Setelah masa-masa sulit untuk Sanzu akhirnya hari libur tiba, mengingat kondisinya belum terlalu membaik, dia tidak di izinkan kakaknya pergi nonton bersama Wakasa tapi sebagai gantinya dia boleh keluar rumah asal tidak keluar komplek. CK sama saja sebenarnya gak ada bedanya tapi apa daya dia harus nurut keinginan kakaknya, untung di kompleksnya ada taman jadi gak terlalu boring.
"Pingin keluar ke taman cari es krim." Ucap Sanzu yang lagi lihat setok es krim di kulkasnya itu-itu saja.
"Tapi kok mager pinginnya tamannya yang kesini." Ucapnya sambil menutup pintu kulkas dan setelah itu rebahan di lantai.
Sanzu yang merasa bimbang pun akhirnya memilih membuat vote dengan cara bilang pergi kagak dengan ke sepuluh jarinya, dan di akhir vote terucap kalimat kagak.
"Ah pergi saja deh gua, dari pada gak ada kerjaan." Sanzu pergi ke kamar mencari masker untuk dia kenakan tak lupa jaket, dia juga mengganti celana kolornya dengan celana jins pendek tak lupa sandal jepit.
***
Kondisi taman saat ini cukup ramai pasangan, mengingat ini adalah hari Minggu hari untuk mereka yang memiliki pasangan sedangkan untuk yang tidak memiliki pasangan hanya dia anggap numpang ataupun hiasan."Kayaknya gua salah taman deh." Sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal Sanzu melangkahkan pergi mencari tempat yang tepat meskipun terlihat hoax. Namun siapa sangka dia malah bertemu dengan Annabelle yang sedang membawa dua kantong plastik tapi anehnya dia kok sendiri gak sama sih jamet, apa mungkin jamet lagi jaga parkiran ditaman, atau.....
Entah apa yang ada di otak Sanzu namun pemuda bersurai broken heart itu seketika menutup mulut dan memilih berputar arah.
Merasa telah aman Sanzu mengambil langkah seribu tapi ternyata dia salah Ran telah berdiri tepat didepannya, ingat Sanzu prinsip hidupmu yang baru jika baik ku tidak di hargai makan jahat ku akan di segani, sedangkan prinsip lama hanya untuk Mikey semata, selama jalan masih ada kelokan maka kesempatan untuk nikung masih terbuka keren buat apa lurus sedang masih ada belokan.
Dengan tersenyum sinis Sanzu menunjukkan jari tengahnya.
"Fack you." Ucap Sanzu setelah itu pergi namun terhalang karena Ran memegang pergelangan tangannya.
"Aku kesini mau minta maaf, kata Rindou kau harus masuk ke rumah sakit gara-gara kami." Ucap Ran sambil memeluk Sanzu dengan lembut sementara yang dipeluk terus memberontak, jujur Sanzu masih shock atas kejadian yang dia terima akhir-akhir ini, bisa dibilang dia sedikit depresi.
"Kau tidak apa-apa Sanzu." Ran yang merasa tubuh Sanzu bergetar segera memegang kedua bahu pemuda itu dan menatap lekat manik matanya, yang dibahas senyum canggung Sanzu.
"Kalo gitu kita cari tempat duduk, dan setelah itu aku beliin kamu es krim." Pinta Ran yang sedang mencari tempat duduk yang nyaman, bersih serta jauh dari sinar matahari namun dekat dengan bunga-bunga yang indah, sedangkan Sanzu yang merasa Ran hanya membawanya muter-muter gak jelas Sanzu yang melihat kelakuan Ran hanya bisa menekan jidatnya, sumpah ini anak udah kayak orang gila baru deh dan akhirnya mereka duduk di gazebo dekat danau.
"Kamu suka es krim rasa apa?" Ucap Ran yang sedang celingak-celinguk mencari penjual es krim.
"Aku pingin rasa sabu, terus topingnya ganja dan jangan lupa ekstra morfin." Ucap Sanzu dengan entengnya.
"Emang ada es krim rasa seperti itu, terus yang jual berapa, pasti mahal ya soalnya aku cuma bawa uang lima belas ribu Yen saja." Terlihat Ran sedang garuk-garuk tengkuknya, dia bahkan terlihat seperti orang yang kebanyakan utang dan tekanan.
"Ya kagak lah, lagian siapa yang mau es krim gua kesini mau cari seblak." Ucap Sanzu lalu melangkah pergi menjauh dari Ran.
Ran yang melihat Sanzu menjauh memutuskan untuk mengekor pemuda itu, sambil tersenyum-senyum Ran mulai bercerita tentang masa lalunya, dia terus bicara padahal Sanzu, bahkan pemuda bersurai broken heart itu sampai bilang kalo Ran itu berisik udah mirip emak emak mau ketilang namun siapa sangka Ran malah membalas ucapan Sanzu dengan mencubit pipi Sanzu yang tertutup oleh masker sementara Sanzu hanya menatap shock kok bisa ini Annabelle jadi baik padahal kelakuannya udah mirip Mak lampir.
Seperti tidak ada bosannya Ran terus bercerita, dia tidak perduli walau Sanzu sudah memakai headset karena dia yakin Sanzu masih bisa mendengar apa yang dia ucapkan, sementara Sanzu udah benar-benar risih dengan kelakuan Ran dia tidak menyangka ternyata pemuda itu cukup cerewet ah rasanya ingin aku jahit itu mulut.
"Kau tau Sanzu aku dan Rindou bukanlah saudara kembar." Terlihat sorot mata Ran yang penuh dengan kesedihan, dia tidak berbohong akan ucapannya walau mereka terlihat kompak dan seumuran tapi kenapa Ran bilang kalo Rindou bukan saudara kembarnya.
"Hahaha kau bercanda kalian terlahir dihari yang sama dan juga jam yang sama." Sanzu tertawa terbahak-bahak sampai mengeluarkan air mata karena ini benar-benar lucu namun seketika tawanya berhenti saat sorot mata mereka bertemu, di situ Sanzu merasa bersalah ternyata Ran seperti mengatakan sebuah kebenaran.
Seketika atmosfer diantara mereka berubah, suasana yang tadinya mulai hangat kini berubah mendung lagi hening tak berpenghuni.
"Sanzu kok diam." Satu pertanyaan lolos dari mulut Ran yang langsung mendapat tatapan canggung Sanzu.
"Ran gimana kalo kamu mampir ke rumah gua." Ucap Sanzu yang langsung menarik pergelangan tangan Ran, sementara yang dipegang kini terlihat tersipu, wajahnya merah seperti kepiting rebus.
Saat seperkian detik waktu terasa berhenti, entah mengapa Ran merasa Sanzu jauh lebih cantik dari hari biasa walau wajah pemuda itu tertutup oleh masker, tanpa sadar tangan yang semula di genggaman Sanzu berubah ditarik Ran.
"Apa gak masalah." Jawab Ran yang tengah memandang wajah pria bersurai broken heart itu dengan intens terlihat senyum tulus terukur dari bibir Ran, Sanzu yang melihatnya merasa sebenarnya mereka tidak jahat tapi cuma salah jalan.
"Tentu lagi pula rumahku tidak jauh dari sini." Ucap Sanzu sambil berjalan satu langkah didepan Ran.
***
Di perjalanan menuju rumah Sanzu dan Ran tidak sengaja bertemu Mikey, lebih tepatnya sih Mikey yang tiba-tiba meluk Sanzu saat pemuda itu belok kebelokan menuju kerumahnya, hingga membuat Sanzu kaget tapi senang namun berbeda dengan Mikey yang terlihat kurang senang."Menjauh kau dari Haru Chan." Ucap Mikey yang langsung mendorong Ran menjauh beberapa langkah dari Sanzu.
Ran yang merasa terintimidasi langsung mengeluarkan tongkat legendanya kearah Mikey, dan mengeluarkan tatapan sadis.
"Terserah Sanzu mau bersama siapa itu bukan urusanmu." Setiap kata yang keluar dari mulut Ran seperti ada sebuah penekanan.
"Dia adikku." Jawab Mikey yang langsung menarik Sanzu menjauh dari Ran, sementara Ran hanya mengikuti mereka.
Sanzu yang merasa ada lingkaran hitam diantara mereka langsung berdiri di antara mereka berdua, dengan tersenyum dia menarik kedua tangan Ran dan Mikey.
"Aku yang mengundangnya." Ucap Sanzu. Langsung berjalan menuju ke kediamannya dengan diikuti Ran dan Mikey meskipun mereka masih saling tonjok menonjok sedang Sanzu hanya tersenyum saja.
Saat mereka sampai di depan rumah, ternyata dia sana sudah ada Takeomi yang terlihat membawa beberapa kantong makanan.
"Haru siapa dia kok kakak gak pernah melihatnya." Tanya Takeomi yang terlihat penasaran dengan sosok pria berkepang.
"Dia sales montir kak." Jawab asal Mikey sedang Ran yang mendengarnya langsung menatap pemuda itu dengan intimidasi sementara Sanzu hanya tertawa menanggapinya.
Sebenarnya aku bingung gimana cara membuat mereka akur.
Oke Chapter selanjutnya kita fokus sama Ran x Sanzu dulu Rindou lagi balik kampung.
Maaf jarang up aku lagi ada sedikit Kendal
Common and like aku tunggu
See y
KAMU SEDANG MEMBACA
can you love me sanzu (Ran x Sanzu x Rindou) End
Fiksi PenggemarSanzu sangat menyukai Mikey meskipun pemuda itu menyukai Draken, tapi disisi lain mucho menyukai pemuda bersurai broken white itu namun hal itu membuat sanzu bertemu Haitani bersaudara karena salah tebas. niat awalnya pemuda itu ingin membunuh mucho...