43; Kau di Liang yang Satu, Ku di Sebelahmu

620 92 78
                                    

kalian harus banget baca chapter ini sambil dengerin lagu yang ada di multimedia!

lagu sampai jadi debu by Banda Neira.

enjoy!

ʕっ•ᴥ•ʔっ♡

Sudah 52 tahun pernikahan Jeka dan Yara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah 52 tahun pernikahan Jeka dan Yara.

Sudah 52 tahun mereka merasakan manis pahit pernikahan, manis pahit kehidupan, dan manis pahit menjadi orang tua. Selama itu pula mereka mencoba bertahan walau ada badai kecil maupun besar yang mencoba untuk meruntuhkan mereka dan membuat hubungan keduanya goyah. Namanya juga pernikahan, pasti ada banyak cobaan yang harus dilewati sepasang suami istri. Tinggal bagaimana menyikapinya saja, kalau bisa bertahan ya bisa sampai tua, kalau memilih untuk menyerah ya bubar.

Nyatanya, Jeka dan Yara memegang teguh janji yang sudah mereka buat sebelum pernikahan terlaksana, yaitu berjanji untuk selalu bersama dalam segala hal dan selalu mencintai sampai akhir hayat. Begitu juga Jeka yang selalu menepati janjinya untuk puas dan cukup dengan satu wanita saja di hidupnya, berakhir menjadikan dirinya pria beruntung yang bisa menghabiskan waktu dengan sosok wanita yang dicintainya, Yara Alohilani Arche.

"Mau kopi, pa?" Tanya Yara sembari berjalan dengan perlahan menuju Jeka yang sedang duduk di kursi goyang ruang tamu.

Usianya yang sudah hampir menginjak usia 70 tahun membuat Yara jadi kesusahan untuk berjalan, ada rasa berat di kakinya kalau dibuat berjalan, ya namanya juga sudah nenek nenek.

Jeka yang sedang dibalut pakaian hangat menggeleng, "Tidak. Kata Abel tidak boleh minum kopi lagi!"

Yara mendudukkan dirinya secara perlahan pula pada sofa di ruang tamu, menyalakan televisi dengan hati-hati karena genggaman tangannya yang sudah tak begitu kuat untuk menggenggam segala sesuatu, "Nonton apa ya sore-sore begini?"

"Berita saja," Sahut Jeka.

Yara menurut, memindah channel televisi ke sebuah saluran televisi nasional yang menayangkan berita.

"Harga cabai naik lagi, Bun?" Tanya Jeka.

"Iya. Minyak goreng juga naik, langka pula!" Jawab Yara, meraih sebuah toples berisikan kerupuk yang ada di atas meja, "Untung saja kita sudah jarang makan goreng-gorengan ya pa! Lagipula tidak sehat untuk manusia tua seperti kita terlalu banyak mengonsumsi makanan berminyak."

Jeka tiba-tiba terkekeh saat cucunya mendadak masuk ke dalam ingatan, "Abel pasti kewalahan itu karena minyak goreng harganya naik, Cello dan Killa suka sekali makan nugget dan sosis goreng!"

Yara ikutan tertawa, "Aduh, jadi rindu cucu-cucu ya pa? Kapan mereka mengunjungi kita?"

"Abel dan Altair masih sibuk mungkin, suami dan istri mereka juga, lagipula cucu-cucu kita masih sekolah loh!" Jawab Jeka, perlahan beranjak dari kursi goyang untuk duduk di sebelah istrinya.

✓ Mi CasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang