PROLOG

13.5K 439 5
                                    

Hai namaku Prilly. Kini aku berumur 6 tahun. Sahabatku adalah Ali. kami bersahabat sejak bayi karena kedua orangtua kami berteman, Kami menyanyangi satu sama lain. kadang kami berpikir, apakah besar nanti kita akan menikah? Tapi aku tau, pikiran itu masih belum terjawab dan itu masih lama. kini aku masih duduk di bangku kelas 1 SD. Walaupun aku perempuan dan dia laki-laki, disekolah kami tetap akrab. aku ingat ketika kami PG, ali sangat cepat sekali mempunyai teman sedangkan aku tidak. akhirnya Ali tetap menemaniku di sekolah karena aku tidak mempunyai teman awalnya.

"Tok,tok,tok"terdengar suara ketukan pintu dari luar. aku membuka pintu dan ternyata itu Ali. benar sekali dugaanku. ali langsung menarikku menuju taman. di taman kami duduk di ayunan dan saling mengobrol.
Dia menatapku sangat lama dan aku membalas tatapannya. dia terlihat ganteng dengan alisnya yang tebal dan tatapan matanya itu seperti menusuk hatiku, membuat suasana hatiku berbeda ketika melihatnya. Aku tersenyum dan dia tersenyum. dia mengambil sebuah bunga dibelakangnya,memetiknya, dia kembali menghadapku.
"Bunga tercantik untuk orang yang paling cantik"ujarnya, sambil menyelipkan bunga itu di telingaku. Aku senang sekali.
"Oh ya,hari ini mau gak aku traktir kamu es krim?"tanyanya.
Aku hanya mengangguk senang. kami memang suka bergantian dalam traktir menaktrir. Dari ayunan, aku melihat ali membelikan es krim untukku. Aku tersenyum tiba-tiba,tak tau alasannya.

Aku bingung. Beberapa hari ini, Ali sangat baik terhadapku seperti sekarang ini. biasanya aku yang memaksanya untuk membelikan eskrim untukku. dan kemarin, dia juga memberikan contekan jawaban untukku saat sedang mengerjakan tugas (mohon jgn ditiru). Tapi aku tidak terlalu memikirkannya, aku yakin Ali itu memang anak yang baik.
"Ini untukmu,"ujarnya sambil menyerahkan es krim coklat.
"Terima kasih ali "ucapku senang. dia pun duduk di ayunan sebelahku.tetapi aku melihat ada yang janggal. dia menangis. ya, dia menangis. Tak biasanya dia menangis.
"ali, mengapa kamu menangis?"tanyaku. Tangan mungilku mulai menyentuh pipinya dan membasuh air matanya. tiba-tiba dia memelukku. pikiranku bercampuk. Ada apa dengan Ali?
"Prilly, akuu,aku gak rela.. Hiks"ucapnya dipelukanku.
"tidak rela mengapa?"tanyaku bingung. aku melepas pelukannya dariku.
"Aku besok pergi ke Prancis karena ayahku bekerja disana. Ak..aku tidak rela berpisah denganmu,"ucapnya tersedu-sedu, tanpa kusadari, mataku berkaca-kaca. Air mataku pun mengalir ke pipi. Aku memeluknya erat.
"kamu Pindah ? Lalu kita tak pernah bertemu lagi dong?"tanyaku sembari menangis. Aku sangatlah sedih. ali adalah sahabat terbaikku dan aku tak mau tak bertemu dengannya.
"aku juga tidak tau Prill.."ucapnya sedih. dia menghapus air mataku. "tapi aku yakin, kita akan terus mengingat satu sama lain"
"Ya, ali aku akan tetap mengingatmu sampai aku mati nanti. Oh ya,"ucapanku terhenti. Sejenak aku menghapus air mataku di pipiku. Aku mengambil buku diaryku yang selalu kubawa kemana-mana.
"Ini untukmu,"ucapku sambil menyerahkan buku diaryku.
"Tapi.."ucapanya terputus.
"Diary ini memang penting untukku, jadi kuserahkan kepadamu.."ucapku. Aku tersenyum kepadanya.
"Dan ini.."ucapnya. "Ada sekutum bunga mawar untukmu. aku membelinya kemarin. saat melihat bunga ini, ingat wajahku ya!"ucap ali. Aku menerima bunganya. "Ya ali."jawabku.

Keesokan harinya, aku dan keluargaku pergi kerumah ali untuk mengucapkan salam terakhir. Saat aku melihat ali tersenyum kepadaku dengan mata berkaca-kaca, mataku ikut berkaca-kaca. Aku melihat tangannya yang memegang buku diaryku. dia memelukku erat. aku membalasnya. tangisan kami pun pecah.

Aku akan selalu mengingat kejadian itu selama hidupku.

Meet'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang