belum mengetahui jalan-jalan kecil lainnya hingga ia hanya tahu jalan utama saja.

"Mas orang baru ya? Soalnya saya baru lihat mas" tanya ibu penjual nasi kuning itu setelah menyelesaikan pesanan ibu-ibu di sebelahnya tadi.

"Iya bu, saya orang baru di sini" jawab Chandra ramah.

"Tinggal di mana mas?"

"Tinggal di dekat rumah pak rt itu bu"

"Ohh, itu bukannya rumahnya nak Dewi ya?"

"Ibu kenal Mbak Dewi?"

"Iya mas, ibu kenal banget sama dia. Dulu jaman dia kuliah suka banget makan nasi kuning ibu atau gak nasi uduk ibu. Bahkan dia suka kesini sama pacarnya dulu. Ibu dah lama ga lihat dia. Gimana ya kabarnya?" Cerita ibu penjual itu yang tertarik kembali ke 7 tahun yang lalu.

"Kabarnya baik bu. Dia sekarang sedang hamil anak dia yang kedua bu" ibu penjual itu kaget dan bahagia.

"Wah, sudah punya anak ternyata. Masih sama mas-mas wajah bule itu bukan? Aduh ibu lupa namanya"

"Mas Leo bu?"

"Nah, nak Leo! Jadi dia nikah sama nak Dewi? Langgeng terus mereka berdua"

"Amin bu"

"Nah mas, ini nasi kuningnya. Totalnya 24 ribu mas" penjual itu menyodorkan sebuah plastik berisikan 2 bungkus nasi kuning.

"Matur nuwun njeh bu"
(Terima kasih ya bu)

"Sami-sami mas"
(Sama-sama mas)

Chandra segera pulang, meletakkan nasi itu di atas meja makan dan mengambil piring. Dirinya melihat jam, sudah hampir pukul 6. Tidak ada tanda-tanda Tara menampakkan batang hidungnya. Meninggalkan nasi itu dan naik tangga menuju kamar Tara.

Ia ketuk pintu itu perlahan dan memanggil nama Tara. Namun tidak ada sahutan. Dirinya jengkel dengan perilaku Tara ini. Tanpa menunggu ia membuka pintu yang tak terkunci itu dan memanggil nama tara kencang.

"BIMAA!" teriak Chandra namun dirinya diam mematung. Di depannya ada Tara yang baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya bertelanjang dada hingga menampakkan tubuh berisi itu. Wajah Chandra dan Tara memerah.

"G-gue ke bawah. Sarapan jangan lupa" lantas Chandra menutup pintu kamar itu, masih setia dengan wajah merahnya.

1 menit kejadian itu berlalu, wajah Tara ikut memerah. APAAN ITU TADI??? Sungguh memalukan, asetnya sudah tidak bisa ia lindungi. Chandra telah milihat dirinya telanjang, walau hanya dada. Tapi!!! KAN DIA OMEGA??!??? Bisa saja Chandra itu Alpha! Tapi kalau omega? GA TAU LAH POKOKNYA TARA MALU!

Segera memakai seragam barunya berserta kacamatanya dan merapihkan sedikit tatanan rambut hingga terlihat seperti anak rajin. Setelah siap, dirinya menenteng tas sekolah dan turun ke bawah untuk sarapan. Di ruang makan terlihat sepi, sepertinya Chandra tengah mengenakan seragamnya. Dirinya segera duduk dan ingin cepat-cepat berangkat ke sekolah.

Hendak memakan sesuap, kursi di depannya di tarik hingga menampakkan Chandra duduk dihadapannya. Ia tidak mengerti, mengapa Chandra mengenakan kacamata begitu mempesona?

Bima Sakti - RenhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang