64. Pelukan

2.1K 318 43
                                    

Jangan lupa vote dan coment guys!
Mulmed 🎙🎶🔊 Boyfriend by Cignature
Happy reading readers termwah!

👑👑👑

TENG!

Bunyi lonceng menandakan waktu untuk misi memanah dimulai. Para nona segera masuk ke dalam hutan bersama pelayan pribadinya. Sedangkan Ivory, ia tidak membawa pelayan pribadi namun ia memasuki hutan bersama seorang prajurit dari kerajaannya. Arline juga membawa prajurit, namun prajurit dari Kerajaan Stevonia.

Kelima pangeran juga ikut masuk ke dalam hutan. Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk berlatih sekaligus membuktikan kemampuan mereka.

Evelin mengambil anak panah dari tempat yang berada dipunggungnya. Ia menaruh panah itu dibusurnya sembari terus berjalan maju.

"Hewan apa yang ingin nona tangkap?" tanya Bella mengikuti langkah nonanya.

"Entahlah, aku akan memanah hewan yang aku lihat," jawab Evelin. Netra honey-nya menatap ke depan dengan teliti. Didepannya banyak sekali tumbuhan liar yang bisa saja beracun. Jadi ia harus hati-hati jika ingin tetap hidup.

Sedangkan para nona lainnya telah berada jauh di depan Evelin. Evelin tidak tahu bagaimana nona-nona itu bisa dengan cepat berlari jauh. Flora berada dipaling depan. Gadis bersurai peach itu tampak fokus. Ia membidik seeokor rusa yang berada dibalik semak-semak dengan tepat sasaran.

"Nona kau memang sangat hebat!" puji Maisy berlari mendekati rusa yang sudah tidak bernapas akibat panah yang menusuknya.

Flora tersenyum.
"Berikan namaku pada rusa itu," perintah Flora. Maisy segera menempelkan sebuah kode kepada rusa itu. Setiap nona memiliki kode yang berbeda-beda sesuai dengan namanya. Nantinya kode itu akan memudahkan dalam mengetahui siapa nona yang telah membidik panah pada hewan karena hewan itu akan ditinggalkan ditempat itu. Lalu hewan itu akan diambil oleh prajurit. Prajurit berjaga disetiap pos pada hutan itu untuk menjaga keamanan serta mengambil hewan yang telah dipanah. Sejak dulu tidak pernah ada kecurangan pada misi ini karena hukumannya akan sangat fatal jika ketahuan. Jadi tidak akan ada yang berani.

"Maisy kau sudah mengatur semuanya, kan?" tanya Flora dengan suara rendah.

Maisy yang baru saja selesai menempelkan kode pada rusa itu, segera berdiri.
"Tentu saja sudah nona,"

"Bagus, aku tak sabar menantikannya," tutur Flora. Gadis itu kembali fokus ke depan karena takut nona lain akan menyusulnya.

Evelin berulang kali berdecak kesal ketika tak mendapatkan seekor hewanpun yang ia lihat, padahal dirinya sudah cukup memasuki hutan.

"Nona, sepertinya binatang yang berada di area ini telah diburu oleh nona maupun pangeran lain," celetuk Bella. Gadis bersurai merah itu juga memfokuskan pandangannya untuk membantu nonanya mendapatkan binatang buruan.

Evelin menganggukan kepalanya.
"Kau benar Bella, sepertinya kita harus memutar perjalanan," gadis itu berhenti. Jika ia terus berjalan ke depan mengikuti nona dan pangeran lain maka dirinya hanya akan mendapatkan binatang sisa atau bahkan tak mendapatkan satupun binatang. Lagipula ia juga ingin menghindar dari Flora bukan? "Lebih baik kita berjalan ke kanan," ia menunjuk arah kanan dengan jari telunjuknya setelah berpikir.

"Tapi bagaimana kalau ada bahaya nona?" cemas Bella. Ia mendengar dari banyak orang bahwa di hutan ini ada banyak sekali tanaman beracun dan bintang buas.

"Tenang saja, pasti ada prajurit yang berjaga di setiap pos. Kita tinggal berteriak bila ada bahaya," papar Evelin. Tentu saja ia tahu bahwa yang baru saja ia katakan tidaklah efektif untuk menjamin keselamatannya. Karena pos-pos prajurit hanya sedikit dan jaraknya sangat jauh. Yang membuat dirinya begitu berani yaitu ia memiliki pistol untuk menembak binatang buas. Dan untuk tanaman beracun, ia bisa berhati-hati dalam melangkah.

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang