Tidur

7.4K 780 5
                                    

"Narendra, maaf banget ya bikin kamu repot tengah malam."

Jeno membuka pintu rumahnya sambil menggendong Logan yang tak mau lepas darinya. Mau bagaimana lagi, mereka memang masih sakit.

"Saya justru khawatir sama keadaan kalian, Pak. Ini saya sudah buatkan sup daging. Sudah makan belum?"

"Gak mau makan..." Logan mulai merengek di dalam gendongan Jeno.

Jeno menutup pintu rumahnya dan membawa Logan menuju dapur. Sementara Jaemin sudah menyiapkan sup daging hasil masakan rumahnya.

"Ya sudah, Logan mau kak Naren gendong?"

Logan menggelengkan kepalanya. Jadi, Jeno memakan makan malamnya dengan Logan yang ada di pangkuannya.

"Mau...." Logan kembali merengek setelah lima menit melihat Ayahnya makan dengan lahap.

"Mau disuapin siapa?"

Logan menunjuk Jaemin yang sedang mengupas buah melon untuk Jeno. Pria manis itu dengan cepat mencuci tangannya lalu memangku Logan. Meskipun hanya beberapa suap saja, tak masalah. Itu lebih baik dari pada perut Logan kosong.

"Habis ini minum obat dulu ya, terus tidur." Jaemin mengambilkan segelas air putih untuk Logan dan Jeno. Ayah dan anak itu menurut untuk segera beristirahat setelah minum obat. Logan sudah tertidur di dalam gendongan Jaemin. Jeno menahan kantuknya di atas kasur karena merasa tak enak pada Jaemin.

"Na, maaf banget saya ngerepotin kamu lagi."

"Jangan gitu, Pak. Saya faham gimana susahnya mengurus anak kecil. Semoga Pak Reno gak sungkan minta bantuan ke saya."

"Sekali lagi terima kasih," ujar Jeno diambang batasnya karena terlalu mengantuk akibat efek samping dari obat yang dia minum.

Malam itu Jaemin tidur di sofa karena dia merasa sungkan tidur di samping Logan yang berada satu ranjang dengan Jeno. Bagaimanapun dekatnya mereka, dia juga sadar diri dengan posisinya saat ini.

"Aduh, jam berapa ini?"

Jeno terbangun saat dia mendengar bunyi petir yang menyambar. Saat melihat jam di dinding, dia segera saja mencari keberadaan Jaemin.

"Astaga, badannya pasti sakit tidur di sofa."

Awalnya, Jeno agak sungkan membawa tubuh Jaemin ke atas kasurnya, tapi dia tetap melakukannya.

"Permisi ya, Na," Jeno mengatakannya dengan berbisik, takut membangunkan Jaemin.

Ketika Jaemin sudah berada di atas kasurnya, Jeno menaikkan selimut untuk menutupi tubuh Jaemin. Dia juga masih sempat membenarkan rambut pria manis itu yang sedikit berantakan.

"Gemes banget sih pipinya," ujar Jeno sambil mencubit pelan pipi Jaemin yang memang agak tembam.

"Eghhh...."

Jeno segera menarik tangannya kembali saat mendengar lenguhan Jaemin.

"Sstt,,, bobo lagi ya manis," ujar Jeno sambil mengelus pelan puncak kepala Jaemin seperti dia sedang menidurkan Logan.

Jeno kembali tidur di sisi Logan, jadi saat ini Logan berada di tengah antara Jeno dan Jaemin yang sedang tertidur. Kita lihat saja bagaimana reaksi Jaemin saat nanti terbangun berada di satu ranjang bersama bosnya sendiri.

Orang yang pertama bangun di pagi hari bukanlah Jeno ataupun Jaemin, tapi Logan. Dia begitu terkejut melihat kakak manisnya tidur bersama dia dan Ayahnya. Alhasil dia begitu bersemangat untuk mengabadikan hal itu di dalam ponselnya, lebih tepatnya ponsel Ayahnya.

Logan dengan mudah membuka pengaman ponsel Ayahnya dan memotret Jaemin yang masih tidur dengan lelap. Ketika ada panggilan masuk dari Bubu, alias kakak Jeno, anak itu dengan cepat menjawabnya.

"Logan, Ayah di mana? Kalian sudah sembuh sakitnya?" Suara Bubu terdengar sangat khawatir dari seberang telfon.

"Logan sudah tidak panas tapi kepalanya masih berputar."

"Baiklah, Bubu akan segera ke sana dengan David. Ayahmu masih tidur?"

Logan sempat terkikik dan seperti biasa dia mengatakan sesuatu dengan begitu jujur berujung kesalahpahaman, "Ayah tidur dengan kakak cantik."

"Apa!"

At My Worst 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang