Cklek!
Pintu terbuka. Aku lantas mengeluarkan kepalaku saja ke luar pintu tanpa membuka lebar pintu apartemenku, hingga aku terkejut saat 2 lelaki seumuranku yang paling ganteng di sekolah telanjang bulat di depan pintu. Aku tergelak hingga kubuka pintu saat ke duanya menahan malu dan terlihat mau marah padaku, mereka berkata segera buka pintu atau satpam apartemen menyeret mereka keluar.
"Ohhh shit! Waw! Mulus banget kamu Cher!" Puji Kevin saat matanya yang tajam itu melototi tubuhku yang tanpa sehelai benangpun. Aku melenggak lenggok memamerkan auratku hingga meremas payudaraku di hadapan dua lelaki paling tampan di sekolah ini. Sukses penisnya tegang keras bagaikan wortel. Aku lantas iseng menarik ke dua penis ke duanya dan mereka mengeluh untuk memintaku melepaskannya, dengan perasaan geli aku menarik mereka dan membawa ke hadapan teman-temanku. Puspa, Lina terkejut saat melihat Kevin dan Vito. Apalagi keduanya bugil, tampak tegang kedua penis Vito dan Kevin, apalagi aku tarik dan kuajak ke tempat para gadis. Puspa terkekeh melihat ke dua teman lelakinya aku buat tak berdaya.
"Visual key sekolah kita ternyata punya nyali juga ya?" Celetuk Lina. "Aku kira kalian pengecut."
"Pengecut? Tidak! Pengecut tidak akan membuat kita kenyang, Lin!" Sahut Kevin. Bersamaan dengan itu minuman semuanya datang.
"Pus! Akhirnya aku bisa lihat kamu bugil juga! Biasanya aku membayangkan ..."
"Membayangkan aku bugil dan kamu onani kan? Menyedihkan sekali kamu. Tidak berkelas!" Potong Puspa. Kevin lantas duduk di sofa empuk. "Aku pastikan kamu mendesah di bawah kakiku, Pus!" Ancam Kevin tiba-tiba sembari terkekeh. Puspa hanya tersenyum lalu membalas"well siapa tau nanti yang bersimpuh di hadapanku ternyata itu bisa jadi di antara kalian."
"Jika aku bersimpuh di antara ke dua kakimu?" Tanya Kevin sembari memandangi lekuk tubuh Puspa dan Lina.
"Mungkin kamu bisa puasi gadis ini!" Lina tiba-tiba menjawab sembari membuka paha Puspa, Puspa yang tak siap pun terkejut dan segera menutup pahanya. Kevin dan Vito melotot. Penisnya semakin menegang lurus.
"Tuh dikontrol dong peluru kalian!" Aku terlihat kesal karena ke dua lelaki di hadapanku ini tak bisa menahan konaknya. Aku letakkan beberapa kue dan roti di hadapan teman-temanku.
"Apa hanya kita saja yang datang? Di mana yang lain? Aku penasaran Jasmine, Nike, Ajeng, Maya saat bugil seperti apa sih?" Lina melongok jam dinding burung kikukku. Ia terlihat cemas.
"Yang pasti dada mereka enak diremas!" Puspa terkekeh sambil memainkan kedua tangannya.
Hingga ...Ting tong. Ting tong..
Bel seperti ditekan terus terusan. Berkali-kali.
Dan tampak buru-buru. Lantas aku melesat mendekati pintu.
"Cherry!!" Jasmine tiba-tiba memelukku erat saat pintu kubuka. Hanya ada Jasmine, Maya, Ajeng dan Nike. Mereka berempat benar-benar sudah telanjang bulat. Pintu tertutup dan kami kunci. Tas keempat bidadari itu diletakkan di samping pintu masuk.
"Aaahh! Baru kali ini aku bugil di hadapan kalian. Mana ada cowok lagi." Nike menutup dadanya dengan kedua tangannya.
"Tak ada kata malu di apartemku. Jika masih ada malu silakan lompat dari apartemenku!!" Aku memberi ancaman. "Mulai sekarang kalian tak usah lagi menutupi aurat kalian, rasakan feelnya saat tubuh telanjang kalian dipandangi oleh orang lain! Rasa mendebar-debar, rasa penasaran, serta gairah!"
Aku menghentikan pidatoku lantas duduk di hadapan mereka. Dan ...TING TONG !!
Aku bukakan pintu ...
ke delapan temanku yang lain muncul di hadapanku. Mereka menggunakan handuk piaya, lantas melepaskan piayanya dan telanjang bulat saat pintu sudah aku tutup.3 lelaki dan 5 perempuan sudah bergabung bersamaku dan lainnya.
"Sepertinya sudah! Tapi ada yang berbeda. Di mana Mochi? Aku tak liat Mochi dari tadi? Bukannya selalu bersamamu ya?" Kevin menayakan keberadaan Mochi, gawat juga kalau sampai mereka tahu Mochi ada di apartemenku.
"Umm Mochi pamit padaku kalau dia tak bisa datang. Katanya ada urusan penting." Aku berbohong. Semua temanku mengangguk. Untunglah!
"Well!" Aku menepuk tanganku. "Sebelum kalian semua merayakan ultahku. Bagaimana jika kita memainkan sesuatu?!"
"Oke sih. Setidaknya lakukanlah sesuatu daripada kami menggila di apartemenmu!" Timpal Maya.
"Benar sekali. Tubuhku rasanya ingin menubruk Puspa sedari tadi!" Kevin terkekeh, Puspa melototinya.
"Oke baiklah! This is my day! Jadi aku yang mengatur semuanya. Kita adakan permainan menantang."
Wajah-wajah temanku menatapku tegang. Sejenak aku perhatikan semua temanku terlihat menahan diri, jika tak kularang mereka berbuat seenaknya di apartemenku. Aku tak mau tempatku menjadi tempat terkutuk di alam semesta. Mengadakan naked birthday saja sudah menyimpang.
"Oke! Kita main spin the bottle
!! Dan siapa yang ditunjuk moncong botol ini, harus mengikuti apa yang ditulis di kartu. Dan dia harus mau melakukannya!"
Sontak seluruh teman-temanku bersorak kaget. Hmm permainan baru saja dimulai, dan aku semakin bergairah!-- Bersambung --
KAMU SEDANG MEMBACA
Naked Birthday
RandomCerry paling ogah merayakan ultahnya selama ini. Namun pada suatu ketika dia mau nggak mau harus merayakan ultahnya karena sebentar lagi dia akan lulus sekolah, tapi dia mengajukan syarat aneh ke semua temannya!