002

28.4K 1.4K 51
                                    

"Lo kenapa posesif banget?" Tanya Zara sembari mengunyah es krim yang di suapkan Farhan ke mulutnya.

Farhan merapikan helai-helai rambut Zara yang berjatuhan, "Karna lo bocil, harus di jaga." Jawabnya masih fokus menyuapkan es krim ke dalam mulut Zara.

Perempuan itu memasang raut wajah marah, "Gue nggak bocil ye!" Ketusnya tak mau kalah.

"Tapi lo bocil di mata gue." Balas Farhan menatap Zara datar.

"GUE GA BOCIL!" Teriak Zara menekan setiap kalimatnya.

Namun malah membuat Farhan
gemas, "Bacot bocil."

"Ribut mulu, gue jodohin lo berdua." Sambar Aulia yang baru datang, lalu duduk di samping Zara.

Tak lama kemudian ketiga antek-antek Farhan ikut nimbrung membuat Zara malas.

"Eh Oli, baru kali ini liat oli putih, biasanya di mana-mana yang namanya oli motor itu item." Ledek Nathan kepada Aulia.

Perempuan yang merasa telah di rendahkan itu mencubit Nathan, "Ketan banyak tingkah!" Balasnya tak mau kalah.

Oli adalah nama panggilan Aulia dari Nathan, sedangkan ketan panggilan Nathan dari Aulia. Jika bertemu mereka tak akan pernah akur, selalu bertengkar.

"Kalian berdua kalo nggak pernah akur ntar gue jodohin!" Ketus Daren membuat Aulia dan Nathan menatapnya tajam, "Bercanda, nggak usah melototin gue gitu juga kali." Daren meringis ketakutan akan tatapan Aulia dan Nathan.

"Renza, Nanti gue titip Zara sama lo, gue ada urusan, nggak bisa antar dia pulang." Pinta Farhan kepada Renza.

Tentu Zara tak suka dan tak mau, "Ga mau, maunya sama lo aja!" Bantah Zara bersedekap dada, menampilkan raut wajah marah namun lucu bagi Farhan.

"Gue ada kerjaan, Zar." Tolak Farhan dingin membuat Zara kesal.

Zara menyenggol lengan Renza, "Ya udah enggak apa-apa tapi nanti lo nginap rumah gue ya, Ren!" Ajak Zara membuat

Renza terkejut, "Maksut?"

"Kenapa harus nginap?" Tanya Farhan masih dengan tatapan dingin.

Zara tersenyum licik, "Bunda nggak ada di rumah. Tadi sih Bunda nyuruh lo yang jagain gue, tapi karna lo sibuk, ya udah Renza aja. Ya kan, Ren!" Zara mengedipkan matanya, mengode kepada Renza dan terpaksa laki-laki itu mengiyakan, "Iyaa..."

Farhan mengeluarkan handphone dari sakunya, ia menekan beberapa nomor yang berada di keyboard handphonenya.

"Batalin pertemuan kita, undur aja, ganti jadi besok, gue harus ngurusin bocil dulu!"

Laki-laki itu mematikan sambungan telpon lalu kembali memasukan handphonenya kedalam saku celananya.

Mendengar hal itu Zara sontak senang, "YEYYYYY MAACIII PARHAN JELEKKK" teriaknya loncat-loncat kesenangan.

Farhan hanya mampu menggelengkan kepalanya, "Untung sayang." Ucapnya pelan namun masih bisa terdengar oleh Zara membuat pipi perempuan itu merah.

Memang sudah menjadi tugas Farhan untuk menjaga Zara, apalagi ketika sang bunda pergi tak pulang, Farhan terpaksa menginap di rumah perempuan itu untuk memastikan semuanya baik-baik saja.

FARHAN [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang