Penerima : Halimajah@gemail.com
Subjek : GPP ya!
Hai. Apa kabar? Aku tahu kamu bakal baik-baik saja. Dan akan selalu begitu. Sebelum kamu bertanya balik, akan aku jawab. Aku juga baik. Walaupun tidak bisa sebaik kemarin-kemarin. Hidup selalu berubah. Aku pun mulai terbiasa dengan semua itu. Aku yang sekarang lebih sering mengulang tiga huruf ajaib "GPP" tiap kali semesta tidak ikut keinginanku. Gapapa. Iya, aku tahu itu dari kamu. Tapi kamu juga tidak punya hak cipta kok. Jadi, GPP bisa digunakan siapa saja. Ehh, jangan karena ini kamu jadi ingin mendeklarasikan itu punyamu. Itu udah jadi punyaku sekarang. No debat.
Kamu pasti kaget banget ketika menerima tulisan ini, kan? Bertanya-tanya kenapa aku bisa kepikiran menulis e-mail ini? Aku tidak akan menjelaskannya sekarang. Perlahan pun kamu akan mengerti tanpa aku beri penjelasan. Aku hanya meminta kamu baca. Sampai habis. Kamu harus berjanji untuk tidak menutup e-mail ini sebelum halaman terakhir. Aku mau kita berganti peran untuk sementara. Gantian kamu yang membaca aku setelah hampir tujuh tahun aku membaca kamu. Akan kucoba menuliskan kata paling indah yang pernah kamu baca (sebenarnya, kata terindah yang kubisa. Tapi, kamu nurut aja, ya.)
Tadinya, aku kepikiran untuk membuat tulisan ini lebih anggun, dibuat novel. Setelah terbit akan kukirimkan tanpa sepengetahuanmu. Tapi, kamu tahu aku tidak sejago itu. Aku tebak kamu akan bilang aku lebih jago dari yang aku pikirkan, kan? Well, terkadang aku merasa tidak begitu. Karena itu aku bisanya hanya menulis e-mail tidak jelas ini. Sudah, sudah. Jangan banyak protes. Tugasmu hanya baca, ingat!.
Tidak terasa, ya? Tujuh tahun. Sebentar sekali rasanya. Seperti baru kemarin aku menerima chat dari kamu, lalu dalam hitungan detik aku sudah dalam mode serius mengetikkan tiap kalimat ini untukmu. Masih menjadi misteri kenapa waktu berlalu begitu cepat dan lambat mengikut perasaan kita. Entah kenapa berjam-jam seakan secepat detik-detik. Juga, hari-hari bisa persis seperti tahun-tahun penuh pesakitan.
Untuk waktu yang lama namun terasa cepat itu, aku ingin mengajak kamu kembali ke tempat dimana cerita ini bermula. Pelan-pelan kita akan mengurai bab-babnya. Ini akan menghabiskan waktu yang tidak sedikit. Iya deh, maaf kalau lagi-lagi aku merepotkanmu. Sudah takdirnya begitu kali, ya? Ahaha. Sudahlah, kumulai saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
GPP.
ChickLitKatamu, semua sudah berubah. GPP, aku masih sama. Aku tidak boleh menunggu, larangmu. GPP, aku ngerti. Lalu kamu pinta aku menulis. GPP, aku coba. Tapi akhirnya, kamu pergi. Jadi, GPP ya kalau aku gak bisa berhenti!