Chapter 8.
GALANG PUTRA.(*)
Di kelas 12 ipa 2, Galang dan ke tiga sohibnya sedang asik bermain ponsel mereka, saat free class seperti ini adalah waktu terbaik untuk push rank. Begitu kata Lukas saat ketua kelas mereka mengumumkan jika guru yang mengajar biologi berhalangan hadir, karna tetangganya hajatan dan semua jalan di tutup termasuk pintu keluar rumahnya yang terhalang panggung dangdut.
"Gue udahan, ya." Pinta Galang. Ia memutar ponselnya ke posisi semula dan mengetik sesuatu disana.
"Yah elah lang, nanggung ini sekali lagi main, ayuk!" Ajak Yohanes.
"Udah. lu pada aja yang main, waktu gua main game udah abis."
"Sejak kapan lu ngasih waktu main game?" Cicit Hendrick. Galang hanya mengidikkan bahu.
Sementara di ponselnya..
Bocil
OnlineRin.?
Ha? Paan?
Lg dmn?
Wc, ngpa?
Earphone gua mna?
Di kelas.
Balikin mo gua pake.
Tar.
Skrng. Mo gua pake.
Budek mata lu? Gua lg di wc.
Sama metha?
Ga lh ngapain berdua"an ama dia di wc, mikir apa anj.
Ya kali lu lagi berak sekalian gibah.
G.
Yaudah mana earphone gua?!
Tar babi! Gua lagi di Wc bangsat.
Send a picture.Galang tertawa terbahak-bahak membaca balas chat dari Aerin dan foto yang dia kirim, foto selfie Aerin yang mengacungkan jari tengah. dan itu membuat teman teman Galang bergidik ngeri.
"Aman Lang?" Tanya Lukas.
"Aman aman." Jawab galang masih terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMBATAS [ DISCONTINUE ]
RandomKetika kepercayaan berubah menjadi kekecewaan, dan ketika rasa cinta berubah menjadi kebencian. Menjadi seorang pembenci, bukan keinginannya. Menjadikan orang terdekat asing baginya bukan kehendaknya. Tapi terlalu sulit untuk menerima, kenyataan b...