Daran menatap gadis yang sedang telanjang di depannya. Meliuk-liuk dengan sebuah syal panjang berbulu. Gadis itu terlihat begitu menggoda dan binal, jauh dari citra publik figure sempurna yang selama ini ditonjolkan di depan masyarakat umum.
Mereka belum lama berkenalan, baru beberapa Minggu ini. Daran yang naksir pertama kali saat melihat gadis itu di sebuah acara peluncuran produk kosmetik. Ia datang ke acara itu sebagai tamu undangan, karena produk itu memang bagian dari perusahaannya. Siapa sangka, cintanya bersambut. Naura, begitu gadis itu dipanggil, adalah seorang artis dan selebgram terkenal dengan jutaan follower di media sosial. Gadis itu terkenal sopan, cantik, dengan citra gadis baik-baik. Ternyata, semua hanya kedok belaka. Di pertemuan pertama, saat Daran menciumnya, Naura tidak menolak. Pertemuan kedua, mereka menginap selama seminggu di apartemen gadis itu dan bercinta seperti dua orang yang kesurupan. Naura sangat jago dalam memuaskan hasrat laki-laki, Daran dibuat takluk padanya dan kini, hubungan mereka makin panas.
"Sini, Sayang. Ayo, jangan lama-lama narinya." Daran menarik tangan gadis itu dan mendudukkan di pangkuan. Tangannya meremas dada Naura yang menegang.
"Beberapa hari kamu nggak datang, ke mana saja?" bisik gadis itu sambil menggigiti telingannya.
"Sibuk, ada pertemuan keluarga besar. Kenapa?"
Naura meremas lembut kemaluan Daran yang menegang. "Nggak ada, kangen aja."
Daran mengernyit, merasakan hasratnya naik. "Kamu pasti membutuhkan sesuatu. Kalau nggak, tidak akan seganas ini."
"Ah, kamu tahu saja. Ada tas Hermes terbaru. Aku sukaa." Naura meniup telinga Daran. Menggesekkan tubuhnya pada laki-laki itu.
"Kita akan membelinya, besok."
"Janji?"
"Janji Apa, sih, yang nggak untuk kamu!"
Daran mendorong tubuh Naura ke atas meja, membalikan tubuh gadis itu dan memasukinya dari belakang. Ia bergerak cepat dan liar, makin menggila saat mendengar Naura berteriak. Sex adalah satu-satunya hal yang membuatnya bisa melupakan semua masalah. Bersetubuh dengan seorang wanita adalah pelampiasan yang paling sempurna.
Saat mencapai puncak, ia melenguh dan terduduk lemas. Menyarankan pada Naura untuk meminum pil, karena tidak ingin ada anak haram. Ia sangat berhati-hati dalam hal ini, karena bisa merusak semuanya. Selesai minum pil, Naura masuk ke kamar mandi dan mengguyur badan. Daran meraih rokok, membuka kaca dan merokok sambil bersandar pada jendela. Pikirannya tertuju pada rencana sang kakek yang ingin mengangkat penerus perusahaan. Ia menginginkan jabatan itu, karena saingan terberatnya, sepupu yang seumuran dengannya ternyata tidak menyukai kerja di perusahaan. Pada awalnya, ia mengira posisinya aman, siapa sangka justru rivalnya adalah papa sendiri.
"Sial!"
Daran memaki dan tersedak asap rokok. Ia harus tenang, tidak boleh terbawa amarah. Ia yakin, sang mama akan mendukungnya. Meski harus berseberangan dengan suami, tapi Amira akan memilih anaknya. Itu yang menjadi patokan Daran. Namun, makian terkahir dari sang mama masih terngiang sampai sekarang.
"Kalau kamu mau Kakek memilihmu, belajar dan kerja lebih keras. Bukannya malah buang-buang uang untuk wanita sialan!"
Seolah tersadarkan, Daran mematikan rokok. Meraih pakaiannya yang berserakan di lanate dan memakainya. Mengambil tas dan memeriksa kelengkapan isinya. Saat yakin tidak ada yang ketinggalan, ia buru-buru keluar. Meluncur turun dengan lift, Daran merasa sudah saatnya mengakhiri hubungan dengan Naura. Gadis itu terlalu materialistis dan ia tidak akan mengamburkan uang hanya untuk tidur semalam. Ia akan mencari gadis lain untuk diajak bercinta. Dengan tampangnya yang rupawan dan uangnya, pasti banyak yang bersedia. Tersenyum kecil, Daran melintasi lobi menuju parkiran mobil, mengabaikan ponselnya yang berdering dengan nama Naura tertera di layar. Mengingatkan diri sendiri harus memblokir nomor gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka (Wanita Simpanan)
RomanceKisah Luka, wanita simpanan yang terjebak dalam pusaran kehidupan para miliarder kaya.