tolong

1.4K 117 30
                                    

Merasa pil yang di berikan dari Rindou lewat ciuman tertelan, membuat tubuh Sanzu lemas dia tidak merasa sensasi kepanasan seperti kemarin tapi ada sesuatu yang membuat dia merasa pusing tapi juga nge-fly seketika seakan ribuan kupu-kupu terbang dari perutnya.

Sedangkan Ran dan Rindou yang melihat terlihat tersenyum senang, bahkan Ran kini tengah melepas celana Sanzu sementara Rindou melepas kemeja pemuda bersurai broken heart itu, tak perduli dengan kondisi Sanzu yang terlihat menyediakan.

"Kak sepertinya tidak sia-sia aku beli obat itu." Ucap Rindou yang tengah melepas satu persatu kancing kemeja Sanzu.

"Kau benar juga setidaknya kita main dengan jalang satu ini, tanpa harus ada perlawanan." Ucap Ran yang tengah melorotkan celana Sanzu.

Sementara disisi Sanzu dia sedang merasa gundah antara senang dan jijik, tapi sensasi nge-fly ini membuat rasa ingin membunuh sirna seketika, seakan nafsu lebih memprioritaskan dari pada tujuan awal.

Dirasa Sanzu sudah benar-benar dibawah kendali mereka, Ran dan Rindou memulai aksinya mereka melumat menyesap dan menggigit bibir ranum Sanzu secara bersamaan seakan tak mau kalah atau pun mengalah.

Terlihat Ran menyesap bibir atas Sanzu sementara Rindou menggigit bibir bawahnya, merasa kurang puas Ran memasukan lidahnya kedalam mulut Sanzu membuat Rindou cemburu karenanya.

"Mmmhhh... Mmmhhh."

Ran terus mengobrak abrik menyesap semua yang ada didalam mulut Sanzu pemuda itu terlihat menikmati ciuman panas mereka, melupakan sang adik yang cemburu melihatnya. Bahkan Ran terus mengajak lidahnya dan lidah Sanzu menari dengan lihai, Rindou yang tidak terima langsung menjilat serta mengigit daun telinga Sanzu membuat ribuan kupu-kupu terbang didalam perutnya.

"Mguhhh... Mmmhhh."

Ran yang merasa cubitan kecil di punggungnya dengan tidak ikhlas melepas tautannya, terlihat benang saliva turun mengotori leher pemuda bersurai broken heart itu, Rindou dan Ran yang seperti sepemikiran kini terlihat tersenyum penuh arti.

"Kau kanan aku kiri."

"Terserah kau saja kak."

Ran dan Rindou menjilat leher Sanzu dengan seksual membuat tanda kepemilikan disana tanpa memperdulikan Sanzu yang mati-matian menyembunyikan jejak percintaan mereka. Mendapat rangsangan terus menerus membuat tubuh Sanzu lemas untungnya kedua pemuda itu peka dan segera menyandarkan tubuh Sanzu tembok, tapi.

"Aahhkk sakit." Mereka tidak mengetahui bahwa punggung Sanzu terluka yang membuat pemuda itu meringis kesakitan.

'sepertinya belum sembuh sepenuhnya.'

Ran dan Rindou yang mendengar rintihan kesakitan Sanzu segera menghentikan ciuman mereka, dengan saling menatap satu sama lain Ran membalikkan tubuh Sanzu dan benar saja ternyata tubuh mungil itu masih berbalut dengan perban.

Awalnya Sanzu mengira mereka akan iba tapi yang namanya setan mana ada yang memiliki hati.

"Sepertinya dia harus nunggu sampai kita puas."

"Tenang nanti kalo udah selesai aku obati lukamu."

Mereka terus melanjutkan aktivitasnya, Ran yang sedang menyesap nipple kirim Sanzu sedangkan tangannya asik mengelus selangkangan pemuda itu. Rindou yang mempilin nippel Kirin Sanzu sementara tangan satunya di gunakan mengusap bibir ranum pemuda yang ada dikungkungan dia dan sang kakak.

"Aaahhh... Mguhhh... Ughhh."

Sudah sebisa mungkin Sanzu tidak mengeluarkan kata-kata laknat itu, namun tetap saja dia mendesah, sedangkan sang pelaku terlihat tersenyum nakal dan menggoda.

can you love me sanzu (Ran x Sanzu x Rindou) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang