Dare sepuluh

364 16 0
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Kedua insan duduk di atas bangku di salah satu taman dekat rumah Arlon. Gadis di sampingnya hanya bisa menyeka air mata, Arlon paham apa yang terjadi pasti bertengkar dengan ayahnya lagi. Lelaki itu menyodorkan minuman kaleng pada Violet.

"Masalah sama Bokap Lo lagi?" Tanya Arlon menatap Violet. Mereka bahkan sudah bersahabat lama bersama Gema dan Jayden karena kedua orang tua mereka berteman sangat baik. Violet mengangguk meraih minuman kaleng yang di berikan Arlon tadi.

"Let. Lo kagak malu nangis depan gue? Dimana-mana setau gue cewek bakal malu nangis depan cowok, lah elu perasaan datengin gue nangis mulu dah .... Let, Gue kira Lo nangisin gue tadi di kantin ama Zehra dah,"

Violet menoleh menepuk bahu cowok yang duduk di sampingnya, mendatangi Arlon memang sangat salah tapi siapa sangka dia suka di sini bersamanya, "let--let--- nama gue bukan lelet kenapa salah? Orang lo paling nyaman buat di peluk!"

"Terang-terangan banget Lo naksir guenya hah, " cerca Arlon terkekeh.

"Hahaha... Emang iya kenapa. Gue udah naksir Lo puas Lo! Nyebelin banget, mentang-mentang udah di tembak cewek di depan umum!" Balas Violet kini dia tertawa kecil menatap wajah sahabat sejak kecilnya itu.

Arlon tertawa untuk mencairkan suasana jujur saja dia sendiri tidak mengerti hubungan mereka itu apa di sisi lain Arlon tidak bisa membohongi dirinya sendiri apalagi menyangkut perasaan. Mereka menjalin hubungan dekat bahkan sangat dekat walaupun mereka sepakat untuk tidak mengumbar di sekolah ataupun tempat umum. Sudut bibir Violet terangkat membentuk senyum menatap seseorang yang dirinya kagumi sejak awal.

"Jangan berubah ya," katanya sangat pelan. Tawa Arlon seketika memudar menoleh pada Violet.

°°°

"Gue harus ambil jepitan gue!" Gumam Zehra pada dirinya sendiri. Dia melangkah pergi tanpa Daisy, untuk kali ini dia bertekad untuk memintanya langsung pada Arlon walaupun dia harus menanggung malu atau mendengar ocehan unfaedah lelaki itu.

Zehra melangkah ke kantin setelah jam istirahat berbunyi. Namun tak ada geng Arlon itu di sana. Tadi pagi saja lelaki itu tidak mengganggu pagi hari Zehra lagi, seperti kemarin. Dia memberanikan diri menulusuri koridor ataupun lapangan hanya untuk menemui para anggota geng Attacker. Langkah Zehra terhenti saat di depan ruangan seni sudah ada Shaka dan Gema sedang berjalan berdampingan, tetap saja dia berdebar melihat wajah kedua pria terkenal itu.

"Permisi. Lo tau dimana Arlon gak?" Tanya Zehra sangat hati-hati pada mereka berdua.

"Wadaw, pacar si Arlon ey. Ada tuh lagi godain cewek-cewek ekskul musik di lapangan sama Zidan, Aska, sama si Jayden. Marahin sekalian lah jir, orang kaya begitu mah," jawab Shaka meledek Zehra melihat penampilan gadis itu, padahal dia tau Arlon tidak suka cewek teladan modelan Zehra yang dia tau Arlon suka cili-cili, entah mungkin itu hanya permainan saja.

ZERLON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang