• Aku dan Mesin Waktu •

29 12 4
                                    

»Bermain dengan mesin waktu memang menyenangkan, tapi risikonya juga sangat besar.«

◇■◇

Renata beranjak dari tempat tidurnya. Dengan terpaksa, ia harus terus menjalani hari-harinya walau tidak ada semangat sedikitpun.

Jam menunjukkan pukul enam lebih empat menit. Tiba-tiba ponsel Renata berbunyi, menandakan ada seseorang yang menghubunginya. Ada panggilan masuk dengan nama "Nenek" seakan menjadi alarm yang memaksa Renata untuk menjalankan aktivitasnya.

"Halo, Nek. Aku sekarang udah mau siap-siap pergi ke rumah Nenek. Udah dulu, ya." Tanpa menunggu respon di seberang sana, Renata cepat-cepat menutup panggilan telepon itu. Jika tidak, neneknya akan terus bertanya yang membuat Renata merasa jengkel.

Perjalanan tiga puluh menit cukup untuk sampai di rumah nenek. Seperti biasa, Renata memarkirkan motornya di depan rumah, tepat di bawah pohon rambutan yang sudah belasan tahun tidak kunjung berbuah.

Rumah nenek yang biasanya hangat dan sering dikunjungi anak kecil, entah mengapa hari ini sangat sepi. Halaman yang biasanya bersih, kini dipenuhi oleh dedaunan kering. Membuat Renata merasa bingung.

Renata mengetuk pintu, namun tidak ada seorang pun yang membukakan pintu yang dikunci itu. Kemudian ia teringat satu hal, bahwa neneknya sering menyimpan kunci rumah di bawah pot tanpa bunga.

Renata membuka sepatunya, dan segera masuk. Namun, ketika ia hendak duduk, tiba-tiba ia melihat sebuah jam tangan antik yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Jam tangannya antik banget. Dua puluh satu tahun aku hidup di dunia, baru tahu nenek punya jam tangan kayak gini." Renata segera mengambil dan mencobanya. Jam tangan itu sangat kontras di tangannya saat ia pakai.

Namun tiba-tiba, alam bawah sadar Renata membawanya ke suatu ruangan gelap. Ia hanya melihat sebuah kotak bersinar, dan segera menghampirinya. Dibukalah kotak itu, dan betapa terkejutnya ia saat melihat banyak angka angka keluar serta mengapung membuat ruangan gelap itu seketika menjadi terang.

"Pilihlah salah satu angka, dan sesuatu akan membawamu ke usia yang kamu pilih!"

Renata kaget dengan suara yang didengarnya. Ia tidak tahu dari mana datangnya suara itu. Namun, tangannya segera mengambil angka satu dan angka tujuh. Ia berharap keajaiban datang, dan sesuatu akan membawanya kepada usia tujuh belas tahun. Dengan begitu, sejenak ia tidak akan merasakan beban hidupnya yang kini terasa berat.

Renata membuka matanya. Tiba-tiba saja ia terbangun di atas tempat tidur berwarna biru muda. Ia segera mengingat-ngingat di mana dirinya sekarang. Dan apakah ia kembali ke umur tujuh belas tahun lagi?

Ia kemudian bercermin. Dan ... benar sekali, ia sekarang sudah berada di waktu empat tahun yang lalu.

"Aku tujuh belas tahun?" ujar Renata dengan sangat terkejut. Bagaimana tidak, seorang Renata yang sejak lama merindukan masa lalunya, kini bisa kembali ke sana.

"Ini bener aku, 'kan? Itu jam tangan beneran mesin waktu?" Masih belum percaya dengan semua ini, Renata hanya bisa meraba-raba wajahnya, dan melihat pantulan dirinya dari atas sampai bawah.

Pintu kamarnya tiba-tiba dibuka oleh seseorang yang dua tahun terakhir ini selalu ia rindukan. Ya, sosok ibu. Andaikan ia tahu dari dulu bahwa ada mesin waktu yang bisa membawanya ke usia berapa pun, ia akan menggunakan itu sejak dulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku dan Mesin WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang