Rizal menatap Anggi dan Gino yang tengah mengobati lukanya di dalam basecamp Batrex, jemarinya meremas kuat ponsel yang sedang di pegang lalu memasuki kamar dan memakai jaket nya, segera ia berjalan keluar dan menaiki motornya mengabaikan panggilan dan pertanyaan dari Anggi serta Gino
Ia memacu motornya dengan kecepatan penuh, meninggalkan Basecamp Batrex. Tian sudah keterlaluan dan ia akan menghadapinya sekarang juga
Beberapa menit ia sampai di sebuah gedung yang tua, tampak jauh dari jangkauan basecamp Batrex ia turun dan melihat ponselnya, tempat yang di sharelok Tian tidak salah disini
Rizal segera mengendap dan melihat keadaan sekitar tampak sepi, tak ada tanda-tanda orang disana ia melangkah lebih jauh dari motornya dan waspada terhadap keadaan sekitar
Menit berikutnya ia melihat Sigit yang sudah tak berdaya duduk berlutut menghadap Tian dan ketiga temannya, tidak ada Ikal disana.
"Tiaann!!!!" teriak Rizal membuat mereka menoleh, Tian menjauhkan kakinya dari lutut Sigit dan berdiri berjalan kearahnya
"Ketua lo udah datang tuh" seru Tian menendang Sigit yang kembali rubuh merintih kesakitan, Rizal segera menghampiri Sigit dan membantunya berdiri lalu menyuruhnya menunggu di motor
Rizal menghampiri Tian dan memberikan pukulan telak di perutnya membuat Tian terhuyung ketiga temannya segera menyerang Rizal mengeroyok nya
Beberapa menit kemudian, Rizal disibukan dengan menangkis serangan mereka, ia tidak lagi ragu melayang kan pukulan pada Tian dan kepada tiga temannya
Rizal berhasil merubuhkan ketiga temannya dan tersisa tinggal Tian yang di selimuti emosi karena ketiga temannya kabur begitu saja meninggalkan nya
"Balik woy!" teriak Tian dan menendang kursi reyot hingga patah berserakan ia menatap Rizal dengan tajam
"Sialan!" umpatnya dan segera menerjang Rizal membabi buta tanpa mempedulikan teman atau lawan ia ingin segera membuat Rizal rubuh dan menertawakannya
Rizal sengaja, membiarkan Tian puas mengenai dirinya berkali-kali. Ia ingin melihat sikap Tian yang sesungguhnya memang bukan tandingan yang biasa, dia begitu liar dan penuh awas
Rizal lengah dan terjatuh, Tian tersenyum senang dan menginjak lengannya dengan kuat membuat Rizal berteriak dan memukul-mukul kakinya
"Memohon Zal! Lo punya pilihan, nyawa lo atau pacar lo" Rizal menatapnya tajam, Tian tidak main-main ia mengeraskan pijakannya di lengan membuat Rizal kembali berteriak
Detik berikutnya, Tian jatuh terhuyung saat seseorang memukul punggungnya dan dengan patahan kaki kursi
"Sialan lo cupu!" seru Tian meraba punggung nya yang terasa sakit, ternyata bersumber dari Sigit yang dengan tangan gemetar memukulnya untuk menyelamatkan Rizal
Sigit yang sudah babak belur menatap Tian dengan was-was, dan membantu Rizal berdiri
"L-lo gakpapa?" tanya Sigit membuat Rizal mengangguk, Rizal segera mendorong Sigit menjauh saat Tian kembali bangkit dan menendangnya alhasil Rizal terkena tendangan itu membuat perutnya terasa ngilu dan mual
Rizal terhuyung dan menyentuh perutnya menatap Tian dengan tajam ia mengatur nafasnya dan segera menyerang Tian dengan seluruh kekuatan yang tersisa takkan ia biarkan Tian mengirimkan bogeman mentah lagi padanya
"Gue udah bilang! Jangan ganggu orang yang gak tau apa-apa!" desis Rizal dan menyerang Tian membuat cowok itu kewalahan dan tersudut ke tembok, keduanya saling mencengkeram erat, rahang yang mengeras, dan amarah yang meluap
Rizal menuntaskan serangannya membuat Tian merosot ke lantai yang kotor ia mengatur nafas yang memburu menahan rasa sakit di tubuhnya, ia mengerang saat Rizal menekan dadanya dengan kaki
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulkas Aktif《Completed》
Fiksi Umum『DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN! - Mengandung kata2 makian dan kasar - Harap bijak dalam membaca - Vote untuk saling menghargai - Komen agar makin akrab - Baperan gak usah baca -SEKIAN TERIMA GAJIH😘』 Remaja yang cuek dan masa bodo...