Chapt 23 - Tiktok

34 33 6
                                    

Sudah lama tidak update ada yang kangen nggak???

Kangen sama ceritanya atau sama authornya nih 😬😆

Jangan lupa di vote dan juga komentar ya di chapter ini. Kalau kalian gak melakukan dua hal di atas berasa yang baca SETAN! ☺️🥲😭

Happy reading!🥰

•••+•••

"Apa kamu mau kalau misalnya ayah nyuruh ke orang suruhan ayah, buat mata-matain Rayhan?"

Sigit mengingatkan kembali pembicaraan mengenai Rayhan kepada putrinya. Alena. Malam ini pemandangan keluarga harmonis tercipta saat melihat istri, dan kedua anaknya sedang berkumpul di dalam ruang keluarga.

Semua pasang mata tertuju pada sebuah layar televisi berukuran 75 inchi yang menayangkan sebuah film barat.

"Gausah, Ayah." Untuk pertama kalinya, seorang Alena menolak niat baik Sigit. Sebelum-sebelumnya Alena menjadi anak yang penurut.

"Tumben kamu gak mau." Kemudian Sigit memutar otak, mencari tau alasan dari penolakan anak bungsunya.

"Alena kan udah dewasa, Yah, Mungkin dia mau membuktikan sendiri siapa Rayhan yang sebenarnya," celetuk Dilon.

Alena langsung melempar tatapan sinisnya pada Dilon. "Jangan sok tempe deh jadi orang!"

Aksi Alena yang absurd ketika membenarkan rambutnya ketika bicara, juga memposisikan duduknya senyaman mungkin justru membuat alis Dilon mengerut. "Idih, cantik kali kaya begitu!"

"Bodo amat!" Alena menjulurkan lidahnya.

Sofa yang bisa ditempati oleh empat orang sekaligus itu dikuasai oleh Dilon. Tak ada celah sedikitpun di tempat itu. Dilon tampak seperti seekor ulat keket, membaringkan tubuhnya saat menonton film di layar televisi.

Untung saja Sigit tak mempersalahkan hal itu Sigit memilih untuk menempati sofa lain, yang bersebelahan dengan istri tercintanya. Carlina.

"Kamu juga tahu tentang si Rayhan, Rayhan itu, Lon?" tanya Sigit terhadap Dilon.

"Tau sedikit sih," jawab Dilon sekenanya.

Sebuah mangkuk yang berisikan makanan Alena letakkan di atas pahanya.

"Mau gak, A?" ujar Alena pada Dilon.

"Tumben kamu nawarin," balas Dilon lalu bergumam. "Hmm ...."

Badan Alena bergidik. "Dih? yaudah kalau gak mau, mah!" ujar Alena dengan sinis.

"Ya pasti mau dong." Dilon yang sudah bangkit dari sofa langsung menyomot makanan yang berada di dalam mangkuk, yang dipegang oleh adiknya.

Alena mengamati Dilon yang sedang mengunyah makanan pada posisi berdiri di sebelahnya. "Katanya tadi gak mau!" cibir Alena.

Untuk yang kedua kalinya Dilon menyomot makanan. "Kata siapa gak mau?"

"Kata aku barusan!"

"Sudah-sudah! Kalian tuh ya sudah besar tapi kerjaannya berantem terus!" lerai seorang wanita yang sudah berkepala tiga namun wajahnya awet muda. Carlina merasa terganggu saat sedang menonton film di layar televisi.

Momen seperti inilah yang tak bisa diceritakan lagi dengan sebuah kata-kata. Saat sebuah keluarga sedang berkumpul dalam satu ruangan.

Sigit memang pandai menciptakan keluarga yang harmonis, tidak seperti Hengki yang memiliki keluarga tidak harmonis.

Dulunya keluarga Hengki harmonis. Namun karena suatu penyebab keluarga Hengki menjadi tidak harmonis. Yaitu semenjak istrinya Hengki, ibunya Alvin, telah meninggal dunia hubungan antara anak dengan ayahnya tidak lagi akrab. Bahkan, Alvin sendiri merasakan kalau dia telah kehilangan kedua-duanya. Sehingga dia tidak lagi memiliki anggota keluarga.

Yuk! Balikan MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang