Vote sama comment dulu yuk!
Tami sedang fokus memeriksa laporan yang menggunung di meja kerjanya. membaca setiap dokumen dengan teliti atau membaca laporan yang diberikan oleh manager perusahaannya. Semakin ia membaca laporan yang diberikan, semakin ia menemukan kejanggalan dengan situasi perusahaan saat ini. Bagaimana bisa klien yang perusahaannnya miliki perlahan-lahan berkurang? Bahkan orang-orang yang dulu sudah menjadi klien tetap di peruaahaannya pun, juga ikut-ikutan memutuskan kontrak kerja sama dengan sepihak.
Tami memijat dahinya, ketika lagi-lagi perusahaannya gagal memenangkan tender besar beberapa waktu lalu. Sepertinya ia harus turun tangan sendiri kali ini.
Sebuah ketukan, membuyarkan fokus Tami. Sang sekretaris masuk dan mengatakan jika ada seorang pria mencarinha. Tami sempat bingung, mengingat ia tidak memiliki janji temu dengan siapapun hari itu. Karena penasaran, ia pun menyetujui untuk bertemu dengan sosok pria tersebut.
Mata Tami memandang tidak percaya pada sosok yang masuk ke dalam ruangannya saat ini.
"Hai, Mi. Apa kabar?" ucap pria itu disertai senyuman manis yang ia tujukan pada Tami.
"Astaga... udah lama banget gak ketemu. Kabar gue baik. Lo apa kabarnyaa?" sapa Tami seraya berdiri dari kursinya dan menghampiri Aufar. Pria itu adalah temannya ketika berada di Singapura. Saat itu mereka tidak sengaja bertabrakan di sebuah mall. Pertemuan tidak sengaja itu, ternyata berlanjut menjadi obrolan karena ternyata tempat tinggal mereka yang berdekatan. Tami yang mengetahui Aufar ternyata tinggal dan bekerja di Singapura menjadi cepat akrab. Terlebih, mereka berasala dari negara yang sama. Hingga Tami memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya. Hubungan mereka pun terputus, sehingga wajar jika Tami kaget dengan pertemuan mereka kembali saat ini.
"Baik, Mi. Tega yah balik gak bilang-bilang."
"Sorry. Sorry. By the way, balik kampung juga? Bukannya lo gak mau balik ke sini lagi?" goda Tami. Setahunya, Aufar tidak akan pernah mau kembali ke Indonesia. Pria itu pergi ke Singapura karena memiliki masalah dengan keluarganya di Indonesia. Ia sering bertengkar dengan ayah dan ibu tirinya. Sehingga, ketika ada kesempatan untik bekerja di Singapura. Ia langsung mengambil kesempatan itu dan berjanji tidak akan pernah kembali.
"Iya, Mi. Habis di sana udah gak ada kamu," ucapnya santai. Aufar memang memiliki perasaan lebih pada Tami. Namun, wanita itu sudah menolak dengan tegas pria itu dan memilih untuk berteman saja. Sehingga ucapan pria itu ia anggap angin lalu saja.
"Wah... makin manis aja yah mulut, lo,"
Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"

KAMU SEDANG MEMBACA
When We Meet (Complete) Move To Fizzo
ChickLitMenjadi seorang pria tampan, berpendidikan tinggi dan memiliki konsultan hukum miliknya sendiri, memiliki itu semua tidak serta merta membuat seorang Pratama Aprilio mudah mendapatkan pasangan. Walaupun banyak wanita yang rela melakukan apapun demi...