Aku pun turun kelantai bawah, menuju keluar untuk menunggu Kak Enro keluar. Tapi belum saja aku keluar,aku sudah diganggu oleh laki-laki yang aku tidak tahu siapa, sifat mereka membuat aku ketakutan. Kelihatannya mereka mabuk,mereka menarik-narik aku supaya ikut duduk dan ikut minum dengan mereka, aku berusaha menolak dan berhasil. Aku pun keluar, ternyata sudah magrib,akhirnya aku pun keluar walaupun banyak yang melihatku seperti orang aneh tapi aku tidak peduli menurutku mereka yang aneh dan gila. Aku pun duduk dibangku dekat taman dan bermain hp. Aku tidak bisa focus, karena memikirkan yang Kak Alex omongin, maksud dari Tasya "yang dulu" apa, apa firasat aku emang bener ya?,kalo jangan-jangan Kak Alex itu adalah saudara lama aku.
Tak lama, aku melihat Kak Enro pun keluar dengan tergesa-gesa. Dia pun menghampiriku. "Disini ternyata, aku cariin kemana-mana, panik tau" katanya sambal ngos-ngosan. "Hehe..maaf kak, soalnya aku ketakutan didalam sana, jadi mendingan aku diluar aja nunggu kakak." Kak Enro pun duduk disebelahku sambil minum, mungkin minuman yang dirumah Kak Alex tadi. "Oh, iya ada yang pengen kakak cerita sama kamu" kata kak Enro sambil menatapku serius tapi lembut. "Kenapa, kak?"
"Sebenarnya kakak ragu bilang ini ke kamu tapi kamu harus tau yang sebenarnya, kakak pengen kasih tau kalo Alex itu adalah saudara kamu,sya.." jelasnya gugup. Aku pun sedikit terkejut dengan ucapannya, tapi tidak aku kasih liat. "Kakak sebenarnya udah tau masa lalu Alex, karena Alex sahabat kakak dan kakak juga sahabatnya, kita gak pernah bocorin rahasia kita. Tapi, aku ngerasa kesian sama Alex, dulu dia itu anaknya baik, gak kayak anak nakal yang liar akan pertemanan yang gak baik-baik. Tapi semenjak orang tuanya cerai, dia berubah, dia jadi lebih suka ke luar sama temennya, ngerokok, bahkan dia pernah ikut tawuran." Aku pun mendengar cerita masa kelam Kak Alex, hatiku terasa sangat hancur, aku tidak nyangka bahwa perjalanan hidup Kak Alex ternyata gak baik-baik saja. Dia bahkan tidak mau cerita kepadaku dan dia menutupinya sendiri. Jujur mataku terasa panas, mulai berkaca-kaca, aku tidak tahan dengan ini semua.
Sampai tidak sadar, bahwa Kak Enro melihatku. Aku pun menghapus air mataku yang jatuh kepipiku, supaya kak Enro tidak bisa lihat. Kak Enro memegang tanganku, lalu dia menatapku dalam. "Tasya, kakak mau minta tolong sama kamu, kakak tolong sama kamu untuk bantu Alex dan buat dia jadi Alex yang baik dan jadi dia menjadi orang yang berguna. Awasi dia, marahin dia, peluk dia Ketika dia ada masalah. Dan kamu tahu, semenjak dia kenal sama kamu beberapa bulan lalu, dia udah sadar kalo kamu itu Tasya, saudara lamanya. Dia itu kangen sama kamu kalo kamu tahu, dia cerita semua tentang masa lalunya, kehilangan orang yang dia sayangi, orang yang selalu hibur dia Ketika lagi marah. Hati dia hancur, ketika kamu pindah mendadak, semenjak keluarganya berantakan dia kabur dan dia minta tinggal sama kakak. Tapi gak lama, mamanya telpon kakak, bahwa mamanya minta kakak untuk bawa pulang Alex ke rumah ortunya, tapi dia nolak. Karena kakak maksa, dia pun marah dan tinggal dengan temannya yang lain sekarang."
Aku pun mengangguk kepala, maksud dari mengerti dari ceritanya. Jujur dalam hati, aku juga kesian dengan Kak Enro, dia dijauhi oleh Kak Alex. Kak Enro itu orang yang baik, tapi dia terpaksa melakukan itu demi kak Alex agar berubah. "Ok,kak..aku mau bantu kak Alex, aku tulus juga kok bantunya. Jujur selama ini aku emang selalu kangen sama kak Alex, awalnya aku pikir selama ini kak Alex baik-baik aja, tapi ternyata kebalikannya. Hati aku sakit dengar kalo kak Alex juga pernah ikut tawuran." Jelasku dengan muka sedih "tapi karena aku peduli dengan kalian berdua, aku mau bantuin kak Alex supaya dia berubah menjadi Kak Alex yang aku kenal dulu." Ucapku yakin sambil tersenyum. Kak Enro pun tersenyum tulus ke arahku dan menganggukan kepala.
ALEX POV
Setelah gua ngobrol dengan Enro, gua kepikiran dengan Tasya yang sekarang, berada di tempat yang sama. Gua selalu kepikiran gimana kalo dia jauhin gua karena gua minum-minum kayak orang mabok, dan pesta-pesta. Gua pun berdiri dari sofa dan memutuskan untuk melihat ke arah jendela melihat keadaan dibawah. Gua bisa melihat Tasya yang sedang duduk ditaman depan rumah, gua tahu pasti dia ketakutan karena melihat banyak orang-orang dewasa yang minum-minum. Tak lama, gua bisa melihat Enro datang ke arahnya dengan tergesa-gesa. Gua melihat mereka cukup lama dan mereka ngobrol juga lumayan lama. Tapi tanpa sengaja, gua melihat Enro dan Tasya bergandengan tangan dan gua bisa melihat dari raut wajah Enro seperti menatap dalam ke arah Tasya. Dan melihat raut muka Tasya, dia seperti habis menangis,matanya sedikit sembap.
Apa yang terjadi sebenarnya?,.. apa yang diomongin oleh mereka berdua, Sampai Tasya bisa menangis seperti itu. Gua ingin turun, tapi gua sadar bahwa gua gak mau Tasya melihat kondisi gua, gua tahu dia pasti khawatir karena gua tiba-tiba hilang tanpa kabar dan udah enggak ketemu sama dia lagi. Tapi demi yang terbaik, gua gak mau dia masuk ke dalam masalah gua, gua gak mau dia yang ikut campur dan ikut tanggung jawab atas masalah gua skarang ini.
(demi apa Alek, lo sayang banget sama Tasya sampe jauhin diri supaya dia gak kena masalah lo.. ToT)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dont want to lose you
Teen FictionKalian tahu bagaimana rasanya ketika memiliki saudara laki-laki yang sudah aku anggap sebagai kakakku sudah membuat keluarganya hancur dan berantakan. Dia kabur, ikut tawuran, merokok sehingga sang ayah dan saudara keluarganya sudah dibuat khawatir...