BAB 89

3.4K 343 34
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Pak Revan sedang duduk di sofa ruang tamu wajahnya terlihat menunjukkan ekspresi yang tidak enak di pandang. Pak Revan juga menggenggam sebuah buku kecil bahkan meremasnya kuat.

"Mas.. sabar ya mas.. namanya juga anak-anak.. biasa lah itu mas.. mas gak boleh ngamuk-ngamuk ya.. janji sama aku mas.. gak boleh ngamuk-ngamuk.." ujar Gita sambil mengusap dada bidang suaminya. Agar suaminya itu tidak emosi meledak-ledak tak tau arah.

"Assalammualaikum.." ujar Nala dan Nathan serentak.

"Waalaikumsalam.." jawab Gita sambil berjalan menyambut kedua anak kembarnya itu.

"Kalian dari mana saja? Kenapa baru pulang jam segini?" Tanya Gita.

"Maaf ma.." jawab Nala.

"Yauda masuk.." ujar Gita.

Nala masuk kerumah dengan perasaan yang biasa saja seperti biasanya. Namun saat melihat papanya sedang duduk di sofa dan hal itu tidak seperti biasanya. Membuat Nala kaget dan juga sedikit takut apakah papanya tau kalau hari ini ia tidak bersekolah tapi tidak langsung pulang kerumah.

"Ma.. kenapa papa duduk disitu? Biasanya papa jam segini kan uda tidur siang ma.." tanya Nala.

Gita tidak menjawab apa-apa lalu Nala langsung menghampiri pak Revan dan mencium tangan papanya itu.

"Nala.. papa mau bicara sama kamu.." ujar pak Revan.

Nala langsung menghentikan langkahnya sedangkan Nathan juga ikut-ikutan berhenti. Nathan berfikir papanya juga ingin berbicara padanya.

"Nathan.. kamu masuk ke kamar.."  ujar Pak Revan lagi.

Nathan memandang ke arahnya Gita karena bingung. Lalu Gita langsung mengisyaratkan agar putranya itu langsung masuk ke kamar.

"Papa mau bicara apa sama Nala? Kok cuma Nala doang pa.. kenapa Nathan engga.." tanya Nala.

"Kamu mau tau kenapa papa cuma mau bicara sama kamu Nala?" Jawab pak Revan.

Nala menjawab dengan menganggukkan kepalanya sambil menatap pak Revan dengan wajah pensaran.

"Tadi papa jemput kamu ke sekolah.. tapi papa gak liat siapa pun di sekolah.. bahkan satpam sekolah bilang kalau hari ini sekolah diliburkan.. kenapa kamu gak langsung pulang kerumah? Kenapa kamu baru pulang jam segini.. malah ini melebihi jam pulang sekolah kamu.. kemana aja kamu Nala.." ujar pak Revan.

"Itu pah.. Nala lupa kalau hari ini libur.. jadi Nala kerumah kak Bya.." jawab Nala ketakutan. Baru kali ini papanya terlihat marah dan beneran marah.

"Kalau memang gak sekolah kenapa gak telfon papa minta jemput.. kenapa malah pergi kerumah kak Bya.. kamu tau kan kak Bya hamil besar pasti repot.." ujar pak Revan.

"Engga kok pah.. engga gitu.. kak Bya malah asik nongkrong di warung sama kak Bagas juga sama kak Galang.. Nala sama Nathan juga di traktirin makan kok sama kak Bagas.." jawab Nala.

"Ohh... jadi kamu pulang telat begini karena ada Bagas.. pantesan ya..kalau cuma dirumah kakak ipar kamu selama setengah hari sanggup-sanggup aja.." ujar pak Revan yang mulai sarkas.

"Mas.. jangan gitu dong.. pelan-pelan, ini putri kamu loh.. bukan mahasiswi bimbingan kamu.." ujar Gita mencoba untuk menenangkan suaminya. Namun kesannya lebih ke menyindir suaminya sendiri yang suka galak dengan mahasiswinya.

"Eheemmm.. eheeemmm.."

Pak Revan hanya bisa berdehem mendengar sindiran keras dari istrinya.

"Papa kok ngomong gitu ya.. kok papa kayak tau sesuatu deh.." gumam Nala curiga. Namun tiba-tiba mata Nala tertuju kearah buku kecil yang dipegang oleh papanya itu.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang