❝
— You reach the battle lines,
racing inside your mind.
So gravity defy and storm
the darkest night. —❞
.
.
.
.
.
Kepakan sayap Naga menggema menyapa angkasa, memberikan bukti mutlak atas kekuasaan di atas dunia. Surai cantik pengendali nya terkibas dengan anggun di atas sana, nyanyian burung terhenti tatkala mendengar geraman panjang sang Naga. Lukisan jingga nampak sempurna menghiasi bumantara... Clan Sina telah nampak di depan mata, dan mereka pun tiba pada gerbang istana.
Drocora menggeram dengan perkasa, kini ia dan dua Naga lainnya mengelilingi atap istana Sina, memberikan sinyal atas kedatangan pasukan Lysa. Dan setiap pasukan Sina telah menyiapkan senjata perang mereka di sana, hendak menyerang jikalau Lysa berencana membakar gedung utama mereka.
Namun Lysa tak menyuarakan titah untuk membakar, ia hanya sedang menilai sejauh mana ketakutan musuh padanya. Dan kerabat Lysa pun tiba di depan gerbang Sina, kemudian Ratu Dilraba menyambut kedatangan mereka dengan ribuan prajurit di belakang nya. Setelah itu mereka duduk di bangku bangku yang telah di sediakan di tengah lapangan istana, melakukan rapat penting di sana.
Kini dua pasukan berhadapan saling mengangkat pedang, tengah melindungi atasan masing-masing. Dan Droco setelah itu mendarat di tengah tengah pasukan itu, dan menundukkan kepala nya dengan perlahan, membiarkan Ibu nya turun dengan aman.
Setelah itu Lysa berjalan dengan tegas ke hadapan Dilraba. Lysa telah melihat seluruh kerabat nya duduk di kursi kursi tempat rapat di berlangsungkan. Seluruh bangsawan pun berdiri, menyambut kedatangan Lysa, dan memberikan salam penghormatan padanya.
"Salam untuk Ratu Benua Urendai," ujar Dilraba sembari menundukkan kepala nya hormat, Lysa pun melakukan hal yang sama, memberikan salam pertemuan pertama mereka. Kemudian mereka semua kembali duduk, dan memulai obrolan.
"Ku rasa, kabar langsung menyebar luas setelah kami menundukkan clan Rouge dan Morghula bukan?" Lysa tak ingin basa basi, ia langsung ke pokok permasalahan.
Dilraba tersenyum manis, ia mengangguk. "Namun, jika Ratu Urendai hendak melakukan Ekspansi ke wilayah ini, kau salah besar. Karena kami telah di tundukkan oleh clan Gravhara."
Mendengar itu Lysa sedikit terkejut, dan seseorang pun muncul dari balik punggung Lysa. Kini sosok itu berdiri di hadapan Lysa dan menatapnya dengan ekspresi yang tak bisa di tebak.
"Salam, Putri Lysa— oh, sekarang kau adalah Ratu. Maka ku ulangi salam ku." Raja Gravhara; Sehun tersenyum tampan ke arah Lysa, dan kini menundukkan kepala nya hormat, "salam pada Ratu Urendai."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Megan Throne ✔
Fantasy[BUKU KEDUA DARI MOTHER OF DRAGONS] Megan Throne hanya dapat di duduki mereka yang mampu menaklukkan 7 Kingdoms di bawah telunjuknya. Dan tahta agung itu menjadikan rahasia kelam masa lalu terungkap, dan membuat Lysa tak bisa memaafkan, lantas memil...