Engkau Hadir di Kehidupanku

97 2 0
                                    

Siang yang cerah ini, dengan berat hati kujejakkan kaki menuju kelas pengayaan. Aku melangkah dengan gontai karena aku tak ingin meninggalkan kemewahan yang ditawarkan oleh ruang kelasku. Yah, Itu hanya salah satu faktor. Faktor lainnya, tak perlu lah kuceritakan. Begitu aku sampai di ambang pintu kelas pengayaan, ku melihat temanku tengah menungguku, di tempat kami biasa meletakan pantat kami. 'Yah, gak bisa duduk di dekat mereka, deh' pikirku sambil menengok ke arah 'mereka'. Ya, mereka. Teman-teman Calon Masa Depanku. Ada alasan mengapa aku ingin duduk di sana. Entah mengapa, jika aku berada di dekat mereka, aku merasa 'dia' sedang berada di dekatku. Dia yang berbeda kelas pengayaan denganku. Pelajaran pun dimulai. Pria paruh baya yang disebut guru ini masuk dan membagikan berlembar-lembar soal untuk kami. Soal Matematika, pelajaran favoritku. Aku mencoba untuk mengerjakannya, tetapi seakan konsentrasiku hilang separuh. Soal yang menungguku memang sangat menarik. Tetapi, ada hal yang lebih menarik di ruangan ini. Jika ada orang iseng yang mau menghitung frekuensi aku menoleh ke 'hal' tersebut, mungkin lebih dari hitungan jari. Jari tangan dan jari kaki tentunya.

KauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang