Chap 15

2.5K 280 18
                                    

Tanpa menjawab tawaran Jaemin, Jisung melangkah mendekat. Ekspresi datar nya mengubah pandangan Jaemin dalam sekejap. Jisung duduk di pinggir ranjang melihat luka Jaemin yang telah di perban.

Jaemin sangat suka mengintimidasi dan Jisung harus terbiasa untuk itu. Rambut panjangnya ia ikat acak lalu membuka perban Jaemin untuk melihat luka itu. Jaemin hanya melihat tanpa membuka mulut lagi, ia penasaran apa yang ingin dilakukan anak baru kemarin sore ini.

Jisung membersihkan luka Jaemin dan meniup pelan luka itu. Ia memang tidak tahu banyak tentang cara mengobati orang terlebih jika masih tradisional. Tetapi Jisung ingin bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat.

"Cepatlah sembuh, kak. Waktu berjalan dan aku belum belajar apapun dari kakak" Jisung berucap datar sembari mengganti perban Jaemin.

Saat Jaemin mengubah posisinya menjadi duduk tadi, Jisung melihat kalau luka itu kembali terbuka membuat darah sedikit keluar dan itu terlihat. Oleh karena itu Jisung mendekat, mengabaikan perasaan takutnya yang bercampur gugup saat Jaemin menawarinya hal yang ambigu.

Jaemin tersenyum tipis. Jisung mulai menunjukkan nilai-nilai Slytherin nya lagi. Itu berarti tugasnya sebagai partner untuk Jisung perlahan berhasil. Jujur saja Jaemin awalnya meragukan kalau Jisung adalah Slytherin terlebih jika mengingat Jisung adalah cucu Afrodit.

Afrodit sangat suka dilindungi dan cukup penakut namun hal itu bertentangan dengan nilai Slytherin yang suka menantang dan licik. Tetapi sepertinya itu menjadi perpaduan yang sempurna untuk Jisung. Lelaki manis yang masih terjebak di tubuh perempuan ini kadang sulit ditebak terkadang ia penakut dan polos membuat Jaemin sangat suka menggodanya namun juga terkadang ia misterius membuat Jaemin sulit membaca pikiran nya.

"Kau sempurna" puji Jaemin tanpa sadar.

Keduanya saling bertatapan. Ruangan yang hangat dan feromon yang bercampur membuat keduanya perlahan dekatkan wajah dan saling memejamkan mata.

Jaemin melepaskan ikatan rambut Jisung dan menahan tengkuknya untuk membawa ciumannya lebih dalam. Jisung menggeser duduknya sedikit saat Jaemin menarik pinggang nya lebih dekat. Lumatan lembut diselingi gigitan kecil memberi afeksi yang aneh namun mampu melumpuhkan kinerja otak.

Lidah Jaemin turun dari dagu ke leher Jisung, menyusuri dan bermain-main di daerah itu. Jisung mendongakkan kepala, menikmati setiap jejak-jejak yang Jaemin tinggalkan disana. Siapa sangka kedua cucu dari Dewa-Dewi yang sangat dipuja ini akan bertemu dan terhubung satu sama lain.

Jaemin ingin menandai tetapi ia sadar mereka masih belum terikat dalam hubungan apapun. Oleh karena itu ia hanya memberikan kecupan lembut di leher Jisung. Sederhana, namun hal itu dapat membuat alpha lain tidak akan menyentuh miliknya. Karena Jaemin sudah menyamarkan feromon Jisung dengan feromon miliknya.

Lenguhan kecil diiringi remasan di lengan jubah membuat Jaemin menghentikan aksinya. Ia menjauhkan wajah, menatap wajah Jisung yang memerah dengan bulir-bulir keringat di dahinya. Jisung membuka kelopak matanya pelan, menatap sayu ke arah Jaemin yang juga sedang menatapnya.

Keduanya saling bertatapan sebentar sebelum sama-sama membuang muka. Ada perasaan asing yang merasuki namun sama-sama diabaikan agar tidak terlihat aneh.

"Kita akan latihan besok, luka ku pasti akan sembuh dengan cepat karena sudah diobati seseorang yang spesial"

Manis tapi beracun. Jisung harus menutupi debaran jantung nya saat mendengar ucapan Jaemin.

"Hm" berdehem singkat sebagai jawaban, untuk menutupi rasa gugupnya.

Yang Jisung tahu Hades adalah Dewa paling ditakuti karena dia adalah Dewa kematian sekaligus Dewa yang paling kaya. Dan dia adalah Dewa yang paling setia karena hanya mempunyai satu pendamping yaitu Persefone si Dewi musim semi, keponakannya sendiri.

Saat melihat Jaemin, Jisung mempelajari satu hal yaitu mengapa Persefone yang semulanya benci pada pamannya itu -Hades- karena menculiknya untuk dinikahi tiba-tiba berubah jadi cinta. Karena Dewa kematian punya sisi romantis tersendiri yang seringkali orang lain abaikan dan jarang diperlihatkan namun akan ditunjukkan pada orang yang benar-benar ia cintai.

Tapi untuk cucu Hades ini, Jisung tidak yakin untuk bagian yang terakhir. Jaemin itu misterius, dan sangat sulit menyelami isi pikiran lelaki itu. Jaemin terkadang bisa sangat manis padanya namun kadang tidak peduli dan memperlakukannya tanpa rasa kejisungan alias Jisung jadi babu atau boneka nya.

"Aku pergi dulu" Jisung ingin bangkit berdiri namun Jaemin lebih dulu menahannya.

"Aku mau istirahat, tetap disini. Temani aku" Jaemin menggenggam tangan Jisung erat lalu kemudian berbaring dan memejamkan matanya.

Partner tapi rasa pacar. Jisung menatap Jaemin lama, mengusap lembut tangan Jaemin yang menggenggam tangan nya membuktikan kalau ia tetap di samping Jaemin. Menemani Jaemin sampai laki-laki itu benar-benar tertidur pulas.










Seorang lelaki tengah berdiri di balkon kamarnya, menunggu kedatangan mata-mata yang ia kirim untuk melihat-lihat keadaan di daerah lawan.

Wushhh!!

"Maaf membuat tuan menunggu lama" seorang lelaki dengan jubah asrama Slytherin berlutut memberi hormat.

"Katakan, bagaimana kabar yang kau dapatkan di wilayah werewolf?"

"Saya sudah mengetahui siapa orang yang kita cari hanya saja untuk mendekati nya saya perlu waktu karena cucu Hades itu selalu di dekatnya"

"Orang itu selalu menjadi penghalang besar bagi ku" lelaki itu berdecak tidak suka diakhir kalimatnya.

"Saya harap tuan mau memberi waktu lebih lama bagi saya karena sebentar lagi akan ada perlombaan tahunan di sekolah. Setelah perlombaan ini selesai maka tidak ada yang lagi yang menjaga cucu Afrodit itu"

"Baiklah aku akan memberi waktu lebih lama untuk mu tetapi ingat kau harus berhasil membawanya kemari karena kalau tidak, kau tahu hukuman apa yang menanti mu!"

Gulp!

"Ba-baik tuan saya mengerti. Saya harus kembali lagi kesana sebelum ada yang curiga"

Lelaki itu mengangguk sebagai jawaban. Melihat jawaban dari tuannya lelaki dengan jubah Slytherin itu bangkit dan terbang kembali ke sekolahnya.

"Tidak apa-apa menunggu lebih lama asalkan nantinya aku bisa menguasai wilayah werewolf dan membalas dendam kaum ku yang sudah dibantai oleh mereka" monolognya.

Lelaki itu mengepalkan tangannya kuat, masa lalu yang menyakitkan kembali membayanginya. Membuat amarah didalam diri meluap-luap, menunggu saat yang tepat untuk meledak.

"Bagaimanapun caranya kaum ku harus bisa mendapatkan darah dari cucu Afrodit itu. Dan setelah kami meminumnya maka saat itulah kehancuran werewolf ada di depan mata"









TBC..............................................

See you next chap...

Salam hangat dari Semenya Jisung

- Ria

Historia De Amor 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang