On playing
Andaikan Aku Punya Sayap - Raina & Rakana Hakim
• selamat membaca
• bila suka boleh meninggalkan jejak yaa/ini lagu anak favoritku setelah Bunda Piara
😊😊😊
Pelan, kaki yang malas melangkah terus menapaki lantai, meski tanpa alas. Mata yang belum terbuka lebar juga diusap agar lekas bangun. Berulang kali Niko menguap dan mendengkus, belum sepenuhnya siap menghadapi hari. Namun, ia ingat pesan Juan, untuk menyambut pagi saat sinar matahari telah memasuki kamarnya melalui celah gorden. Pengasuhnya itu berpesan, ia harus bergegas menghirup udara segar dan mendengar kicauan burung, sebelum hiruk-pikuk lalu lintas mengambil alih segalanya.
Belum sampai ke taman samping, Niko mendapati Juan tengah duduk di depan piano. Bingung, ia menggaruk dan memiringkan kepalanya. Anak itu berdiam cukup lama karena tidak ada bunyi apa pun yang Juan hasilkan. Lelaki itu justru menghabiskan waktunya dalam menatap ponsel yang entah menunjukkan apa. Lelah berdiri, Niko pun menghampiri dan duduk di kursi yang sama dengan Juan.
"Eh, udah bangun."
Tatapan Niko datar, belum antusias seperti biasanya. Ia benar-benar malas dan ingin kembali bergulat di balik selimut, melanjutkan mimpi yang ia sendiri lupa dengan jalan ceritanya. Anak itu lantas menyandarkan kepalanya pada bahu Juan dan menekan tuts piano secara asal.
"Mau main?" Juan bertanya sambil menata rambut Niko yang berdiri tak karuan.
"Kak Juan juga."
Anak itu meraih tangan Juan dan menuntunnya untuk ikut memainkan piano. Meski sumbang dan acak-acakan, mereka tak berhenti tersenyum, berusaha menikmati sentuhan antara jari-jemari dengan tuts hitam-putih yang menarik.
Juan memandangi Niko tanpa jeda. Senyumnya mengembang, hangat yang menjalar di hatinya tidak dapat dijelaskan. Sejak bangun dan usai beribadah, ia menyempatkan diri membuka tutorial belajar piano untuk pemula di YouTube. Berbagai channel ia selami hingga berhenti di satu akun yang dengan pelan dan gamblang mengajarkan satu per satu kunci. Namun, itu tidaklah mudah. Hampir dua jam ia berkutat di depan alat musik mahal itu dan belum mendapatkan apa-apa. Lelahnya terasa sia-sia sampai akhirnya Niko turun tangan seperti ini.
Asal-asalan dan cukup mengganggu, mungkin itu yang dipikirkan orang lain ketika mendengar dan melihat apa yang mereka lakukan. Namun, Juan tetap membiarkan Niko bersenang-senang dengan teman lamanya. Ia juga bisa berkenalan lebih dekat dan mendapat energi positif darinya. Perlahan, ia meraih ponsel dan mengabadikan momen tersebut lewat rekaman video.
"Niko mau ke taman!"
Lelah atau mungkin bosan, anak itu beranjak dan berlari keluar. Juan lekas mengantongi ponselnya dan mengikuti ke mana arah Niko berhenti. Ia kemudian duduk di rerumputan saat Niko mengambil selang dan berniat menyirami tanamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk the Line ✔
Teen FictionJuan tak lagi sekadar hidup setelah bertemu Niko, pengidap autisme yang baru kehilangan sosok ibunya. Hari-hari sebagai caregiver menuntunnya untuk mengenalkan dunia lama yang sempat terlupakan oleh anak itu. Melodi piano yang senada dengan perjalan...