~Jangan coba untuk menjauh, karena kamu akan melihat kegilaan ku yang lebih gila lagi~
~H a p p y R e a d i n g~
Ginar Rianariaputri, menatap tidak minat pada bangunan sederhana di depannya. Mempererat pegangan pada tasnya, ia melangkah masuk ke rumah sederhana itu.
"Ginar!"
Belum sempat dia memegang gagang pintu kamarnya. Ginar dihentikan oleh suara seseorang dibelakangnya. Ia membalikkan badan untuk melihat orang itu yang tidak lain adalah ibunya.
"Bagus, kamu tidak pulang dalam keadaan basah atau lebam seperti biasanya."
Layla, ibu dari Ginar menelisik penampilan putrinya dari ujung kaki sampai kepala. Sedangkan Ginar menunjukkan wajah malas, seakan muak dengan ibunya ini.
"Cepat persiapkan dirimu! Berdandanlah dengan cantik. Kamu ada pelanggan hari ini."
Ginar langsung mengepalkan tangannya. Dengan berani menatap sang Ibu yang hendak berlalu begitu saja.
"Aku tidak mau melakukannya lagi, Bu."
Layla kembali menoleh dan menatap tajam putrinya.
"Apa kamu bilang? Coba katakan sekali lagi!"
Bibir Ginar bergetar menahan tangis dan juga amarah dimatanya.
"Kenapa harus aku? Kenapa bukan ibu saja yang melakukan itu. Cukup Bu! Aku tidak mau melakukannya lagi."
PLAKK
Kepala Ginar menoleh kesamping, membuktikan betapa kerasnya tamparan dari sang ibu.
"Jangan coba-coba untuk melawan Ginar, kamu adalah satu-satunya sumber penghasilanku. Kamu harus ingat! Kalau kamu melawan, ibu akan menjualmu pada pria hidung belang di luar sana."
Ginar mengepalkan tangannya kuat, ia berusaha menahan tangis dan amarahnya secara bersamaan. Rasa benci pada ibunya semakin membesar. Sedangkan Layla berlalu begitu saja setelah memberikan ancaman pada putrinya sendiri.
"Kenapa gue harus lahir dirahim seorang pelacur?"
-----
Tiga orang pemuda terlihat sedang mengunjungi makam teman mereka yang baru meninggal beberapa hari yang lalu.
Mereka adalah Arian Jey Saputra yang biasa dipanggil Jey. Maulana Abighair dipanggil Abi dan Soni Dianggara dipanggil Soni.
Tampilan mereka bisa dibilang urakan, seperti badboy. Tapi pesona dan ketampanan ketiganya dapat membuat gadis-gadis menjerit.
"Dia terlambat lagi,"
"Udah biasa." Abi menanggapi perkataan Soni.
Sedangkan Jey terus menatap nama seseorang yang tertera dinisan, Ben Alaigra. Menghiraukan kedua temannya yang sedang membicarakan seseorang.
Tidak lama kemudian, datang seseorang yang mengenakan jaket kulit hitam yang sama dengan ketiganya. Aura gelap dan mengerikan dari orang itu dapat dirasakan oleh ketiganya. Mereka langsung melihat pada seseorang yang mereka tunggu sejak tadi.
"Kalau Ben masih hidup pasti dia langsung bilang, lo diskors lagi kan?" Abi menatap orang itu dan berkata dengan nada mengejek.
"Diakan udah biasa, pindah sekolah nggak sampai seminggu pasti udah buat masalah." Soni ikut menyaut.
Orang itu tersenyum miring, "Nggak cari masalah namanya bukan hidup."
"Kayak ada yang beda dari lo, Zey." Jey ikut mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Alive || Claazora Transmigrasi (END)
Teen Fiction(LENGKAP) Kiana putri Mahardika, seorang gadis berusia 18 tahun yang lumpuh sejak kecil dan memiliki penyakit kanker yang sulit disembuhkan. Gadis yang sangat berbakat ketika memainkan alat musik piano, suka membaca novel dan memiliki keinginan unt...