15. Down

2.7K 287 26
                                    

Jangan lupa Vote
Aku memaksa!
Followyessinrin_

"Gue takut, Za."

Suara nya terdengar bergetar, meluapkan kesedihan yang dipendam. Eza masih dengan posisi yang sama, mendekap Noval dengan mengusap pungung nya.

"Lo kuat Val, lo pasti bisa lewatin semua nya."

Noval menjauhkan diri dari dekapan Eza, dia tersedu sedu dalam duduk nya, mata nya sembab. "Cerita sama gue apa yang lo rasain. Lo punya gue, jangan sungkan buat minta tolong ataupun itu. Gue ada kapan pun lo butuh."

"Thanks Za,"

"Gue titip mamah kalo gue gak ada,"

Eza sontak melotot, "Kalo ngomong ngaco lagi, gue ajak duel lo pal!" Eza mengeleng ribut, "lo tetep disini, gak kemana-mana. Lo tetep sahabat gue, gak boleh kemana-mana!"

Noval terkekeh pelan, "Antisipasi aja Za, umur gak ada yang tau kan? Mana tau gue besok pagi mati, kan gak ada yang tau."

Plak..

Bahu pemuda yang sedang dirawat itu dipukul Eza, menimbulkan suara yang keras. "Lo kalo ngomong yang bener, Setan!" Eza tersulut emosi, ia berdiri lalu meningalkan ruangan itu.

Dalam baring nya, Noval tersenyum samar, namun senyuman nya berubah menjadi tangisan yang sangat menyedihkan. "Lo gak tau rasa nya jadi gue, Za."

~°●°~

Satria kembali dirawat, suhu tubuh nya pagi tadi meninggi. Dengan segera keluarga membawa nya kerumah sakit. Eza sudah pulang dari beberapa saat yang lalu, badan nya masih lemas. Ia usahakan untuk menuju ruang inap sang abang.

Kini, ayah nya dan bunda nya berada dalam ruang rawat. Mara keluar dari ruangan Satria lalu menengok kearah Eza yang duduk dibangku tunggu.
"Bunda" pangil Eza kala menyadari kehadiran sang bunda.

Mara sontak melotot pada Eza, Eza langsung paham. "Nyonya?" Mara lantas tersenyum. "Ya ada apa?"
Eza mengeleng.

Sakit hati nya, kala sosok yang melahirkan nya ia pangil dengan sebutan nyonya? Apakah diri nya terlalu bejat untuk diakui dalam keluarga ini? Apa dosa yang telah ia perbuat.

Dalam lorong rumah sakit, banyak orang yang lalu lalang. Maka dari itu, Mara melotot saat Eza memangil nya dengan sebutan 'bunda' Mara menolak keras! Ia tak akan sudi menengok apabila Eza memangil nya dengan sebutan 'bunda' di publik.

Eza di beri kode oleh Mara untuk masuk, menemui Satria. Eza segera bergegas. Dengan langkah yang tertatih ia mencoba bangkit. Namun, kepala nya seakan berputar.

Ia berusaha mencari pegangan namun gagal. Alhasil ia jatuh terduduk dalam dingin nya ubin. Mara hanya diam menyaksikan, "Are you okey?" Tanya Mara.

Eza mengerjapkan mata nya, ia menganguk untuk menjawab pertanyaan Mara. Mara bukan nya membantu nya berdiri, namun melengang pergi.

Eza mencoba bangun, seorang pemuda lewat lorong mencoba membantu nya, "Mas, ini masih sakit, ya?" Tanya nya dengan membantu Eza untuk berdiri.

"Enggak Mas, saya emang sering pusing tiba-tiba. Btw makasih ya mas." Eza berujar pelan. Namun mata nya menatap pemuda yang lebih tua dari nya.

Vlaeza Roman (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang