Dengarkan lagu agar terbawa suasana. Jangan lupa vote n comment.
###Zian menangis karena tidak bisa mengeluarkan yang harus dikeluarkan. Tepat, aku memasangkan ring cock pada benda kebanggaan kaum Adam. Dia menangis tersedu-sedu diantara desahannya. Barangnya terlihat basah walau sudah ditahan oleh ring cock.
"Sudah tidak tahan, ya?" Kataku sambil nyengir.
Aku melepaskan ball gag di mulutnya dan ikatan di tangannya. Zian terlihat sangat lemas hanya untuk melepaskan ring cocknya sendiri.
"Hah.. hangh, kak.. i.. i wanna cum.."
Pipi putihnya dibasahi air mata, badannya lemas sampai tidak bertenaga. Kecuali bokongnya yang masih menungging. Aku membalikkan badannya sebisaku. Zian tergeletak lemas sambil mengatur nafas. Tanganku menarik ring cock itu dan..
"Hanghh" semburan tidak cukup dikatakan air mancur tapi cukup membasahi wajahku secara tidak sengaja.
Zian masih tidak mempedulikan aku dan masih saja mengatur nafasnya. Kesal. Aku mengambil dua cambuk sekaligus.
Ctassh tash!
Double kill
"Akh kakh, bentarrr" pekiknya sambil memohon ampun.
"Siapa suruh membuatku kotor"
Ctasshh!
"Anh, ka- kak.."
Plak! Aku menamparnya. Dia meringis kesakitan sambil memegangi pipinya.
"Anggap ini hadiah terakhir gue, Zian"
Aku mendekati wajahnya, memasangkan dia choker. Dia terlihat tenang saat itu. Setelahnya aku mengusap kening Zian dan merapikan rambutnya yang berantakan.
Cup*
Zian bengong dan tidak bereaksi. Kesempatan itu aku gunakan pergi meninggalkannya. Tak lupa aku merobek kertas kontrak dan membakarnya untuk menghindari terjadi masalah lagi. Semua clear.
...
Sepuluh panggilan tidak terangkat dari Alan? Astaga..
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Make The Boys Cry [END]
RomanceNon LGBT [1821+] Seorang Femdom yang berusaha menutupi jati dirinya dengan prestasi. Wajahnya yang cantik dan imut, juga prestasi dan reputasi yang menjamin kehidupan Hyuna. Namun sayang, ketua osis tak sengaja mengetahui rahasia itu. ### "Can i be...