Tian menghembuskan nafas nya setelah berdebat dengan Ikal membuatnya sedikit aneh karena tidak mendengar candaan dan tawaan dari Ikal ia merasa kehilangan sesuatu yang berharga, ia mengepalkan tangannya dan terlintas pikiran jahat bahwa semua ini berawal dari Rizal si anak baru dan ia harus segera membereskannya, ia akan membuktikan bahwa ia bisa melakukan pembullyan lanjut tanpa bantuan siapapun
Kelas Rizal tengah ada pelajaran olahraga, Tian mendekati balkon kelasnya dan menatap kebawah, di lapangan ia melihat kelas Rizal yang tengah melakukan pemanasan, selanjutnya tim cowok melakukan permainan bola Volly bergantian dengan tim Cewek
Tian berpikir keras untuk membuat Rizal menderita, tangannya meraih pot bunga yang berisi tanah serta tanaman mungil yang rindang
Tepat, saat bola keluar Rizal beranjak mengambilnya saat itu Tian mengangkat pot itu dengan tangan gemetar dan perasaan berkecamuk ia menelan salivanya dan tampak keringat keluar dari pelipisnya ia menjatuhkan potnya tepat di kepala Rizal lalu ia segera mundur menghantam tembok dengan tubuh yang bergetar
"Sorry Zal" seru Tian dan memejamkan matanya sesaat lalu berajalan menuju kelasnya, baguslah tak ada yang melihatnya
Di bawah sana terdengar teriakan siswi di kelas Rizal saat pot mengenai kepala Rizal dan pecah berserakan
Rizal terlonjak kaget dan meraba kepalanya, menengadah ke atas tapi tidak ada siapapun disana
Gino segera menghampiri dan ikut membersihkan tanah di kepala dan bahunya
"Lo berdarah, cepet ke UKS!" Seru Gino mendadak panik melihat darah Rizal menempel di tangannya
"Kamu gakpapa Zal? Cepet ke UKS Gino temenin" seru guru Olahraga membuat Gino mengangguk dan segera berjalan bersama Rizal menuju UKS
"Siapa sih ngelakuin ini? Zal lo gakpapa? Lo inget gue kan? Nama gue siapa? Ini berapa?" tanya Gino menunjuk dirinya dan mengacungkan kelima jarinya.
"Gue gakpapa pusing aja" jawab Rizal seadanya ia masih terkesima dengan kejadian ini.
"Bu! Cepet Bu temen saja kena pot jatoh berdarah lho!" seru Gino panik membuat Bu Sima segera menghampiri dan membantunya.
"Sobek ini, rambut nya harus di gunting gakpapa?" tanya Bu Sima membuat Rizal menoleh.
"Kalau gak di gunting bisa Bu?" Rizal balik bertanya.
"Kalau gak di gunting susah obatinnya, gakpapa ya dikit" kata Bu Sima, Rizal terpaksa mengangguk saja membiarkan Bu Sima menggunting rambutnya, membersihkan luka, dan menutupinya dengan kasa dan perban
Setelah selesai, Bu Sima menyarankannya untuk beristirahat di UKS, Rizal masih memikirkan kejadian ini siapa yang melakukan nya? Jelas-jelas tidak ada orang di atas sana karena ia yakin semua murid pasti di dalam kelasnya
"Lo beneran gakpapa Zal? Lo Istirahat aja biar gue izinin ke Pak Dewa" kata Gino membuat lamunan Rizal ambyar dan menoleh.
"Hhm, maksih" seru Rizal diangguki Gino yang menepuk bahunya lalu berjalan keluar dari UKS.
Rizal merebahkan dirinya di atas kasur dan menatap langit-langit UkS berpikir dan mencari cara supaya bisa menemukan orang yang melukai sembunyi tangan
Saat jam istirahat, Anggi dan Gino menemuinya dan membelikan makanan supaya Rizal bisa mengisi perutnya
"Gue cuman ketiban pot, bukan ketiban pesawat" kata Rizal menatap dua temannya yang berlebihan
"Sebagai sahabat yang baik hati serta budiman. Kami ingin membantu sahabat kami, ini rotinya dan ini minumnya hati-hati jangan sampai keselek" ucap Anggi membuat Rizal terkekeh diikuti Gino
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulkas Aktif《Completed》
Ficción General『DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN! - Mengandung kata2 makian dan kasar - Harap bijak dalam membaca - Vote untuk saling menghargai - Komen agar makin akrab - Baperan gak usah baca -SEKIAN TERIMA GAJIH😘』 Remaja yang cuek dan masa bodo...