Pagi mulai menyongsong, Haneul dan Jiwon terlihat masih terlelap di bawah selimut. Haneul yang pertama kali membuka matanya. Ia melihat sekitarnya, sebuah pemandangan yang sangat asing. Seperti berada di hotel mewah. Perabotan yang sangat mahal, yang Haneul tidak pernah berpikir bisa membeli salah satunya saja. Cahaya matahari sedikit menembus sela-sela tirai. Ia merasakan sebuah tangan yang kekar, memeluknya dengan erat. Wajah nya yang tergambar dengan tegas serta kulitnya yang ternyata cukup tan. Mendengkur dengan pelan dan nafasnya mengisi jarak wajah Haneul dengannya.
Dengan kecepatan kilat, Ia tersadar dan mengingat apa yang terjadi semalam. Hampir saja Ia berteriak, namun Ia takut membangunkan pria yang masih terlelap di sebelahnya itu. Ingatannya tergambar dengan jelas dan Ia yakin ini bukan pemerkosaan. Ia mengangkat selimutnya sedikit dan melihat tubuhnya yang masih telanjang . Wajahnya memerah, namun Ia teringat bahwa Ia harus segera pergi.
Dengan berjingkat-jingkat dan m, Ia meninggalkan Jiwon dan memakai bajunya dengan cepat . Ia menulis kata 'maaf' di secarik kertas dan bergegas pergi meninggalkan rumah Jiwon. Kebetulan sekali ada taksi kosong sedang lewat. Haneul mencegat taksi itu dan pulang ke rumahnya.
Si bodoh Haneul, apa yang kau lakukan?! Haneul memukul kepalanya sendiri hingga supir taksi bertanya apakah Haneul baik-baik saja.
Sesampainya di rumah, Haneul segera mandi dan bersiap menuju kantor. Di cermin, Ia memandangi tubuhnya. Ia memandangi satu per satu tanda yang tertinggal di tubuhnya. Dengan cekatan, Ia menutup tanda itu dengan make up . Namun, setiap kali Ia menyentuh tanda yang ditinggalkan pria itu, tubuhnya seakan bereaksi. Reaksi yang sama dengan yang semalam. Perasaannya bercampur aduk. Ia merasa kotor, namun juga merasa bahagia. Ia hanya berharap pria itu tidak marah dan tidak akan bertemu dengannya di lain kesempatan.
Terlalu sibuk menutupi bekas di tubuhnya, Ia lupa merias dirinya sendiri. Alhasil, Haneul berangkat kerja tanpa make up sama sekali. Di tengah perjalanan, Ia teringat. Bahwa kejadian ini terjadi karena koleganya yang tak menepati janji. Atau, itu dirinya? Haneul berpikir keras , hingga tak sadar, Ia telah sampai di tempat kerjanya.
" Oi, Kang Haneul? Sayang sekali kau melewatkan semalam. Padahal kan , kau bintang utamanya! " Celetuk salah satu koleganya. Aku? Aku yang melewatkan? Batin Haneul marah.
" Iya, Haneul. Sepertinya kamu kemarin ke Maiden, sementara kita kan janjian di Maison. " Timpal Dami. Hahh? Jadi, semalam.. aku salah alamat?!
" Aku ingin mencarimu, tetapi kemarin aku melihat kamu pergi dengan pria keluar dari Maiden. Sepertinya kamu ingin merayakan ulang tahunmu dengan dia. Makanya aku tak jadi memanggilmu." Jelas Dami dengan pelan. Haneul melayangkan terima kasihnya lewat lirikan mata.
Haneul berjalan menuju meja kerjanya untuk bekerja dan mulai berkutat dengan komputer. Pekerjaan Haneul adalah mengelola data milik perusahaan. Istilah kerennya adalah data scientist. Namun, posisinya masih belum benar-benar di atas. Ia masih berada di bawah pemimpin divisinya. Namun, ruangan Haneul digabung dengan tim pemasaran karena dua divisi ini memiliki anggota paling sedikit.
" Sstt, tau nggak? Kantor cabang kita kedatangan pemimpin baru loh! Kau tahu kan, pemimpin tiap cabang terus bergulir tiap dekade? Kira-kira dia seperti apa ya? " Bisik salah satu koleganya, Raon. Haneul mendengar gossip mereka dan memutar bola matanya. Pasti mau dijilat ..
" Sepertinya pria tua deh. Tidak mungkin muda. Memangnya ada pemimpin muda di perusahaan kita? " Celetuk yang lainnya. Haneul hanya menggelengkan kepalanya pelan dan menyeruput cokelat panas buatannya . Hal seperti ini hanya Ia anggap hiburan, seperti menonton acara gossip.
Bertepatan dengan itu, pintu depan ruang divisi terbuka. Memperlihatkan pak kepala Jang bersama seorang pria, yang sepertinya seumuran dengannya. Menggunakan mantel yang panjang serta bermotif nyentrik. Rambutnya tertata rapih, namun tidak seperti model pekerja kantoran. Serta aroma pria kaya, imajinasi Haneul. Namun, bagi Haneul, wajahnya sangat familier. Seakan-akan baru bertemu kemarin hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
GORGEOUS : Eun Jiwon
FanfictionHaneul memperhatikan pria itu dari balik tirai kamarnya. Semuanya masih sama. Kemeja berlapis, mantel tebal dan nyentrik, celana kulit, serta sepatu boots. Tidak ada yang berubah, hanya satu yang berbeda. Adalah aku tidak ada dalam memorimu lagi. Ki...