-Kejadian itu membuat tubuhku seolah mati rasa. Hanya kedipan mata yang gelisah dan juga ketakutan. Tubuhku kaku dan sulit untuk digerakkan. Apa yang harus kulakukan Tuhan?-
"Nad?? Nadiaa!" panggil Wahyu yang baru saja tiba di dalam gudang. Sangat gelap dan tidak ada siapapun. Kemana gadisnya itu pergi?Wahyu pun kembali menutup pintu gudang dan mencari Nadia ke sekeliling sekolah. Ia begitu khawatir dengan gadis itu.
"NADIAA!!" teriakan Wahyu ternyata sudah didengar oleh Nadia sedari tadi. Hanya saja gadis itu masih takut untuk bertemu dengan seseorang, walaupun pacarnya sendiri.
Wahyu berjalan mendekati ruang lab bahasa. Ia melihat pintunya sedikit terbuka, Wahyu pun memastikan apakah Nadia berada di dalam atau tidak.
Nadia bersembunyi di bawah meja dan ditutupi oleh kursi hitam. Wahyu menghidupkan lampu dan melihat ada tampak kaki dari kejauhan.
Wahyu berjalan perlahan dan semakin mendekat. Nadia memeluk lututnya erat.
"Nad?? Itu kamu??" Wahyu memastikan.
Wahyu terkejut ketika melihat kondisi Nadia yang sedang ketakutan. Ia menjauhkan kursi yang menghalangi Nadia, dan membungkuk agar bisa menatap gadis itu secara dekat.
"Hei, kamu kenapa? Kamu ngapain ada disini? Ada yang jahatin kamu? Bilang sama aku!" Tentu saja Wahyu khawatir akan kondisi Nadia. Gadis itu berkeringat dingin, wajahnya menjadi pucat.
"Nadd? Jawab aku sayang. Siapa yang buat kamu jadi begini?" tanya Wahyu. Nadia sama sekali enggan menjawab, ia hanya menggelengkan kepalanya dan tidak menatap pria yang berada di hadapannya itu.
Wahyu mengangkat kepala gadis itu dan mengusap pipinya pelan. Meyakinkan gadis itu agar bisa berbicara. "Bilang sama aku ... kamu kenapa?"
Nadia yang kini sudah berani menatap Wahyu itu pun seketika mengeluarkan air mata. Ia terus menggelengkan kepalanya sambil berkata. "Bukan aku ... bukan aku."
Wahyu masih bingung dengan jawaban Nadia. Apa yang sudah gadis ia perbuat? Dan siapa yang membuatnya menjadi ketakutan seperti ini?
"Bukan aku apa sayang?" Wahyu membantu Nadia menjelaskan.
"Bu–bukan aku pelakunyaaa!!" Nadia langsung menangis histeris.
"Bukan aku yang bunuh diaa!!"
Wahyu yang mendengar itu seketika langsung terkejut dan menatap Nadia bingung. "Ss–siapaa Nad? A–ada yang meninggal disini??"
"Sherly," jawab Nadia yang langsung membuat Wahyu seakan tidak percaya.
"Sherly?!!"
***
-SMA Wicaksana, 07.15 WIB-
"Guysss!! BREAKING NEWSSS!! DENGERIN GUE BAIK-BAIKK!!" ujar Dewi, Ketua Kelas XII MIPA 1. Gadis dengan rambut keriting pirang sebahu itu berdiri di depan kelas sembari mengetuk papan tulis dengan penggaris kayu panjang. Semuanya langsung terfokus kepada gadis itu.
"Gue mau jelasin kehebohan sekolah kita pagi ini. Hari ini lo semua tau kenapa kita gak jadi ulangan fisika hari ini??"
Dipo si biang kerok kelas mengangkat tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence of The Disaster
Mistério / SuspenseSebuah tragedi menimpa SMA Wicaksana. Malam itu, tepatnya di hari ulang tahun sekolah yang ke-28. Semuanya dihebohkan dengan misteri kematian Sherly. Salah satu siswi populer di SMA Wicaksana. Mayatnya ditemukan dengan bersimbah darah dan di masukka...