"Mah, aku berangkat dulu ya," pamit Marvel sambil mencium tangan Liana.
Liana mengangguk. "Iya. Tapi kok gak mau sarapan dulu sih? Biasanya selalu sarapan," ucap Liana yang menyayangkan anaknya tidak sarapan terlebih dahulu. Padahal sarapan itu penting dan biasanya Marvel tidak pernah meninggalkan sarapan.
Marvel melirik Chifa yang sedang berdiri memandangnya dari kejauhan. Ia bergidik melihat gadis itu. Tak hanya kelakuannya yang aneh, penampilannya pun aneh dengan rambut yang masih acak-acakan. "Gak Mah. Nanti aku sarapan di kantor aja."
"Ya udah sana. Papah kamu pasti udah nunggu di mobil."
Akhirnya Marvel pun berangkat ke kantor ayahnya untuk mulai mengenal perusahaan ayahnya.
Di perjalanan, Marvel sudah melupakan Chifa dan kejadian tadi pagi. Mengapa? Karena baginya Chifa tidak penting sama sekali. Sekarang ia sedang sibuk membaca dokumen yang ayahnya berikan. Ia harus tahu detail perusahaan ayahnya.
"Kayaknya kamu gak sarapan karena ada pembantu baru ya?" Tiba-tiba Eddy membahas soal Chifa.
Marvel mengangkat kepala dari dokumen kemudian menatap ayahnya. "Enggak juga, Pah. Lagi males aja."
Eddy menatap putranya. "Tapi perhatiin, tadi pagi kamu gak turun ke meja makan. Terus pas mau berangkat lirik-lirik ke Chifa."
"Oh, jadi namanya Chifa," ucap Marvel yang akan mengingat nama wanita aneh itu.
"Tuh kan, nada bicara kamu kayak pengen tahu dari tadi," goda Eddy.
Marvel menggeleng sambil kembali fokus pada kertas yang ada di genggamannya. "Apaan sih, Pah. Kayak gak ada perempuan lain aja."
Mereka pun sampai di kantor. Gedung kantor LR Sky memiliki 20 lantai. Lantai 1 loby, lantai 2 restoran, lantai 3 sampai 5 Mall LR Sky, lantai 6 perpustakaan kantor, lantai 7 sampai 11 tempat kerja karyawan biasa, lantai 12 sampai 15 tempat kerja jajaran staf khusus, lantai 16 ditempatkan untuk beberapa ruang rapat, lantai 17 sampai 18 tempat kerja pejabat tinggi perusahaan, lantai 19 tempat kerja direktur utama, komisaris utama, dan CEO, dan terakhir lantai 20 tempat perjamuan tamu penting dan aula pesta perusahaan.
Perusahaan LR Sky telah berdiri sejak kakek buyutnya Eddy. Perusahaan yang bergerak di bidang bisnis internasional ini juga sudah maju sejak pertama kali. Ya, bisa dibilang Marvel sudah menjadi sultan sejak lahir.
"Selamat pagi, Pak Eddy, pak Marvel." Seorang pria yang seusia dengan Eddy menyambut Marvel dan Eddy di loby perusahaan.
Marvel menjabat tangan pria itu. "Selamat pagi juga, Pak Fahar."
"Selamat ya, Pak. Akhirnya Bapak bisa ikut ke perusahaan," ucap Fahar sambil tersenyum senang.
Kalau boleh pilih, aku juga ogah keles terjun ke dunia bisnis begini. Aku pengen kayak bang Iqbal, ngembangin usaha sendiri tanpa embel-embel pembisnis.
"Makasih, Pak," ucap Marvel dengan senyum yang menawan.
Pada jam berikutnya, berita anak pemilik LR Sky yang mulai ikut serta dalam urusan perusahaan pun menggemparkan kantor LR Sky.
Melihat Marvel di kantor memang bukan lagi hal baru. Pria berusia 26 tahun itu sudah beberapa kali ke kantor dan telah menjadi idola kantor. Akan tetapi karyawan dan orang-orang kantor geger karena Marvel langsung naik ke jabatan tertinggi yakni CEO. Mereka sedikit meragukan keputusan Eddy selaku pemilik sekaligus komisaris utama perusahaan karena Marvel belum memiliki pengalaman kerja. Marvel memang terkenal pintar dan cerdas, akan tetapi belum tentu bisa menerapkan ilmunya dengan pas saat terjun langsung ke dunia kerja.
Walaupun ada beberapa pihak yang keberatan, Eddy tetap memutuskan bahwa Marvel Gunawan adalah CEO baru perusahaan LR Sky. Dan keputusannya sudah final, tidak dapat diganggu gugat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembantu Sablengku
Romance"Sableng-sableng gini hanya untuk dirimu, Tuan!" Chifa. Stres, gila, gendeng, sableng, adalah predikat yang diberikan oleh Marvel untuk Chifa. Seorang crazy rich bertemu dengan seorang crazy maid. Baru kali ini Marvel bertemu dengan pembantu yang me...