01. D A N I Y A L

63 2 0
                                    

 

"Selamat mengenal, pada sosok yang kamu kenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat mengenal, pada sosok yang kamu kenal."

°°°

     Nandira, akhirnya sampai setelah menempuh setengah jam perjalanan ke sekolah menggunakan bus. Jarak rumahnya yang cukup terbilang jauh memang menyulitkan.

Tidak terasa seminggu sudah ia di Jakarta. Selama seminggu ini ia habiskan untuk mengenali rute-rute yang  kedepannya mungkin akan sering ia datangi. Tentu saja terutama rute menuju sekolah.

"Assalamualaikum maaf mengganggu waktunya Pak, saya sedang mencari Ibu Dinar."

"Bu Dinar ada di dalam, silahkan masuk Nak." Jawab beliau yang baru saja berpapasan dengannya di depan ruang guru.

"Kamu, Nandira Amalia?" tanya Bu Dinar sambil membolak-balikkan map berwarna biru ditangannya.

Nandira mengangguk sambil sesekali menjelajahi tiap sudut yang ia tangkap sambil menunggu Bu Dinar membaca data dirinya di map tersebut. Ruangannya lumayan besar. Ada empat baris yang berisikan lima meja untuk masing-masing guru. Juga banyak fasilitas yang mendukung kenyamanan ruangan ini.

"Selamat bergabung di SMA Mandala, Nandira." Nandira menjabat uluran tangan Bu Dinar. "Kalau begitu mari saya antar kamu ke kelas."

Nandira memang masih sangat penasaran mengenai tempat yang akan ia gunakan untuk menghabiskan waktu dua tahun ke depan ini. Kepalanya celingukan memperhatikan sekitar.

Mandala terdapat dua lapangan. Lapangan utama yang biasanya digunakan untuk upacara dan acara sekolah lainnya, dan juga lapangan cadangan yang biasanya digunakan untuk latihan ekskul atau kepentingan siswa lainnya.

Mandala ada dua blok, yang depan gedung IPA dan yang belakang untuk gedung IPS. Sementara untuk ruangan lainnya seperti perpustakaan, ruang kesehatan, lab. IPA dan lab. komputer dan juga kantin akan Nandira sendiri yang eksplore.

Mereka berhenti di ruangan sedikit memojok lantai dua. Karena seperti yang tadi sempat Bu Dinar jelaskan bahwa lantai tiga digunakan untuk kelas sepuluh dan lantai paling bawah yaitu lantai satu digunakan untuk kelas dua belas.

"Ini kelas kamu, Nandira. Di dalam ada Pak Arman yang tadi sempat kamu temui di ruang guru. Maaf Ibu tidak mengantar kamu sampai dalam karena masih ada urusan dengan kepala sekolah." Bu Dinar menepuk bahu Nandira sambil tersenyum lembut. "Semoga kamu betah ya disini."

Nandira menunduk membalas senyum. "Iya Bu, terimakasih banyak."

Setelah kepergian Bu Dinar, Nandira sempat berdeham sebentar sambil menstabilkan luapan degup pada jantungnya. Jujur saya dia nervous sekarang.

"Permisi, Pak." Suaranya menginterupsi suasana yang sedang serius. Pak Arman yang sedang menulis rumus pada papan menoleh padanya.

"Silahkan perkenalkan diri terlebih dahulu," ucap Pak Arman memberi ruang.

DANIYALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang