12|Hubungan

678 110 9
                                    

Orang tua mana yang tidak akan merasa kecewa saat anaknya sendiri enggan memanggilnya?

---

Bosan, itulah yang dirasakan Giwang. Hanya berbaring dan menatap ruang rawatnya yang terlihat monoton karena didominasi cat warna putih

Bundanya disana namun sibuk dengan urusan kantornya, menatap laptop dan lembar lembar laporan yang lebih membosankan daripada soal ujian miliknya.

Tidak ada yang mengajaknya berbicara, sepertinya Giwang merindukan Theo. Karena hanya dia yang selalu mengajaknya berbicara.

Giwang menghela napas berat, Bundanya menoleh. "Kenapa? Haus?"

Giwang menggeleng, "Bosen"

"Nanti bunda ketemu dokter, biar bunda minta biar malam ini bisa pulang"

"Boleh bun? Akhirnya.." ucapnya kegirangan dan membuat Amina tersenyum tipis.

Terdengar suara ketukan pintu, Aldevan dan Igemi berjalan masuk.

"Halo bunda cantik" Sapa Aldevan

"Eh si ganteng, sama siapa ini?"

"Igemi bund, calon mantu"

"Oh ini calon mantu bunda, hebat juga anak bunda baru pindah sehari udah punya cewe aja"

"Biasalah bunda, orang tampan"

Dengan kepercayaan diri setinggi langit. Aldevan menyombongkan diri. Igemi berjabat tangan dengan Amina, "Nggak kok tante, masih temenan"

Amina tersenyum, "Yaudah pelan pelan aja lah ya, sana temani Giwang. Bunda keluar dulu ya"

Setelah Amina keluar, Aldevan dan Igemi mendekati Giwang diranjang.

"Gua bawa buah nih" ucap Igemi sambil meletakkannya di nakas

"Iya, makasih" jawab Giwang

"Mau gua kupasin? Ada apel sama pir, mau yang mana?"

"Apel"

Igemi lantas mengupas apel itu dan memotongnya menjadi lebih kecil. Aldevan hanya melihat dari sisi lain di ruangan itu.

"Lo kapan pulang?" tanya Aldevan

"Nanti malam, mungkin"

"Oh, pas banget. Kakak juga katanya pulang nanti malam"

"Kakak perempuan lo?"

"Iy- Kakak lo juga kali Wang"

Giwang tersenyum canggung. Apalagi ada Igemi yang mendengar obrolan mereka.

"Kak Sherine juga bakal lebih cinta sama lo dari pada sama gua, lihat aja besok kalo ketemu" ucap Aldevan

"Punya kakak kayaknya seru ya" Igemi ikut berbincang

"Ah, enggak! Bakal sering berantem sih, apalagi kalo kakaknya kak Sherine. Manusia setengah setan. Nyebelin banget"

"Mana boleh lo bilang kakak lo setengah setan, Aldevan!"
"Enak kalo punya kakak kan bisa dipalakin" Igemi

"Nah itu yang bikin dia setengah setan, pelitnya minta ampun"

Giwang tersenyum melihat wajah kesal Aldevan yang berdebat dengan Igemi, ngomong ngomong masalah itu sebenarnya Giwang juga penasaran bagaimana rasanya punya kakak perempuan.

Selama ini perempuan yang paling banyak berinteraksi dengannya hanya Amina. Giwang juga punya saudara perempuan, seperti Tita dan beberapa yang lebih tua darinya. Tapi mereka tinggal berbeda kota, disini hanya ada Giwang dan Amina.

Two Brothers : Escape Room Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang