14. Tak Ingin Berhenti

1.7K 197 10
                                    


*** PUBLISH ULANG SEMENTARA ***





Masih 21+



***

Tara tak ingat kapan terakhir kali ia merasakan dekapan hangat seseorang ketika ia terbangun dari tidurnya.

Rasanya sudah sangat lama sejak terakhir ia merasakan kehangatan itu sampai pagi ini ia kembali merasakan hangatnya dekapan seseorang yang sejak semalam terus memeluknya tanpa pernah sekalipun melepaskan dekapannya.

Namun Tara tersadar jika ia tak seharusnya merasakan kenyamanan ini, ia seharusnya malu karena sudah membuat seorang pria yang bukan siapa-siapanya tidur di atas tempat tidur yang sama dengannya.

Tara mencoba untuk melepas dekapan pria itu, ia hendak pergi ke kamar mandi namun baru saja ia mencoba menggeser lengan yang melingkari perutnya, lengan itu justru kian menariknya dan kembali mendekapnya dengan sangat erat.

"Mau ke mana?" tanya sosok itu dengan suara seraknya.

Ia sejujurnya sudah terbangun sejak beberapa menit lalu namun tetap memejamkan matanya dan enggan bergeser barang sedikitpun walau ia tahu ada yang salah dengan posisi tidurnya.

"M-au ... siap-siap kerja," sahut Tara yang justru membuat sosok di balik tubuhnya lebih mempererat pelukannya seakan tak ingin membiarkan Tara pergi.

"Ini masih terlalu pagi buat pergi ke kantor."

Tara bergeming, dadanya kini bertalu cepat karena suara bisikan di balik telinganya itu dan jujur ia merasa sangat bodoh, wajahnya seketiak terasa panas ketika ia mengingat lagi apa yang terjadi semalam di antara dirinya dan sosok di balik punggungnya itu.

Tara masih terus bergeming saat merasakan tubuhnya ditarik dan perlahan sosok itu mencoba mengubah posisinya.

"S-sat-ya ...."

Tara yang awalnya dalam posisi memunggungi Satya kini terlentang dan dengan cepat Satya berpindah ke atas Tara, mengurung wanita itu di dalam kungkungannya.

Satya menatap lekat di mata Tara sedangkan Tara sebisa mungkin ingin menghindari tatapan mata Satya itu, namun ia tak bisa, terlebih saat Satya kian mengikis jarak di antara wajah mereka dan tanpa aba-aba kembali menyatukan bibirnya dengan bibir Tara seperti semalam.

Tara sungguh tak tahu apa yang harus ia lakukan untuk menghindar, semalam mungkin memang dirinya yang mengatakan sesuatu hingga Satya ikut ke apartemnnya, namun begitu merek asampai di sana kewarasan Tara kembali sepenuhnya dan tak ada hal lebih jauh yang terjadi kepada mereka selain Satya yang tidur seraya memeluknya.

Namun kini, posisi Satya yang menindihnya dan bibir pria itu yang semakin lama mulai menuruni lehernya membuat Tara tahu ia mungkin tak bisa lagi menghindar.

Semalam ia terlalu terbawa suasana, namun kali ini ia sepenuhnya sadar dan ia tahu ini tak seharusnya terjadi.

"Sat ... kita gak boleh lakuin ini. Ini ... salah ...," ujar Tara yang mati-matian untuk menahan suara desahannya sendiri, ia berusaha tetap waras karena ia tak ingin menyesal.

Emosi sesaat yang ia dan Satya alami tak boleh sampai membuat mereka berdua menyesal, mereka tak bisa seperti ini.

Bisikan Tara itu berhasil membuat Satya menghentikan kegiatannya lalu perlahan kembali menatap Tara dengan tatapan mata sayunya.

TARA SATYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang