Δώδεκα | Gosip

39 14 16
                                    

Setelah pesta malam itu, bermunculan gosip di kalangan masyarakat tentang Evander yang memiliki kekasih padahal akan dijodohkan dengan Arienna. Saat itu, pesta diakhiri dengan pengumuman dari Raja Democles bahwa Elisium dan Elenio akan bergabung menjadi satu kekaisaran dan akan dipimpin oleh Evander, Putra Mahkota dari Elenio dengan Arienna sebagai ratunya.

Para tamu yang hadir pada pesta tersebut tentu memberi respon kurang setuju sebab sebagian besar dari mereka adalah bangsawan. Jika Elisium dan Elenio bergabung, mereka bisa saja kehilangan gelarnya.

Terlebih, Evander bukankah orang asli Elisium. Banyak warga Elisium yang masih tidak mengetahui sifat Evander sehingga mereka meragukan sosok pemuda itu untuk menjadi pemimpin negeri mereka.

Alento tentu paham betul soal ini. Karena itu sejak awal ia tak berfokus mengambil hati para rakyat, namun hati Democles.

Namun satu hal yang perlu diketahui, Alento terkadang menjadi gila manakala dirinya memiliki target. Kegilaannya ini nyaris melukai Arienna semalam. Entah bagaimana menjelaskannya, intinya pria itu menempatkan Arienna dalam bahaya lalu tiba-tiba datang dan menyelamatkan bak pangeran baik hati.

Arienna yang sadar bahwa itu merupakan strategi Alento yang sudah direncanakan untuk mengambil hati Democles lantas marah. Lalu pergi meninggalkan Alento begitu saja selepas pesta usai. Namun agaknya hal itu tidak membuat Alento menyesal sama sekali. Pemuda itu malah senyum-senyum sendiri karena berhasil membuat Democles berterima kasih atas perbuatannya yang menyelamatkan putri sulungnya.

Sementara Evander dan Edlynne? Ah, sepasang kekasih itu tidak peduli soal rumor yang beredar. Keduanya hanya merasa senang karena sudah bertemu dan menari bersama di lantai dansa.

Meski Evander berakhir dimarahi habis-habisan oleh ayahnya, pria itu acuh. Tak satu pun kata yang Arion lontarkan berhasil memasuki telinganya. Pikiran dan hatinya penuh oleh buncahan kesenangan semata.

Mirip seperti Edlynne yang diomeli kakaknya namun hanya terkekeh kecil.

"Kenapa kau sampai senekat itu?"

"Setidaknya kabari aku!"

"Kenapa kau tidak pernah memberi tahu apapun padaku? Tidak dengan kembalinya Tuanmu, tidak juga dengan pesta tadi? Sebenarnya kau masih menganggapku sebagai kakakmu atau tidak?"

Itu adalah kali pertama Edlynne melihat Revian mengomel panjang. Pikirnya, Revian hanya bisa berkata bijak dan memberi ulasan terhadap buku-buku yang dibacanya.

Malam itu nampaknya agak kacau, namun tidak bagi Edlynne dan Evander. Hari-hari yang dilalui kedua pribadi itu tiba-tiba terasa bak ditaburi bunga-bunga bermekaran. Mereka bahagia.

Namun andai mereka tau, semua masalah yang tidak mereka sangka akan datang perlahan-lahan menghampiri keduanya sebab apa yang terjadi di malam tersebut.





꒰  C h a m è n o s  ꒱




"Hari ini akan ada makan malam bersama keluarga kerajaan Elisium lagi?"

Evander mengulang pernyataan Damian dengan nada tanya. Diletakkannya pedang bermata tumpul tersebut kembali pada tempatnya, lalu menyeka keringat di dahinya sendiri.

"Ya, Yang Mulia. Makan malam kali ini untuk menyambut kepulangan Tuan Puteri Verona, Putri kedua Elisium yang baru menyelesaikan pendidikannya di luar negeri," perjelas Damian.

Evander menaikkan sebelah alisnya. "Putri Verona? Bukankah dia putri yang terkenal karena tingkahnya yang sembarangan?"

"Ya! Itu saya!"

𝐈𝐁𝐄𝐑𝐈𝐀: ChamènosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang