Part1 Who is that girl ?

46 6 2
                                    

↓Happy Reading↓

Hari ini kebetulan San ada latihan sore dengan club basketnya, namun tampaknya ia lupa mengabari perihal tersebut. And than Arin pun dibuat kebingungan dengan keberadaan pria itu. Ia sudah mendatangi kelas San dan bertanya ke pada beberapa temannya yang masih berlalu lalang,namun cukup disayangkan tak ada satu pun yang memberi jawaban berarti. Ia semakin frustasi dibuatnya,sementara disisi lain Arin tak mungkin berani untuk pulang sendiri apalagi menggunakan kendaraan umum. Arin yang sedari kecil selalu diperlakukan keluarganya hidup tertutup membuatnya sulit untuk beradaptasi, bukan hanya itu ia sering kali mengalami ketakutan setiap kali akan mengambil sebuah langkah.

Bisa dikatakan Arin mulai tumbuh menjadi gadis yang sedikit manja, meskipun itu bukan atas dasar kemauannya sendiri. So seperti inilah pada akhirnya gadis itu tumbuh dengan penuh rasa ketakutan dan terus bergantung pada orang terdekatnya hingga beranjak dewasa. Yaa.. hal itu pula lah yang membuat san sampai saat ini sulit menemukan titik dimana ia dapat mulai belajar mencintai Sementara yang ia rasakan saat ini gadis itu menjadi terus bergantung padanya, meskipun ia sama sekali tak keberatan atas hal tersebut.

•••

Arin tak punya pilihan lain lagi, kini ia hanya terduduk malas di taman kampus sembari berharap san akan membalas pesan atau telfonnya.

"San... kamu dimana sih? kamu nggak tinggalin aku pulangkan...? " gerutunya cemas dengan sesekali menutup mukanya kasar dengan kedua telapak tangannya.

Hampir berjam jam ia termenung disini, jelas waktu terus berputar.Senja mulai datang tentu tak banyak lagi mahasiswa yang masih berlalu lalang. Ketakutan Arin semakin menjadi, ia bingung harus melakukan apa ia tak mungkin menghubungi appanya dalam keadaan seperti ini, yang ada San akan menerima omelan keras dari Appanya tersebut dan Arin tak ingin hal itu justru membuat San semakin sulit menerima kehadirannya.

"San... aku takut, hiksss... " isaknya pelan.

Namun kali ini sedikit celah dibalik kebuntuan datang padanya, Mingi menyadari keberadaan Arin dan menghampirinya, jangan tanyakan dari mana asalnya yang jelas Mingi lah setidaknya orang terdekat Arin saat ini selain San.

"Arin ah...? " panggilnya sedikit ragu karena gadis itu menyembunyikan wajahnya dibalik  rambutnya yang terurai.

Merasa namanya dipanggil Arin pun mendongak kearah sumber suara "Mingi..."

"Kau mengapa masih disini...?"

"Aku nunggu San tapi tak tau dimana,ponselnya juga tak bisa dihubungi... " jelasnya lirih.

Mingi langsung teringat akan sesuatu,Yaa...dia  sangat ingat jika mereka berdua baru saja selesai berlatih basket bersama clubnya.

"San tak bilang kalau hari ini ada latihan basket ?"

Arin hanya menggeleng tak tahu "Jadi San berlatih basket? "

Sementara Mingi yang melihatnya hanya dapat menghelai nafas panjang  melihat kecerobohan San tersebut. "Dasar pria bodoh"

"Pulang denganku saja, lagian ini juga udah petang..." Tawar mingi seakan tak ingin membiarkan gadis didepannya itu terus menunggu hingga larut malam.

"Tapi San...? "

"Aishh...Arin ah, berhenti lah memikirkan pria bodoh itu,pikirkan dirimu juga..."

"Mungkin dia juga sudah pulang..."tambah mingi

"Jinjja...?" Arin masih terlihat ragu dengan ucapan mingi,ia sangat yakin jika San tak akan membiarkanya pulang sendirian apalagi dengan cara menghilang seperti ini.

"Sudah lupakan saja, mari kita pulang..." Mingi yang mulai habis kesabaran pun langsung meraih tangan Arin agar mau mengikuti langkah kakinya,ia benar benar dibuat naik pitam dengan kelakukan teledor san kali ini.

Time Of Love (99 Liners Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang