Chaeyoung berjongkok didepan rumah bercat abu-abu itu.
Jimin mengatakan itu tempat temannya, namun saat Chaeyoung akan ikut masuk kedalam Jimin melarangnya.
"Apanya 15 menit? Dasar omong kosong" kata Chaeyoung dengan mengorek tanah didepannya dengan ranting kayu.
"Berhenti menggerutu"
Chaeyoung mendongak, Jimin sudah berdiri disebelahnya.
"Ayo"
Chaeyoung berdiri dan mengikuti Jimin dari belakang. Mengikuti langkah kemana Jimin membawanya.
Jimin menoleh ke belelakang, "Kemarilah"
Jimin menarik tangan Chaeyoung membuatnya berjalan berdampingan.
Chaeyoung diam-diam melirik tangannya yang berada dalam genggaman Jimin. Sungguh sejak Jimin menjadi kekasihnya siang tadi tingkah Jimin benar-benar sangat manis.
Chaeyoung bahkan serasa kewalahan menghadapinya.
"Kita akan kemana?" tanya Chaeyoung.
"Motel"
Sontak Chaeyoung berhenti, "Hah?!"
Jimin ikut berhenti dan membalikan badannya. Lelaki itu tersenyum tipis melihat respon Chaeyong.
"Kemana arah pikiranmu, Chae-ah" kata Jimin dengan menyentil dahi Chaeyoun.
Chayeoung mengusap dahinya, "Tidak ada"
"Hari sudah malam, kita harus beristirahat dahulu"
Benar juga.
"Um, Jimin-ah" panggil Chaeyoung.
Jimin menatap Chaeyoung menunggu perempuan itu melanjutakan perkatannya.
"Aku lapar, beri aku akan makan. Hehe"
Jimin sontak tertawa. Chaeyoung sangat menggemaskan.
Tangan Jimin membawa Chaeyoung untuk masuk dalam pelukannya, tangannya beralih menepuk pelan punggung kekasihnya, "Benar. Kenapa aku sampai lupa bahwa kekasihku kelaparan saat ini"
Chaeyoung mencebikan bibirnya, "Benar, kenapa kau bisa melupakan kondisi perutku. Itu sangat jahat"
Jimin melepaskan pelukannya, "Baiklah, apa yang ingin kau makan?"
"Kimchi"
Jimin mengangguk dan mereka melanjutkan perjalanannya.
.
.
.
Jimin membuka pintu motel setelah mereka menghabiskan porsi kimchi yang jauh dari kata porsi normal.
"Kenyang?" tanya Jimin.
Chaeyoung yang sudah lebih dulu merebahkan diri di tempat tidur mengangguk semangat, "Aku merasa sangat senang bisa memakan kimchi tanpa harus memikirkan berapa yang harus dibayar"
Jimin melepaskan hoodienya, menyisakan kaos putih polosnya.
Jimin memilih duduk disalah satu sofa kecil yang ada didalam motel. Chaeyoung duduk ditempat tidur dengan memeluk gulingnya.
Kenapa mereka satu kamar?
Jimin mengatakan lebih baik satu kamar untuk berjaga-jaga, bila terjadi sesuatu akan lebih mudah saat kabur.
"Jika aku mandi, apakah aku memiliki baju ganti?" tanya Chaeyoung.
"Tentu tidak" jawab Jimin tanpa ragu.